Berita Bontang Terkini
Masa Jabatan Walikota Bontang Neni Moerniaeni Resmi Berakhir, Berikut Catatan Prestasinya
Masa jabatan Walikota dan Wawali Bontang, Neni Moerniaeni-Basri Rase kini resmi berakhir sejak Selasa (23/3/2021).
Penulis: Ismail Usman |
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG- Masa jabatan Walikota dan Wawali Bontang, Neni Moerniaeni-Basri Rase kini resmi berakhir sejak Selasa (23/3/2021).
Di tahun 2016 lalu pasangan Neni - Basri ditetapkan secara resmi sebagai pemenang Pilkada Bontang 2016 silam.
Saat itu, Neni - Basri yang diusung lewat jalur independen itu berhasil menumbangkan rivalnya politiknya, Adi - Isro yang diusung dari koalisi gemuk.
Di awal periode kepemimpinan Neni - Basri tak berjalan mulus.
Baca juga: Pria di Bontang Berbuat Asusila terhadap Bocah di Bawah Umur selama 3 Tahun, Korban Diimingi Uang
Baca juga: Persiapan Pembelajaran Tatap Muka Juli 2021, 1.390 Guru di Bontang Bakal Divaksin Mulai Besok
Ia dihadapkan dengan persoalan defisit keuangan.
Bagaimana tidak, dari awalnya APBD Rp 1,9 triliun, seketika merosot hingga Rp 800 miliar.
Neni Moerniaeni pun menempuh langka awalnya dengan mengurangi sejumlah belanja modal, termasuk memangkas gaji para honorer.
Kendati ia lebih memilih memotong upah dibanding harus memutus kontrak kerja pegawai.
Di tangan dingin Neni, APDB Bontang berangsur pulih.
Di tahun ketiga, ia berhasil mengembalikan upah para pegawai yang setara dengan UMK.
Selain itu, sejak dilantik 2016 silam, alumnus Falkultas Kedoteran Universitas Hasanuddin Makassar ini banyak menoreh prestasi.
Salah satunya di dunia pendidikan, ada 38 ribu paket seragam sekolah gratis berhasil ia dibagikan di tahun kedua priodenya, tepatnya 2017 silam.
Namun program itu sempat terhenti pada tahun 2018, sebelum kembali dilanjutkan pada 2019 lalu.
Program tersebut ternyata mendapatkan apresiasi dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan menjadi salah satu dari 16 program yang mencuri perhatian Tjahjo Kumolo.
Perhatian khusus terhadap dunia pendidikan menjadi corong utama dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia yang memadai demi terciptanya generasi emas di Kota Bontang.
Selain itu, keberhasilan Neni menciptakan kondisi Kota Bontang yang ramah investasi pun berbuah hasil yang baik.
Alhasil, Neni Moerniaeni sukses menggaet sekaligus dua perusahaan yang mempu menyerap ribuan tenaga kerja, di antaranya, PLTU Teluk Kader kapasitas 2x100 megawatt yang mulai didirikan sejak 2018 lalu.
Berselang setahun berikutnya, giliran PT Energi Unggul Persada (EUP) yang kepincut.
Anak usaha milik gamacorp itu mendirikan pabrik pengolahan kelapa sawit di Bontang Lestari.
Sehingga penyerapan ribuan tenaga kerja berdampak pada penurunan jumlah penduduk miskin di Bontang.
Terbukti dari dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bontang, di awal 2016 jumlah warga miskin di Bontang mencapai 8.750 orang.
Baca juga: PPKM di Bulan Ramadhan, Pemkot Bontang Bolehkan Gelar Salat Tarawih dan Buka Puasa Bersama
Baca juga: Diklaim Berhasil Tekan Tren Kasus Covid-19, Wawali Bontang Basri Rase Kukuhkan 1.323 Relawan
Namun di penghujung masa jabatan Neni jumlahnya turun sekitar 1000 orang dengan persentase kemiskinan berhasil turun 1 digit menjadi 4,38 persen.
Tak sampai di situ, sejumlah program pengentasan kemiskinan memang getol dilaksanakan.
Diawali dari stimulan warga miskin, Neni - Basri memanfaatkan teknologi untuk mendata para warga kurang mampu.
Memanfaatkan aplikasi e-Warung, setiap Keluarga Miskin (Gakin) bisa menikmati subisidi bulanan seperti beras dan telur.
Selain itu, Neni juga melakukan penataan kampung kumuh di Selambai Lok Tuan melalui program KOTAKU tanpa menggunakan APBD Bontang.
Ditambah lagi, Neni juga berhasil membangun hunian bagi warga kurang mampu.
Ada 3 Rusunawa yang berhasil dibangunnya, di antaranya Rusunawa Api-api, Rusunawa Lok Tuan, dan Rusunawa Guntung.
Ketiga hunian itu diperuntukkan bagi warga Bontang yang belum memiliki rumah dengan tarif pembayaran rendah.
Namun di akhir jabatannya, Neni Moerniaeni kembali diuji.
Badai pandemi Covid-19 seakan menjadi penghambat dalam menuntaskan program-programnya.
Tetapi di tangan dingin perempuan ini, sebelum jabatanya berakhir secara resmi, Neni berhasil menekan angka penyebaran Virus Corona, serta getol melakukan pemulihan ekonomi yang diluluhlantahkan akibat pandemi Covid-19.
Penulis: Ismail Usman | Editor: Rahmad Taufiq