Ledakan di Gereja Katedral Makassar
Kalapas Klaim Narapidana Terorisme di Lapas Samarinda tak Lagi Terpapar Radikalisme
Seorang narapidana atau warga binaan pemasyarakatan tetap dipantau petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Samarinda.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Seorang narapidana atau warga binaan pemasyarakatan tetap dipantau petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, tak lagi terpapar faham radikalisme serta terlibat jaringan terorisme,
Termasuk berkoordinasi dengan Tim Detasemen Khusus Anti Teror 88 Mabes Polri.
Kebenaran mengenai adanya Napiter (Narapidana Terorisme) saat mengkonfirmasi Kepala Lapas Klas IIA Samarinda, Mohammad Ilham Agung Setyawan.
Baca juga: Paket Ganja 1 Kilogram Gagal Edar di Samarinda, Barang Dikirim Lewat Jasa Ekspedisi dari Sumatera
Baca juga: TERUNGKAP Identitas Pelaku Bom Gereja Katedral Makassar, Rupanya Suami Istri & Baru 6 Bulan Menikah
Bertanya mengenai kasus, Kalapas menjelaskan bahwa sang narapidana berkaitan dengan kakak iparnya.
"Itu kasusnya dia terkait abang iparnya, cuman menyetok buku perpustakaan dikasih buku-buku terkait jaringan teroris, ya lewat internet. Jadi ya tersangkut," sebutnya, Senin (29/3/2021).
Ilham, sapaan akrabnya, juga menyampaikan bahwa warga binaannya yang tersangkut kasus terorisme ini sudah tak lagi terpapar faham radikalisme.
Dan sudah melalui berbagai pembinaan dari instansi terkait maupun jajarannya.
Baca juga: Digeledah Tim Gegana Pakai Robot Penjinak, Video Penampakan Rumah Terduga Pelaku Bom Gereja Makassar
"Ini yang sudah hijau statusnya. Kemarin, waktu ada program setia NKRI. Terus ini, sudah kerjasama dengan MUI dan Kementerian Agama (Kemenag)," ungkapnya.
Dilanjutkannya bahwa interaksi dengan dunia luar sangatlah terbatas bagi narapidana terorisme yang menjalani sisa masa hukumannya, termasuk pengamanan serta aktivitasnnya ditempatkan di sel blok khusus.
"Namun ini masih dipantau juga oleh Densus 88. Ditingkatkan pemantauan kepada beliau, tapikan mereka berhubungan dengan luar sangat terbatas, ada perwakilan untuk berinteraksi, jadi mereka sangat terpantau," jelas Ilham.
Adanya Napiter yang menghuni Lapas Samarinda tentu juga ditingkatkan pengamanannya.
Walaupun seorang diri dan tidak bergabung dengan warga binaan yang lain diblok sama, namun pengawasan tak lepas dari berbagai sisi.
Untuk penanganan juga khusus serta tersendiri.
"Masuk baru beberapa bulan lalu, kalau tidak Desember 2020-Januari 2021. Ini merupakan warga binaan dari Polda Metro Jaya, Jakarta. Jadi dia (napiter) status SDP-nya itu di Rutan Gunung Sindur, namun bukti fisiknya di Polda Metro," ujar Ilham.
Penahanan terpisah ini tentunya berdasarkan agar tidak terdeteksi oleh jaringan yang lama karena yang bersangkutan statusnya sudah hijau atau tidak lagi terpapar radikalisme, terorisme dan segala bentuk yang berkaitan dengan aktivitas teror.
Dia pun meminta maaf ketika napiter binaannya ini tak bisa diekspos secara menyeluruh terkait jaringan apa, aksinya dimana dan teror seperti apa yang dilaksanakan oleh jaringannnya.
Lantaran sangatlah riskan untuk di publish. Karena pemberitaan yang muncul, akhirnya menjadikan bumerang untuk jajarannya instansi terkait, dan menjadi informasi penting bagi jaringan teroris yang pernah merekrutnya.
"Satu orang namun untuk kasus teroris ini agak riskan untuk di publish, apalagi ini sudah hijau. Kita takutkan mereka dicari oleh jaringannya. Jadi dia ini diawasi dengan ketat. Apalagi setelah ada kejadian di Makassar, Sulsel," pungkas Ilham.
MUI Kaltim Imbau Seluruh Umat Beragama
Majelis Ulama Indonesia Kalimantan Timur (Kaltim) mengutuk insiden pengeboman di Kota Makassar, Minggu (28/3/2021).
Ketua MUI Kaltim Muhammad Rasyid mengimbau kepada masyarakat jangan sampai terprovokasi atas aksi tersebut.
Menurutnya, aksi tersebut hanya merupakan ulah oknum yang mengaku dari kalangan atau kelompok tertentu.
Maka itu, ia mengimbau kepada seluruh umat beragama untuk tetap bersatu atas insiden di Gereja Katedral Makassar itu.
Baca juga: Update Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar, Kondisi Sosok Pemberani yang Halangi Teroris Masuk
Baca juga: Ada Bom Bunuh Diri di Makassar, Polda Kaltim Siagakan Jajaran dan Tingkatkan Patroli
"Untuk itu, kami imbau ke masyarakat jangan terpancing atas provokasi tersebut. Sekaligus kami ingatkan agar seluruh umat beragama tetap bersatu," ucap Muhammad Rasyid.
Ia berharap pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk bergerak bersama dan saling mengimbau kepada masyarakat dengan tujuan meredam provokasi yang terjadi pasca insiden tersebut.
Sementara itu Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengutuk keras aksi tersebut.
Gubernur Kaltim Isran Noor melalui Sekdaprov Muhammad Sa'bani mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi atas aksi tersebut.
Ia pun turut mengucapkan belasungkawa atas insiden tersebut.
"Siapapun yang melakukan itu tidak benar dari segi manapun," ucap Muhammad Sa'bani melalui sambungan telepon.
Baca juga: Pelaku Bom Gereja Katedral Makassar, Polisi Sebut Dua Orang Laki-laki, Update Jumlah Korban
Baca juga: Ledakan Bom Depan Gereja Katedral Makassar, Saksi: Pas Depan Katedral Langsung Meledak, Ngeri Sekali
Muhammad Sa'bani pun turut mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan foto ataupun video insiden tersebut.
Menurutnya dengan menyebar video tersebut justru semakin menambah pengaruh kepada dalang teror tersebut.
"Untuk itu saya imbau jangan sebar video ataupun foto insiden di masyarakat," kata Muhammad Sa'bani.
Berita Ledakan di Gereja Katedral Makassar
Penulis Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo