Virus Corona di Kaltim
Perkebunan Sawit di Kalimantan Timur jadi Sektor Terkuat Selama Covid-19 pada Tahun Lalu
Hanya saja beberapa sektor UMKM masih terus kuat terhadap gempuran pandemi Covid-19 tersebut
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Sektor UMKM menjadi sektor yang terdampak selama pandemi Covid-19.
Hanya saja beberapa sektor UMKM masih terus kuat terhadap gempuran pandemi Covid-19 tersebut.
Hal tersebut menjadi salah satu bahasan diskusi dalam webinar yang diselenggarakan Bank Indonesia Kalimantan Timur, Senin (29/3/2021) siang.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Kutim Mulai Melandai, 5 Kasus Baru Terkonfirmasi Positif
Baca juga: BI Kaltim Beber Faktor Vaksin Covid-19 Dorong Peningkatan Ekonomi di Kalimantan Timur
Dalam kesempatan tersebut Kepala Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik Yusniar Juliana menanyakan sektor UMKM mana yang paling berpengaruh.
Sebab, ia menilai sektor pertanian juga berpengaruh di tengah pandemi Covid-19.
Bahkan ia mencatat sektor pertanian lebih terdampak di Kalimantan Timur.
Menjawab pertanyaan tersebut, Kepala BI Wilayah Kaltim Tutuk Cahyono, Senin (29/3/2021) mengatakan tidak semua sektor pertanian UMKM yang berpengaruh.
Bahkan beberapa sektor pertanian seperti sawit menjadi salah satu sektor yang masih bertahan.
Bahkan harga jual sawit pun menurutnya masih tinggi. Namun sayang ia tidak menyebutkan berapa besar nilai Jual sawit per kilogramnya khususnya tahun 2020 sampai Maret 2021 ini.
Baca juga: NEWS VIDEO Pengantin Baru Langsung Disuntik Vaksin Covid-19, Masih Berpakaian Lengkap
Baca juga: Kepala Dinkes Balikpapan Sebut tak Ada Pantangan Bagi Pengantin Usai Divaksin Covid-19
"Kalau Kita bicara sawit saja tinggi model cakupan merata. Kita lihat se Kalimantan yang paling banyak diluar sawit di nilai tukar petani tetap bertahan termasuk peternakan," ucap Tutuk Cahyono.
Dalam kesempatan tersebut Ia mencatat pada bulan Februari terjadi beberapa produksi yang mengalami inflasi.
Untuk sektor produksi pangan, hotel dan pariwisata mengalami peningkatan Inflasi di dua Kota yaitu Samarinda dan Balikpapan.
Kedua daerah tersebut terjadi peningkatan inlfasi lebih dari satu persen. Untuk sektor pangan Samarinda mengalami inflasi sebesar 0,31 persen.
Sedangkan Kota Balikpapan mengalami inflasi yang tinggi sebesar 1,93 persen di sektor makanan, minuman dan tembakau.
Sedangkan indeks harga konsumen (IHK) kedua daerah itu juga mengalami kenaikan. Kota Samarinda mengalami kenaikan 0,47 persen. Sedangkan Balikpapan sekitar 0,25 persen.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Massal di Balikpapan Berlanjut, Sasar Ojol Hingga Pekerja Perhotelan