Teror di Mabes Polri
Baku Tembak Polisi dan Teroris Dekat Ruang Kerja Listyo Sigit, Penjagaan Terbaru di Mabes Polri
Baku tembak polisi dan teroris dekat ruang kerja Listyo Sigit Prabowo, penjagaan terbaru di Mabes Polri.
TRIBUNKALTIM.CO - Aksi teroris kian mengganas dan bahkan langsung menyerbu Mabes Polri.
Bahkan, baku tembak dikabarkan terjadi di dekat ruang kerja Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Diketahui, seorang teroris berhasil ditembak mati aparat Kepolisian.
Belum lama ini, jaringan Jamaah Ansharut Daulah menebar teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
Seorang terduga teroris tewas dalam baku tembak dengan polisi di Mabes Polri Jalan Trunojoyo Jakarta.
Lokasi baku tembak itu dilaporkan dekat dengan akses menuju ruang kerja Kapolri.
Baca juga: Temuan Atribut FPI di Kediaman Terduga Teroris Rekayasa Intelejen? Berkaitan Kematian 6 Laskar FPI
Baca juga: Apa itu JAD? Disebut Terkait Bom Bunuh Diri Makassar, Mata Najwa Malam Ini Bongkar Sepak Terjangnya
Penjagaan keamanan Mabes Polri langsung diperketat setelah insiden yang terjadi Rabu (31/3/2021) sore ini.
Polisi belum memberi keterangan resmi mengenai insiden tersebut.
Sejumlab wartawan yang meliput di lingkungan Mabes Polri sempat diminta menjauh sesaat setelah terjadi tembak menembak.
Diketahui, saat ini terduga teroris sudah dilumpuhkan oleh pihak Kepolisian.
Dikutip dari siaran langsung Kompas TV, jurnalis Kompas TV, Putri Oktaviani mengabarkan belum diketahui pasti baku tembak terjadi pada pukul berapa.
Namun, sekitar 16.30 WIB, beberapa rekan media yang sedang di sana, diperintahkan untuk menjauh dari Mabes Polri.
Sementara itu, jurnalis Kompas TV lainnya, Ferdiansyah Marlupi mengatakan, lokasi terduga teroris ini ditembak berdekatan dengan pintu masuk menuju ruang kerja Kapolri.
Yakni, pintu di bagian belakang Mabes Polri.
Penjagaan kawasan Mabes Polri pun diperketat.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari Polri terkait bagaimana terduga teroris bisa lolos masuk melewati penjagaan Mabes Polri.
Baca juga: Polisi Ungkap Peran 3 Wanita Dibalik Aksi Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar
Terkait FPI?
Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) enam anggota FPI menilai, temuan atribut Front Pembela Islam saat Densus 88 Antiteror Polri menggerebek terduga teroris di Jakarta dan Bekasi, adalah operasi intelijen.
"Semua itu adalah operasi intelijen," kata Abdullah.
Abdullah Hehamahua menyebut temuan atribut FPI di kediaman terduga teroris, hanyalah upaya rekayasa untuk mengalihkan perhatian terhadap kematian 6 laskar khusus FPI.
"Itu adalah operasi intelijen untuk mengalihkan perhatian terhadap TP3, mengalihkan perhatian terhadap HRS (Rizieq Shihab), maka ada bom."
"Coba anda perhatikan bom pagi, siang ditangkap."
"6 orang dibunuh (anggota FPI) sudah berapa bulan tidak tahu siapa pembunuhnya. Itu bukti operasi intelijen," ujarnya.
Abdullah Hehamahua mengklaim pihaknya sudah paham cara-cara intelijen beroperasi sejak zaman Orde Baru (Orba).
Menurutnya, hal-hal mengenai operasi intelijen itu secara gamblang telah diulas dalam sebuah buku karya Busyro Muqoddas.
"Kita sudah tahu itulah dari zaman masih Orba sampai sekarang."
"Kalau anda mau yakin, baca disertasi Dr Busyro Muqoddas tentang operasi Intelijen," tuturnya.
Marwan Batubara, juga anggota TP3, menyatakan tidak akan mengambil pusing soal temuan atribut FPI di kediaman terduga teroris di Jakarta dan Bekasi.
"Saya kira kita tidak terlalu ambil pusing dengan itu, karena kita tahu itu bagian dari rekayasa," cetusnya.
Marwan Batubara memilih fokus pada upaya penuntasan kasus pelanggaran HAM berat, dalam hal ini tewasnya 6 anggota FPI di KM 50 Tol Cikampek.
"Yang penting yang sangat mendesak adalah bahwa kita ingin menyatakan ini kepada Presiden, Pemerintah, DPR, ini adalah pelanggaran HAM berat."
"Karena itu prosesnya harus mengikuti UU Nomor 26/2000, bukan seperti yang sudah dilakukan oleh Komnas HAM, yang kami yakin ini juga adalah konspirasi dengan penguasa," tudingnya.
Temuan Densus 88
Sebelumnya, Polri mengamankan sejumlah barang bukti yang disita dalam penangkapan 4 terduga teroris di Jakarta dan Bekasi, Senin (29/3/2021).
Barang-barang bukti tersebut diperlihatkan dalam rilis di Gedung Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (29/3/2021).
Barang bukti yang mencolok adalah seragam berwarna hijau bertuliskan FPI, dan buku tebal berjudul FPI berjudul Amar Ma'ruf Nahi Munkar.
Polri juga menyita poster dengan gambar eks pentolan FPI Rizieq Shihab bertuliskan Tabligh Akbar Aksi Bela Islam, kalender, serta kaus yang berkaitan dengan reuni alumni 212.
Ada juga sejumlah barang-barang senjata tajam, kabel, rompi, hingga ponsel yang diduga terkait kasus terorisme.
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran membenarkan barang bukti tersebut terkait kegiatan penangkapan 4 terduga teroris di Jakarta dan Bekasi, Senin (29/3/2021).
Baca juga: TERBARU Tema Mata Najwa Rabu 31 Maret 2021 Live Streaming Trans7, Najwa Ulas Bom Bunuh Diri Makassar
"Satgas Wilayah Densus 88 DKI Jakarta bersama jajaran Reserse Kriminal Umum telah melakukan upaya penangkapan di dua tempat."
"Yang dari hasil upaya penangkapan itu telah ditangkap 4 orang," kata Irjen Fadil di Gedung Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (29/3/2021).
Lebih lanjut, Fadil menyampaikan pihaknya juga menemukan 5 bom aktif ketika menggeledah para terduga teroris tersebut.
"Dari penggeledahan itu ditemukan 5 bom aktif yang sudah dirakit dalam bentuk kaleng dalam bentuk TATP."
"Senyawa kimia yang mudah meledak dengan daya high explosive," ungkapnya. (*)