Kisruh Partai Demokrat
Demokrat KLB Ditolak Menkumham, Andi Mallarangeng Beri 3 Opsi ke Moeldoko, Eks Panglima TNI Ditipu
Partai Demokrat KLB ditolak Menkumham, Andi Mallarangeng beri 3 opsi ke Moeldoko, eks Panglima TNI ditipu
TRIBUNKALTIM.CO - Keputusan Menkumham Yasonna Laoly menolak permohonan Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang, masih jadi perbincangan.
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat versi Agus Harimurti Yudhoyono, Andi Mallarangeng pun angkat bicara.
Menurutnya, mantan Panglima TNI yang kini menjadi Kepala Kantor Staf Presiden ( KSP) Moeldoko telah ditipu.
Sebelumnya, Menkumhan Yasonna Laoly dan Menkopolhukam Mahfud MD mengumumkan keputusan Pemerintah terkait dualisme Partai Demokrat.
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng memberi tiga opsi untuk Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko.
Dilansir dari TribunWow.com, ketiga opsi itu berkaitan dengan langkah yang bakal ditempuh Moeldoko seusai Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa ( KLB) ditolak pemerintah.
Baca juga: RESMI Pemerintah Tolak Kepengurusan Partai Demokrat versi KLB, Bagaimana Nasib Moeldoko?
Baca juga: MOELDOKO Buka-bukaan, Terkuak Alasannya Tak Kabari Presiden Jokowi soal Polemik Partai Demokrat
Jika Partai Demokrat KLB tetap menggugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara ( PTUN), menurut Andi, itu justru akan merugikan sang kepala KSP.
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube tvOneNews, Kamis (1/4/2021).
"Kita kan belum tahu respons mereka bagaimana," kata Andi Mallarangeng.
"Bagi saya ada tiga opsi buat Pak Moeldoko CS, Pak Moeldoko bisa melihat 'Saya ditipu nih'."
Andi Mallarangeng menyebut, Moeldoko telah ditipu sejumlah pihak yang mengatasnamakan Partai Demokrat versi KLB.
Pasalnnya, menurut Andi Mallarangeng, Moeldoko hanya diberi janji-janji palsu.
"Waktu bertemu pasti disampaikan 'Kalau Pak Moeldoko maju pasti didukung kader Demokrat seluruh Indonesia'," ujar Andi.
"Kan ada yang bilang 360 DPC, ada 400 DPD, ternyata kan tidak, itu cuma angin surga, tipu-tipu ajalah."
Karena itu, Andi Mallarangeng menyarankan Moeldoko meninggalkan Partai Demokrat versi KLB.
Ia pun meminta Moeldoko fokus menjalankan tugas sebagai kepala KSP.
"Ini kesempatan Pak Moeldoko atur strategi, keluar dari partai abal-abal itu," jelasnya.
"Lalu dia berhenti, fokus menjalankan tugas sebagai KSP."
Untuk menghindari keributan serupa terjadi, Andi lantas menyarankan Moeldoko membentuk partai baru.
"Opsi kedua bikin partai baru."
"Kalau bikin partai baru tidak akan ada kegaduhan, tidak akan ada konflik."
"Masing-masing akan mengurus partainya."
Namun, Andi Mallarangeng juga tak keberatan jika Moeldoko memilih menggugat ke pengadilan.
Ia menilai, hal itu justru akan merugikan Moeldoko.
"Tapi kalau mau pakai jalan ke pengadilan, kita juga siap."
"Cuma dia menggali kuburannya sendiri lebih dalam lagi."
Baca juga: Kubu AHY Tak Terima, Moeldoko CS Mau Tertibkan Demokrat, Bereaksi Soal Putra SBY Sudah Demisioner
Ajakan Bergabung
Rachland Nashidik mengungkap undangan kepada Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko jika secara resmi ingin bergabung dengan Partai Demokrat.
Dilansir dari TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui akun Twitter resmi @RachlanNashidik, Rabu (31/3/2021).
Diketahui pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) menyatakan hasil kongres luar biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara tidak sah.
Dalam kongres tersebut, Moeldoko dipilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
Menanggapi pernyataan Kemenkumham, Rachland justru mengundang Moeldoko jika ingin bergabung di bawah kepemimpinan resmi Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Ia bahkan menawarkan jika Moeldoko berminat maju dalam bursa Pilkada Gubernur DKI Jakarta.
"Demokrat akan menerima dengan tangan terbuka bila KSP Moeldoko berkeinginan menjadi anggota Partai pimpinan Agus Yudhoyono," cuit Rachland Nashidik.
"Ketua Bapilu @Andiarief__ akan membantunya bila ia ingin maju berkompetisi secara sehat menjadi Cagub DKI dalam pilkada mendatang. You are warmly welcome!"
Sebelumnya ia juga meminta Moeldoko introspeksi diri karena dianggap telah memecah-belah Demokrat.
Hal itu dianggap sesuai dengan jiwa seorang mantan TNI.
"Saya sarankan Ketum abal abal Moeldoko insyaf dan introspeksi. Satu-satunya jalan untuk memperbaiki kehormatannya sendiri adalah dengan mengakui kesalahan, merangkul kembali etika keperwiraan prajurit TNI yang sempat ia buang, demi ambisi berkuasa yang menghalalkan semua cara."
Rachland juga bersyukur pemerintah mengesahkan KLB yang disebutnya tidak resmi.
Baca juga: Ada Dendam Lama Nazaruddin Pada SBY? Demokrat Kubu Moeldoko Beber Isu Koruptor Hambalang di Kubu AHY
"Hal yang paling melegakan dari penolakan pemerintah mengesahkan KLB abal-abal ini adalah ruang dan diskursus publik diselamatkan dari keniscayaan diisi oleh orang-orang yang tak sungkan menghina kecerdasan dan etika publik," tulis Rachland Nashidik.
Belum Satu Suara
Kementerian Hukum dan HAM menolak permohonan pengesahan hasil kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat.
Hencky Luntungan, salah satu penggagas KLB Partai Demokrat, memastikan akan melakukan upaya perlawanan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
"Iya kami akan maju terus, melawan di PTUN," kata Hencky melalui pesan singkat kepada Tribunnews, Rabu (31/3/2021).
Sementara, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat versi KLB Marzuki Alie, menyatakan pihaknya siap kalah.
"Kami sudah siapkan keterangan."
"Memang kami tahu, kami siap untuk kalah, pers rilisnya sudah ada," ujar Marzuki kepada wartawan, Rabu (31/3/2021).
Marzuki belum menjelaskan apakah kubu Moeldoko bakal melakukan gugatan ke pengadilan atau tidak.
"Ya kami nanti pelajari dulu," ucapnya.
(*)