Berita Nasional Terkini

Millenial Disasar Teroris jadi 'Pengantin', Politisi PDIP: Deradikalisasi Gagal, Anggaran Triliunan?

Millenial disasar teroris jadi 'Pengantin', politisi PDIP: deradikalisasi gagal, anggaran triliunan.

Kolase Tribunkaltim.co
Millenial disasar teroris jadi 'Pengantin', politisi PDIP: deradikalisasi gagal, anggaran triliunan. 

Aksi teror bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar dan baku tembak terduga teroris Mabes Polri punya kemiripan.

Salah satu pengamat Terorisme asal Universitas Indonesia (UI), Ridwan Habib bahkan menyebut Istana Negara harus waspada.

Pasalnya, potensi pelaku teror melancarkan serangan beruntun masih terbuka lebar.

Ya, hanya dalam kurun waktu 4 hari saja dua aksi teror bikon heboh masyarakat Indonesia.

Pertama aksi bom bunuh diri pasangan suami istri Muh Lukman HS/Lukman (26) dan Yogi Sahfitri Fortuna (YSF) alias Dewi di pintu gerbang masuk Gereja Katedral Makassar, Minggu 28 Maret 2021.

Kedua aksi teror ZA (26) yang nekat menerobos Mabes Polri, Rabu 31 Maret 2021.

Pada kedua aksi teror tersebut memiliki kemiripan, yakni merupakan aksi bunuh diri.

Kendati teror di Gereja Katedral Makassar menggunakan bom, sementara yang di Mabes Polri menggunakan senjata api.

Ya, pelaku teror yang juga mahasiswi berinisial ZA ini tinggal di Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.

Ia terlibat baku tembak dengan polisi, sebelum tewas dilumpuhkan di Mabes Polri.

Baca juga: TERKUAK Wasiat Teroris Sebelum Serang Mabes Polri di IG & WA, Kapolri Listyo Sigit: Ada Bendera ISIS

Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia, Ridwan Habib, berpendapat, aksi penyerangan di Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021) sore merupakan aksi bunuh diri.

Menurut Ridwan, pelaku penyerangan sadar akan risiko yang ia hadapi dengan menyerang kantor pusat kepolisian itu.

“Pertama ini jelas aksi istishad (bunuh diri) karena otomatis penyerang memahami risikonya ketika dia menyerang Mabes Polri,” ujar Ridwan kepada Kompas TV, Rabu.

Terduga teroris, ditambahkan Ridwan, secara psikologis telah siap untuk mati karena hanya bermodalkan senjata api ketika menyerang Mabes Polri.

“Apalagi dengan senjata api, maka risiko dia adalah mati. Karena itu kita meyakini, secara psikologis pelaku sudah mempersiapkan diri untuk mati,” tambah Ridwan seperti dikutip dari kompas.com.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved