Kisruh Partai Demokrat
Tak Disangka, Moeldoko Diajak Gabung Demokrat Kubu AHY, Nanti Dibantu Andi Arief Jadi Saingan Anies
Tak disangka, Moeldoko diajak gabung Partai Demokrat kubu AHY, nanti dibantu Andi Arief jadi saingan Anies Baswedan.
TRIBUNKALTIM.CO - Kisruh Partai Demokrat berakhir usai Menkumham Yasonna Laoly menolak permohonan yang diajukan kubu KLB Deli Serdang Moeldoko.
Usai kisruh tersebut, Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) mengungkapkan pihaknya akan menerima Moeldoko jika ingin bergabung secara resmi.
Bahkan, bisa saja Partai Demokrat mengusung eks Panglima TNI tersebut maju di Pilgub DKI bersaingan dengan petahana Anies Baswedan.
Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat, Rachland Nashidik.
Rachland Nashidik mengungkap undangan kepada Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko jika secara resmi ingin bergabung dengan Partai Demokrat.
Dilansir dari TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui akun Twitter resmi @RachlanNashidik, Rabu (31/3/2021).
Baca juga: RESMI Pemerintah Tolak Kepengurusan Partai Demokrat versi KLB, Bagaimana Nasib Moeldoko?
Baca juga: Kubu AHY Tak Terima, Moeldoko CS Mau Tertibkan Demokrat, Bereaksi Soal Putra SBY Sudah Demisioner
Diketahui pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) menyatakan hasil kongres luar biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara tidak sah.
Dalam kongres tersebut, Moeldoko dipilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
Menanggapi pernyataan Kemenkumham, Rachland justru mengundang Moeldoko jika ingin bergabung di bawah kepemimpinan resmi Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Ia bahkan menawarkan jika Moeldoko berminat maju dalam bursa Pilkada Gubernur DKI Jakarta.
"Demokrat akan menerima dengan tangan terbuka bila KSP Moeldoko berkeinginan menjadi anggota Partai pimpinan Agus Yudhoyono," cuit Rachland Nashidik.
"Ketua Bapilu @Andiarief__ akan membantunya bila ia ingin maju berkompetisi secara sehat menjadi Cagub DKI dalam pilkada mendatang. You are warmly welcome!"
Sebelumnya ia juga meminta Moeldoko introspeksi diri karena dianggap telah memecah-belah Demokrat.
Hal itu dianggap sesuai dengan jiwa seorang mantan TNI.
"Saya sarankan Ketum abal abal Moeldoko insyaf dan introspeksi. Satu-satunya jalan untuk memperbaiki kehormatannya sendiri adalah dengan mengakui kesalahan, merangkul kembali etika keperwiraan prajurit TNI yang sempat ia buang, demi ambisi berkuasa yang menghalalkan semua cara."