Berita Bulungan Terkini
Antrean Panjang di SPBU Sengkawit Tanjung Selor, Pertamina Klaim Itu Masih Hal yang Wajar
Antrean panjang truk dan pikap, kerap terjadi di sekitar SPBU di Jalan Sengkawit, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Antrean panjang truk dan pikap, kerap terjadi di sekitar SPBU di Jalan Sengkawit, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.
Menanggapi hal ini, pihak Pertamina melalui Sales Branch Manager Kaltim-Kaltara VI, Destra Rahmayadi mengatakan, antrean tersebut masih dalam hal wajar.
Mengingat sebelum melakukan pengisian bensin seperti Biosolar, pemilik kendaraan diharuskan melakukan pencatatan nomor polisi.
Baca juga: Pertamina MOR VI Dukung Penuh Rencana CSR Dipakai Bangun Rumah Layak Huni di Kaltim
Baca juga: Harga Baru BBM Dirilis Pertamina, Cek Harga Seluruh Daerah, Ada Kenaikan di Beberapa Wilayah?
Pihaknya menepis kendala penyaluran bensin Biosolar, yang menjadi penyebab adanya antrean. Hal tersebut ia ungkapkan saat dihubungi via pesan singkat kepada Tribunkaltim.co pada Senin (5/4/2021).
"Antrean itu wajar, berarti memang ada Biosolarnya. Karena untuk pembelian Biosolar ada kewajiban pencatatan Nopol sesuai aturan BPH Migas," ujar Sales Branch Manager Kaltim-Kaltara VI, Destra Rahmayadi.
"Jadi sebagian besar, agak antre karena itu, tapi untuk penyaluran tetap aman belum ada kendala," tambahnya.
Ditanyakan mengenai maraknya pengetap bensin, pihaknya mengatakan hanya melakukan pengawasan dalam proses penyaluran dari Depot menuju SPBU.
Adapun dalam proses pembelian ke konsumen, pengawasan yang dilakukan ialah dengan mencatatkan nomor polisi yang juga dipantau lewat kamera CCTV di SPBU.
"Pengawasan dari kami, itu dari penyaluran dari Depot hingga ke SPBU," katanya.
"Di SPBU salah satu caranya dengan melakukan pencatatan nomor polisi untuk setiap kendaraan yang mengisi Biosolar dan dapat dipantau melalui CCTV," tuturnya.
Sementara itu, pihak Disperindagkop Kabupaten Bulungan mengatakan, tidak memiliki regulasi yang mengatur bagi para pembeli bensin dalam jeriken di SPBU.
Selain itu, pihaknya juga tidak memiliki regulasi yang mengatur mengenai maraknya penjual bensin eceran dalam botol.
Baca juga: Pelengkap Ibu Kota Negara, Tol Balsam Balikpapan Samarinda Bakal Tersedia Masjid, SPBU, Gerai UMKM
"Tidak ada aturan untuk menjual dalam botol eceran, Pemkab tidak mengatur," ujar Kabid Perdagangan Disperindagkop Bulungan, Murtina kepada Tribunkaltim.co.
Diberitakan sebelumnya, salah seorang penjual bensin eceran dalam botol, mengaku mendapatkan pasokan Premium, dari daerah Sabanar Lama.
Adapun harga jual bensin Premium eceran, yang dibanderol sebesar Rp 10.000 per Liter itu, didasarkan pada harga pasaran yang ada di wilayah Kota Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan.
Tidak Bergantung Pengetap
Perdagangan bensin di dalam botol eceran di Tanjung Selor cukup marak.
Hal ini dapat dilihat, dari banyaknya kios atau warung yang menjual bensin botol eceran, baik jenis Premium ataupun Pertamax.
Salah seorang pedagang bensin eceran, Firman, mengaku, tidak mengambil bensin dari SPBU yang berada di Jalan Sengkawit.
Ataupun memebeli dari pengetap bensin, yang sering mengantre di SPBU Sengkawit.
Baca juga: Harga BBM Eceran Dijual Lebih Mahal di Bulungan, Ini Alasan Pemotor Tetap Beli
Baca juga: Harga Baru BBM Dirilis Pertamina, Cek Harga Seluruh Daerah, Ada Kenaikan di Beberapa Wilayah?
Melainkan telah memiliki pemasok bensin, yang berasal dari Sabanar Lama. Hal ini ia ungkapkan, saat ditemui di kiosnya di Jalan Semangka, Minggu (4/4/2021).
"Saya tidak antre di sana, tapi kalau saya ada yang bawakan dari Sabanar Lama," ujar Pedagang Bensin Eceran, Firman.
Dirinya tidak mengaku membeli bensin Premium dengan ukuran jeriken.
Baca juga: Pasokan Bensin di APMS Krayan Induk Nunukan Masih Nihil, Bangun Infrastruktur Tetap Lancar
Di mana tiap jerikan berisi 20 Liter, dibeli dengan harga Rp 150.000.
Adapun bensin Premium tersebut dijual kembali dalam botol eceran, seharga Rp 10.000 per liternya.
Ia mengatakan, menjual bensin dengan harga Rp 10.000 per liter, karena mengikuti harga pasaran di Tanjung Selor.
"Kalau beli bensin, biasanya 150,000 per jeriken, itu isi 20 Liter," katanya.
"Kalau kami biasa jualnya ecer saja, kami jual 10,000 satu botol, sama semua pasarannya segitu, kami ikuti saja arus," ucapnya.
Baca juga: Marak Pengetap di SPBU, Tren Modifikasi Tangki Motor Thunder, Bisa Tampung Bensin Hingga 30 Liter
Firman mengaku dalam sehari membeli empat sampai lima jeriken bensin Premium.
Di mana tiap harinya mampu menjual sebanyak tiga sampai empat jeriken.
"Sehari kadang beli lima, kadang empat, sehari paling habis tiga sampai empat, minimal dua jeriken," tuturnya.
Penulis Ilhami Fawdi | Editor: Budi Susilo