Berita Bontang Terkini
Guru Diminta Awasi Siswa tak Berkerumun Saat Pembelajaran Tatap Muka di Bontang
Wacana penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), yang digulirkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) disambut baik sejumlah sekolah di Bontang
Penulis: Ismail Usman | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG-Wacana penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), yang digulirkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) disambut baik sejumlah pihak sekolah di Bontang.
Salah satunya Wahyudi Untoro, Kepala Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Bontang.
Ia menuturkan, jika SD Muhammadiyah telah menyatakan kesiapannya menyambut rencana PTM yang digelar Juli 2021 nanti.
Perangkat pelaksanaan PTM pun telah rampung, mulai dari kesiapan protokol kesehatan hingga beberapa fasilitas penunjang lainnya.
Baca Juga: Tak Perlu Tunggu Juli, Mendikbud Nadiem Makarim Minta Pemda Kaltim Gelar Belajar Tatap Muka
Baca Juga: Jelang Pembelajaran Tatap Muka, Dinas Pendidikan Balikpapan Gelar Simulasi Usai Lebaran
"Semuanya sudah kami siapkan, prokesnya juga sudah lengkap," ujarnya, Senin (06/04/2021).
Selain itu, sejumlah guru juga akan didorong lebih aktif melakukan pengawasan terhadap murid, agar para siswa saat PTM tidak berkerumun.
Selain itu, tenaga pendidikan sekolah juga akan difungsikan untuk melakukan tugas pemeriksaan kesehatan dan suhu badan para siswa selama di lingkup sekolah.
"Kami sudah siap, prokes sudah lengkap. Guru-guru juga sudah komitmen melakukan pengawasan agar siswa tidak berkerumun di sekolah," bebernya.
Baca Juga: Disdikbud Bontang Batasi Sepekan 2 Kali Gelar Tatap Muka Tiap Kelas, Cek Jadwalnya
Dikonfirmasi terpisah, ungkapan sepaham itu juga dilontarkan Zaitun, Kepala Sekolah SD Negri 006 Bontang Selatan.
Ia juga menuturkan jika SD 006 telah menyiapkan perangkat prokes untuk menggelar PTM.
Meski begitu, ia mengaku masih punya rasa cemas untuk menerapkan PTM. Ketakutan terhadap bahaya Covid-19 balum dihilangkan dalam pikirannya.
"Kami sih siap saja kalau memang begitu intruksinya. Prokes juga telah kami siapkan sebelumnya. Tapi kalau boleh jujur si saya sebenarnya masih takut sama virus ini," bebernya.
Selain itu, ia juga beberkan jika rencana PTM Juli telah disosialisasikan ke para orangtua murid SD 006. Ada 50 persen orangtua telah merestui anaknya untuk megikuti PTM.
"Sudah kami inforkan. Alhamdulillah responya baik. Orangtua izinkan para anaknya ikut PTM," pungkasnya.
Tetap Standar Prokes
Sementara itu, skenario Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Bontang rencananya bakal menyesuaikan skema pelaksanaan ujian akhir tingkat SD yang digelar mulai Senin (5/4/2021) hingga 7 April 2021 mendatang.
Pelaksanaan ujian akhir sekolah tingkat SD ini digelar secara tatap muka dengan mengikuti standar protokol kesehatan.
"Ini bakal jadi percontohan nanti. Pengawasan prokesnya hampir sama. Menjaga jarak, menggunakan masker, cuci tangan serta beberapa lainnya," ujar Saparuddin, Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Disdikbud Bontang, Senin (5/4/2021).
Baca juga: NEWS VIDEO Ujian Akhir Tingkat SD Digelar Tatap Muka, SD Muhammadiyah Bontang Perketat Prokes
Baca juga: Ujian Akhir SD Digelar Luring, SD Muhammadiyah Bontang Perketat Prokes, Siswa Masker dan Cuci Tangan
Pelaksanaan PTM nanti, kemungkinan akan dilakukan secara berangsur.
Sesuai intruksi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pelaksanaan PTM yang digelar Juli nanti akan memprioritaskan sekolah tingkat bawah, seperti PAUD, TK, dan SD.
Sebab kelompok ini dinilai sulit melaksanakan pembalajaran secara daring selama ini.
"Tidak langsung semua. Intruksi Kementerian dari sekolah tingkat bawah. Setalah itu nanti SMP," beber Saparuddin.
Jadwal pelaksanaan PTM digelar pun tak sama dengan sekolah seperti biasanya, rencananya bakal digelar secara bergiliran setiap kelas masing-masing sekolah.
Setiap kelas mengikuti PTM hanya dua hari dalam sepekan, misalnya, kelas 5 dan 7 akan melakukan PTM hanya hari Senin dan Rabu.
Sedangkan Selasa dan Kamis itu kelas 3 dan 4. Serta terakhir, jadwal PTM untuk kelas 1 dilaksanakan di hari Jumat dan Sabtu.
Saparuddin mengatakan, kelas 1 itu sengaja di akhir lantaran dianggap pembelajarannya paling ringan sehingga dijadwal PTM-nya yang mendakati hari libur.
"Sengaja kami kasih kelas 1 di Jumat dan Sabtu, karena dalam dunia pendidikan itu dianggap Jumat itu hari keramat sedangkan Sabtu itu krusial sebab dekat dengan hari libur. Selain itu juga pembelajaran juga tidak terlalu berat," terang Saparuddin.
Namun ia menambahkan, sebelum pelaksanaan PTM ini, pemerintah perlu memastikan seluruh guru telah mendapat suntikan vaksin sinovac.
"Tapi sebelum PTM itu kami gelar. Kami pastikan dulu seluruh guru sudah disuntik vaksin sinovac," ucapnya.