Kisruh Partai Demokrat
Kubu Moeldoko Minta SBY Buat Partai Baru, Demokrat Kubu AHY: KLB Abal-abal Terpapar Virus Halusinasi
Partai Demokrat kubu Moeldoko minta Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) buat partai baru, Demokrat kubu AHY: KLB abal-abal terpapar virus halusinasi.
TRIBUNKALTIM.CO - Terbaru Partai Demokrat kubu Moeldoko minta Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) buat partai baru.
Hal itu kontan langsung mendapat respon balik dari kubu AHY ( Agus Harimurti Yudhoyono).
Ya, Deputi Badan Pemenangan Pemilu ( Bappilu) Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengungkapkan bahwa kubu Moeldoko selalu membuat sensasi.
Bahkan ia menyebut kubu Moledoko ALB bodong alias abal-abal telah terpapar virus halusinasi.
Mereka tak bisa membedakan mana kenyataan dan khayalan.
Pasca pemerintah menolak mengesahkan kepengurusan Partai Demokrat versi KLB, yang mejadikan KSP Moledoko sebagai Ketua Umum.
Baca juga: TERKUAK Alasan Menteri Jokowi Gondok Sama Partai Demokrat Kubu AHY, Urus Parpol Seperti Anak Kecil?
Padahal, Kementerian Hukum dan HAM telah menolak hasil penyelenggaraan Kongres Luar Biasa ( KLB) Sibolangit.
"Gerombolan KLB abal-abal pasca penolakan pengesahan hasil KLB oleh Menkumham terus menerus membuat sensasi untuk mencari perhatian. Memutarbalikkan fakta seolah memiliki legal standing dan legitimasi atas apa yang disampaikannya," kata Kamhar kepada wartawan, Selasa (6/4/2021).
Kamhar juga menyinggung soal status Rahmad yang tak memiliki hak bicara setelah mundur dari keanggotaan Partai Demokrat sejak 2013 lalu.
Apalagi setelah penolakan pengesahan hasil KLB, menurut Kamhar kubu KLB selalu membuat pernyataan yang justru mempermalukan mereka sendiri.
"Mungkin ini yang dimaksud Razman, gerombolan KLB abal-abal banyak yang terpapar virus halusinasi. Tak bisa membedakan khayalannya dengan kenyataan," ujarnya.
Baca juga: Balasan Partai Demokrat Versi KLB, Tawarkan AHY Maju Pilgub DKI Jakarta, Kubu Moeldoko Cuci Tangan?
Menteri Yasonna Laoly Gondok dengan Kubu AHY
Terkuak alasan Menteri Jokowi gondok sama Partai Demokrat kubu AHY ( Agus Harimurti Yudhoyono).
Ya, Menteri Hukum dan HAM ( Menkumham), Yasonna Laoly secara terang-terangan mengaku dongkol dengan Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY).
Sebelum dirinya menolak Partai Demokrat versi KLB ( Kongres Luar Biasa), Yasonna jadi bulan-bulanan kubu AHY.
Lantaran dituding kongkalikong dengan Moeldoko, Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB.
Tak ada sabar, Yasonna mengungkapkan perasaannya dengan gamblang kepada Karni Ilyas di platform YouTube belum lama ini.
Bahkan Yasonna menyebut kubu AHY bukan seperti orang dewasa atau bisa dikatakan seperti anak kecil mengelola partai sebesar Demokrat.
Baca juga: Balasan Partai Demokrat Versi KLB, Tawarkan AHY Maju Pilgub DKI Jakarta, Kubu Moeldoko Cuci Tangan?
Betapa tidak, Yasonna menerima berbagai tudingan dari kubu AHY karena dianggap berpihak kepada Partai Demokrat kubu Moeldoko.
Padahal, Yasonna dalam keputusannya menolak permohonan kepengurusan Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa ( KLB) Deli Serdang pimpinan Moeldoko.
Demikian Yasonna menyatakan kedongkolannya tersebut saat diwawancara oleh wartawan senior Karni Ilyas.
Dalam wawancara tersebut, Karni Ilyas semula menyinggung soal dualisme kepemimpinan Partai Demokrat.
Karni mengatakan, banyak pihak semula menduga Yasonna Laoly akan mengesahkan kepengurusan Partai Demokrat kubu Moeldoko.
"Banyak orang sebelumnya mengira dalam kisruh Partai Demokrat yang akan menang adalah Jenderal Moeldoko," kata Karni dikutip dari tayangan akun Youtube Karni Ilyas Club pada Minggu (4/4/2021).
"Kenapa, karena beliau orang istana, kepala KSP, dan perkara harus diputuskan Menkumham yang notabenenya adalah pembantu presiden."
Baca juga: Berbalas Pantun, Kini Partai Demokrat Kubu Moeldoko yang Tawari AHY Maju Pilkada DKI Jakarta
Menanggapi pernyataan Karni Ilyas, Yasonna lantas mengatakan sudah menyampaikan bahwa dirinya tidak pernah terlibat pembicaraan soal kudeta di tubuh Partai Demokrat.
Lalu, yang membuat Yasonna merasa dongkol karena namanya dicatut sebagai pihak yang terlibat dalam kudeta. Bahkan, sempat disebut melakukan pertemuan dengan Moeldoko.
"Kita itu sebetulnya dongkol banget, nama saya dicatut, dia bilang itu ada pertemuan Menteri Hukum dan HAM, dan Moeldoko," ujar Yasonna.
"Ya ada pertemuan kalau kita di Istana pasti ketemu, tapi kita enggak pernah membicarakan hal itu."
Lebih lanjut, Yasonna dalam mengambil keputusan menekankan pihaknya bertindak sesuai aturan yang berlaku.
"Saya sudah katakan kita bertindak sesuai ketentuan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga partai politik, karena dua yang dirujuk di situ adalah penyelesaian partai politik," ujarnya.
Yasonna menjelaskan, pendaftaran kepengurusan partai politik, perubahan anggaran dasar harus merujuk pada Undang-Undang Partai Politik.
Lalu, Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 dan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2011 yang merujuk juga anggaran dasar anggaran rumah tangga partai politik tersebut.
Untuk memutus sengketa partai politik, Yasonna menekankan pihaknya akan tetap konsisten dalam menjalankan aturan tersebut.
"Saya katakan kami akan konsisten, tetapi jangan dong belum ada KLB sudah ribut menuding kita, sebetulnya itu dari segi gondoknya kita," ucap Yasonna.
"Lebih gondok ke kubu AHY?" ucap Karni Ilyas.
"AHY, pastilah itu, dituding yang tidak beralasan," kata Yasonna Laoly.
Baca juga: Partai Demokrat Kubu AHY Goda Moeldoko Gabung, Tawaran Sulit Ditolak, Diusung di Pilgub DKI Jakarta
Meski begitu, Yasonna Laoly mengaku tidak mau ambil pusing atas tudingan tersebut. Hanya, dia menyesalkan sempat ada tudingan yang dialamatkan kepadanya.
"Tapi udah lah kita mau tunjukan bahwa kita ini netral. Makanya dalam pengumuman kemarin saya sampaikan sangat menyesali tudingan-tudingan yang menyesatkan dari kubu AHY yang mengatakan ada intervensi pemerintah," kata Yasonna.
Menurut Yasonna, tudingan itu bukan seperti orang dewasa yang mampu mengelola partai politik.
Dia pun menekankan agar masalah internal bisa diselesaikan secara internal pula.
"Kadang-kadang tudingan itu tidak seperti orang dewasa dalam menangani partai politik," ucapnya.
"Saya mengatakan kalau masalah internal politik, selesaikan secara internal, konsolidasi parpolnya, konsolidasi DPC DPD-nya, bukan lari kemana-mana, tuding sana tuding sini."
Lebih lanjut, Yasonna Laoly menduga Moeldoko juga menerima dijadikan sebagai Ketum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang karena kesal dituduh.
"Barangkali Pak Moeldoko itu bikin blingsatan akhirnya keluar dari kandang, mungkin saja karena dituduh begitu yah," ucap Yaosnna Laoly.
Yasonna Laoly mengungkapkan, tak hanya Moeldoko yang pernah didatangi kader Partai Demokrat. Tapi juga Luhut Binsar Pandjaitan.
"Saya tahu, Pak Luhut juga pernah didatangi oleh pengurus Demokrat, kalau sama saya tidak pernah ada yang datang baik yang protes KLB ini maupun Pak Moeldoko sendiri," kata Yasonna.
(*)
Berita tentang Partai Demokrat
Editor: Muhammad Fachri Ramadhani