Berita Nasional Terkini
Munarman Hadir Baiat ISIS di Makassar, Tahunya Agenda FPI, Didebat Akhirnya Terbongkar di Mata Najwa
Munarman hadiri Baiat ISIS di Makassar, tahunya agenda FPI ( Front Pembela Islam), didebat akhirnya terbongkar di Mata Najwa.
TRIBUNKALTIM.CO - Pengakuan mengejutkan dilontarkan eks pentolan FPI ( Front Pembela Islam) Munarman di Mata Najwa, Rabu (7/4/2021) malam kemarin.
Ya, Munarman mengaku pernah menghadiri Baiat ISIS di Makassar.
Namun keberadaannya tersebut didasari atas ketidaktahuan dirinya.
Yang Munarman tahu, kala itu merupakan agenda FPI di Makassar.
Pasalnya sehari sebelumnya ia jadi pembicara, lantaran diundang FPI Makassar.
Munarman langsung didebat Najwa Shihab, presenter Mata Najwa.
Debat sempat tegang, namun berhasil ditengahi tokoh dari Badan Intelejen Strategis.
Beberapa fakta akhirnya terbongkar di Mata Najwa yang mengangkat tema Teror Untuk Siapa? pada Rabu 7 April 2021.
Baca juga: Mantan Anggota JAD Buka-bukaan di Mata Najwa, Dilatih Fisik untuk Tempur hingga Polisi di Mata JAD
Dilansir Sripoku.com Mantan Sekretaris Umum FPI, Munarman, mengakui dirinya hadir dalam baiat ISIS di Makassar tahun 2015.
Namun Munarman mengakui dirinya tak tahu menahu bahwa itu acara baiat.
Sebab kata dia, kehadirannya dirinya ke Sekretariat FPI Makassar dalam rangka mengisi seminar.
"Saya tidak tahu, karena saya diundang ke Makassar untuk mengisi seminar," kata Munarman seperti dikutip dari acara Mata Najwa, Kamis (8/4/2021).
Mata Najwa tadi malam mengangkat teman teror untuk siapa ?
Pada kesempatan tersebut Munarman mantan Sekretaris Umum FPI hadir sebagai salah satu narasumber.
Baca juga: Polisi Tembak Mati Terduga Teroris, Eks Jubir FPI Munarman: Terlalu Murah Nyawa Manusia di Indonesia
Menurut Munarman, ada dua peristiwa saat dirinya berada di Makassar.
Pertama kata dia, acara seminar di Sekretariat FPI Makassar.
Dimana dalam momen itu dirinya bertindak sebagai pembicara.
Munarman mengatakan, dalam acara seminar dirinya menyampaikan soal geostrategi, geopolitik global.
Kemudian setelah acara seminar selesai, dirinya diajak untuk hadir lagi kebesokan harinya.
"Karena tiket saya besok pulang, itu pun siang, ikutlah saya ke situ. Saya kira acara seminar yang sama," kata Munarman.
Baca juga: Terbongkar di Mata Najwa, Lukman Bomber Gereja Katedral Makassar Dinikahkan Teroris, Didoktrin Istri
Ternyata acara di hari kedua kata Munarman ada baiat.
"Saya tidak tahu, taunya ada itu (baiat), bagaimana orang tidak tau," kata Munarman.
Namun Najwa Shihab dan Munarman sempat terlibat adu argumen saat Nana menanyakan, apakah Munarman menyampaikan klarifikasi itu ke polisi atau tidak ?
Namun pertanyaan Najwa Shihab itu langsung ditanya balik oleh Munarman
"Perbuatan saya diundang, apakah perbuatan pidana, kenapa saya harus klarifikasi, itu dulu," tanya Munarman.
"Apakah itu kejahatan, karena itu bukan kejahatan berarti tidak ada kewenangan pemanggilan itu," kata Munarman.
"Berarti memang belum dipanggil," tanya Najwa lagi.
"Berarti Anda minta saya dipanggil." jawab Munarman.
Baca juga: Akhirnya Hakim Kabulkan Permintaan Habib Rizieq, Munarman Beber eks Imam Besar FPI Setor Rp 50 Juta
Namun perdebatan itu berhasil ditengahi oleh Soleman B Ponto, Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI 2011-2013.
Menurut Soleman, kehadiran Munarman itu merupakan indikasi.
Namun indikasi itu akan diperbincangkan secara tertutup.
"Jadi kehadiran itu hanya indikasi, dan saya tidak mungkin bisa memutuskan ada pelanggaran atau tidak," kata Soleman.
"Hanya Indikasinya apa, kalau kita berbicara indikasi, indikasi bahwa FPI ada hubungan dengan ISIS atau apa, dari indikasi itu kita nyatakan warning, ingin tidak boleh keluar, ini sifatnya rahasia. Karena apa bisa benar bisa salah"
"Inilah akibatnya, jika berita dari Intelejen keluar terjadilah kekacauan ini," kata Soleman.
Baca juga: Amarah Kuasa Hukum Imam FPI, Sidang Habib Rizieq Ricuh, Terdakwa tak Hadir, Munarman: Jangan Ngeles!
Sementara itu, Ridlwan Habib, Peneliti Terorisme Universitas Indonesia, juga membela Munarman pada kesempatan itu.
Sebab kata dia, kondisinya sudah terlanjur viral.
Menurut dia, akun anonim bisa menggunakan beberapa wajah.
"Coba cek aja di twitter, Munarman ISIS, Munarman FPI ISIS. Keluar semua narasinya, bahwa Munarman adalah anggota ISIS ikut baiat. Nah untuk membersihkan nama baik Munarman, Polri jangan diam aja doang, Polri seharunya memberikan klarifikasi yang dilakukan Munarman melawan hukumm atau tidak, kalau tidak harus disampaikan publik. Sehingga bang Munarman tidak menjadi sasaran bully di medsos"
"Polri harus menjaga nama baik sleuruh warga negara dong," kata dia.
Mantan Anggota JAD Buka Suara
Seorang mantan anggota JAD buka-bukaan di acara Mata Najwa soal pengalamannya selama bergabung di organisasi jaringan teroris tersebut.
Gilang Nabaris sempat mendekam di Lembaga Permasyarakatan karena terlibat jaringan Jamaah Ansharut Daulah ( JAD), Tegal, Jawa Tengah.
Dia datang ke studio Mata Najwa dalam status pembebasan bersyarat untuk menceritakan pengalamannya selama di JAD.
Gilang juga mengungkapkan alasan yang membuat dirinya kini menyatakan ikrar setia pada NKRI.
Baca juga: Apa itu JAD? Disebut Terkait Bom Bunuh Diri Makassar, Mata Najwa Bongkar Sepak Terjangnya
Awalnya, Najwa Shihab menanyakan apa alasan sehingga Gilang bergabung dengan organisasi teroris JAD.
Gilang menjawab bahwa salah satu alasannya bergabung karena tertarik untuk berjihad membela kaum muslim di Timur Tengah.
"Apa sih yang bisa saya sumbangsihkan untuk kaum muslimin, akhirnya saya ikut pengajian, pindah-pindah pengajian, cari jalur untuk bisa akses ke Timur Tengah," ungkapnya.
Gilang juga mengaku pernah mendapat tutorial selama bergabung di pengajian JAD.
Namun tutorial yang diterima Gilang bukanlah tutorial merakit bom, melainkan lebih ke pelatihan fisik.
"Latihannya gimana caranya biar kita itu kuat, menjadi siap untuk ikut berjuang di medan tempur. Pelatihan yang pernah saya ikuti naik gunung, kemudian berenang, beladiri. Ketika itu di jaringan saya tidak disuruh seperti itu (membuat bahan peledak), karena menurut Amir saya, kita di sini fisik dulu nanti baru ke Suriah, di sana nanti baru dilatih dengan latihan militer," ungkap Gilang.
Baca juga: Jelang Mata Najwa Bahas Tragedi Bom Bunuh Diri, Mendadak Serangan Teror di Mabes Polri Hari Ini
Kala itu, ada sekitar 8 orang yang terlibat di jaringan JAD yang diikuti Gilang.
Mereka tidak saling tahu soal rencana dan aktivitasnya.
"Karena rencana yang dibebankan kepada kita waktu itu tidak boleh bocor ke teman sendiri," bebernya.
Ketika ditanya oleh Najwa apakah selama berada di JAD memang diajarkan untuk menyerang yang berbeda seperti polisi, Gilang mengatakan bahwa polisi di mata JAD adalah Anshor Thogut.
"Musuh kita juga, cuma di jaringan saya, mungkin beda divisi ya, fokusnya untuk pemberangkatan ke Timur Tengah," katanya.
Gilang sendiri tidak sempat berangkat ke Timur Tengah karena keburu tertangkap.
Dia sempat tertangkap karena dalam proses mengirimkan uang ke Filipina.
"Waktu itu tugas saya sebagai kurir. Saya ditunjuk sama teman saya. Jadi saya diberi tugas untuk mengirimkan uang ke Filipina, nanti setelah itu baru dikirimkan saya ke Filipina atau ke Suriah," jelas Gilang.
Baca juga: Terbongkar di Mata Najwa, Lukman Bomber Gereja Katedral Makassar Dinikahkan Teroris, Didoktrin Istri
Baca juga: Polisi Tembak Mati Terduga Teroris, Eks Jubir FPI Munarman: Terlalu Murah Nyawa Manusia di Indonesia
Lantas, apakah saat ini Gilang masih berhubungan dengan anggota JAD lainnya?
"Sekarang sudah putus semua, karena ketika saya di LP dan mengambil ikrar setia untuk NKRI jaringan saya otomatis memusuhi saya, dianggap saya sudah musuh mereka," ungkapnya.
Gilang menyatakan saat ini dirinya sudah berada di garis lurus.
Ia tidak mau lagi terpengaruh dengan ajaran dan doktrinasi jaringan JAD. Kenapa?
"Ketika saya dulu bergabung mau ke Suriah tujuannya ingin menegakkan syariat, karena saya ingin keadilan ada di muka bumi ini, tapi ketika saya masuk di dalam (LP) justru mereka saling mengkafirkan, padahal kita satu organisasi, senasib. Saya mikir, kalau seperti ini di mana persatuannya," ungkap Gilang. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA TENTANG MATA NAJWA
IKUTI BERITA LAINNYA TENTANG BOM BUNUH DIRI MAKASSAR
IKUTI BERITA LAINNYA TENTANG TEROR DI MABES POLRI
Editor: Muhammad Fachri Ramadhani