Ekonomi Bisnis
Balikpapan Dominasi Penerimaan Bea Cukai di Kalimantan Bagian Timur
Kementerian Keuangan mencatat realisasi pendapatan negara dari kepabeanan dan cukai tumbuh hingga 42,1 persen secara tahunan pada Januari-Februari 202
Penulis: Heriani AM | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kementerian Keuangan mencatat realisasi pendapatan negara dari kepabeanan dan cukai tumbuh hingga 42,1 persen secara tahunan pada Januari-Februari 2021.
Terbukti dari catatan penerimaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kalimantan Bagian Timur (Kalbagtim) pada triwulan pertama.
Baca juga: Demi Layanan Informasi ke Masyarakat, Bea Cukai Balikpapan Bekali Materi Jurnalistik ke Pegawainya
Baca juga: Upaya Bea Cukai Balikpapan Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional, Buka Jalur Perdagangan Baru
Dari target penerimaan bea masuk, bea keluar, dan cukai yakni Rp 522,07 miliar.
Hingga Maret 2021 terhimpun Rp 489,4 miliar atau 93,75 persen.
Menurut Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Balikpapan, Wijaya Arif Nurochman, khusus untuk Balikpapan saja penerimaan sudah 92,03 persen.
"Totalnya mencapai Rp 399,5 miliar. Dirinci, bea masuk Rp 126 miliar, bea keluar Rp 275,6 miliar, dan cukai Rp 4,1 juta," jelasnya, Selasa (13/4/2021).
Diakuinya, permintaan crude palm oil (CPO) di luar negeri sangat tinggi.
Bahkan peningkatan ekspor satu perusahaan saja bisa dua kali lipat.
Baca juga: Bea Cukai Nunukan Bantah Pernyataan Disdag Soal Ekspor Komoditi Perikanan Dilakukan secara Ilegal
"Kami juga tidak menyangka, tentu tren ini bisa berlanjut hingga akhir tahun," katanya.
Untuk penerimaan tahun lalu, industri kayu dan kelapa sawit menjadi pendorong penerimaan selama 2020.
Realisasi bea masuk, bea keluar, dan cukai sebesar Rp 554,30 miliar.
"Target APBN tahun lalu sebesar Rp 513,81 miliar artinya realisasi kami lebih tinggi," tambahnya.
Secara rinci, penerimaan bea masuk sebesar Rp 490,64 miliar, bea keluar Rp 62,78 miliar, dan cukai Rp 860 juta.
Sedangkan untuk pajak impor, pihaknya berhasil menyerap Rp 1,4 triliun.
Baca juga: NEWS VIDEO Detik-detik 4 Kapal Tangkapan Bea Cukai Batam Terbakar, Diduga karena Puntung Rokok
Baca juga: Bea Cukai Kalbagtim Inginkan CPO dan Kayu Veneer Jadi Penyokong Penerimaan Tahun 2021
Sedangkan, 2019, target penerimaan tahun lalu Rp 628 miliar.
Namun hanya terealisasi sebesar Rp 606,9 miliar. Dari semua penerimaan, hanya bea masuk yang tidak sesuai target.
Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) hanya mendapat Rp 572,2 miliar dari target Rp 609,1 miliar atau sekitar 93,94 persen.
Tahun lalu, penerimaan untuk bea keluar dan masuk masih didominasi dari pertambangan.
Namun, ada komoditas yang menunjukan tren positif. Seperti, CPO dan kayu fener.
Penulis: Heriani | Editor: Mathias Masan Ola