Virus Corona di Balikpapan

Tidak Ada Info Ditunda, Sekolah Tatap Muka di Balikpapan Tetap Digelar Mei 2021

Pemerintah Kota Balikpapan masih akan tetap menggelar sekolah atau pembelajaran tatap muka pada Mei 2021 mendatang.

Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI
Penggunaan masker di area publik menjadi salah satu upaya dalam menangkap penyebaran virus Corona. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pemerintah Kota Balikpapan masih akan tetap menggelar sekolah atau pembelajaran tatap muka pada Mei 2021 mendatang. 

"Rencana kita kan setelah lebaran," ujar Walikota Balikpapan Rizal Effendi, Selasa (20/4/2021).

Berdasar informasi yang beredar, dalam akun media sosial Instagram Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

Gubernur Kaltim, Isran Noor meminta agar pembelajaran tatap muka tidak dilaksanakan terlebih dahulu.

Baca Juga: Posko Aduan THR di Balikpapan Segera Buka, Akhir Pekan Siap Layani via Hotline

Baca Juga: Jadwal Peresmian Layanan 110 Polda Kaltim, Balikpapan jadi Pilot Project Tersedia Commander Center

Terkait hal ini, Rizal Effendi pun mengaku pemerintah kota belum menerima informasi resmi dari Gubernur Kaltim.

Sehingga sesuai dengan rencana, pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Minyak tetap dilaksanakan pada bulan Mei.

"Kami belum ada terima informasi larangan PTM dari Gubernur. Sementara ini, imbauan atau komunikasi terkait penundaan tatap muka pun belum ada," jelasnya.

Pembelajaran tatap muka, kata Rizal, akan tetap digelar sesuai dengan instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca Juga: Warga Balikpapan Boleh Mudik Lokal, Walikota Rizal Effendi Beber Syaratnya

Baca Juga: Momen Ramadhan 2021, Ikatan Istri Golkar Balikpapan Berbagi Rezeki ke Warga Manggar dan Lamaru

Sekolah pun dipersilahkan untuk kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka sebelum bulan Juli 2021.

Sehingga dalam rencananya, pembelajaran tatap muka di Kota Balikpapan akan dilakukan usai Hari Raya Idhul Fitri.

"Kecuali jika angka Covid-19 meningkat lagi. Nah, kalau gitu kita pertimbangkan lagi," terang Rizal Effendi.

Mengingat, tak lama lagi sudah mulai ujian menjelang tahun ajaran baru. PTM pun belakangan ini makin banyak digaungkan.

Meskipun pembelajaran tatap muka masih dikolaborasikan dengan belajar daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Baca Juga: Mulai Juni 2021, GeNose Bakal Diterapkan di Pelabuhan Semayang Balikpapan

Baca Juga: Anak Yatim Piatu dan Dhuafa Keluarga Alumni SMK Negeri 2 Balikpapan Ikuti Buka Puasa Ramadhan 2021

Apalagi secara bertahap, tenaga pendidik dan guru di Kota Balikpapan sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Bahkan beberapa waktu lalu, pelaksanaan vaksin guru sempat ditinjau langsung oleh Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim.

"Ya sesuai instruksi Menteri Pendidikan, kalau sudah vaksin dan memungkinkan bisa PTM sebelum Juli," pungkasnya.

Pendonor Plasma Konvalesen Minim

Berita sebelumnya, di Kota Balikpapan. Jumlah pendonor plasma konvalesen di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur masih tergolong minim.

Hal itu disampaikan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Balikpapan Dyah Muryani kepada awak media.

Ia mengatakan kesadaran masyarakat Kota Balikpapan terkait donor plasma konvalesen masih rendah.

Banyak penyintas masih takut mendonorkan darahnya, kecuali ada kerabat atau anggota keluarganya yang terpapar Covid-19.

Baca juga: Warga Balikpapan Boleh Mudik Lokal, Walikota Rizal Effendi Beber Syaratnya

Baca juga: Mulai Juni 2021, GeNose Bakal Diterapkan di Pelabuhan Semayang Balikpapan

“Stok kita paling satu atau dua kantong saja," ujarnya, Senin (19/4/2021).

Berdasarkan catatan yang dimiliki PMI Kota Balikpapan, mereka sudah menyalurkan 40 kantong plasma konvalesen.

Namun, hal itu dianggap masih rendah jika dibandingkan dengan daerah lain di Pulau Jawa.

Sebab, masyarakatnya sudah memahami pentingnya donor plasma konvalesen guna membantu pasien Covid-19.

Adapun syarat donor plasma konvalesen di antaranya haruslah orang yang sudah pernah terpapar Covid-19.

Kemudian penyintas akan menjalani pemeriksaan atau skrining pengujian titer antibodi.

Baca Juga: Anggaran Refocusing Membengkak, Capai Rp 100 Miliar Tangani Covid-19 di Balikpapan

Baca Juga: DPRD Terima Laporan, Pedagang Pasar Balikpapan Permai Protes PKL di Jalan Beller

Jika nilainya di atas 90, maka yang bersangkutan bisa melanjutkan proses donor darahnya.

“Kalau nilainya di bawah 90 tidak bisa. Karena ini untuk membantu penyembuhan,” jelasnya.

Sementara itu, stok darah plasma konvalesen tidak bisa digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk pasien kecelakaan lalu lintas, atau untuk ibu hamil yang akan menjalani proses operasi caesar.

Baca Juga: Oknum TNI di Balikpapan Habisi Nyawa Kekasihnya dengan Cekikan Tangan Kosong, Terancam Hukuman Mati

Adapun penggunaan lainnya hanya bisa digunakan untuk kondisi penyakit tertentu yang membutuhkan plasma darah.

Dengan menggunakan mesin Apheresis, yakni alat kegiatan medis yang dapat mengambil salah satu komponen darah.

“PMI Balikpapan memiliki satu mesin Apheresis, saya rasa itu sudah cukup,” ucapnya.

Berita tentang Walikota Rizal Effendi

Berita tentang Balikpapan

Penulis Miftah A A | Editor: Budi Susilo

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved