Berita Nasional Terkini
Anak Ojol Tewas Makan Sate Mengandung Sianida, Wanita Misterius Pengirim Sate Terancam Hukuman Mati
Wanita misterius pemberi sate beracun yang menewaskan siswa SD kini tengah dalam pengejaran Kepolisian
TRIBUNKALTIM.CO - Wanita misterius pemberi sate beracun yang menewaskan siswa SD kini tengah dalam pengejaran Kepolisian.
Ya, kasus tewasnya seorang anak laki-laki yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), membuat publik gempar.
Pasalnya, korban tewas setelah memakan sate yang dibawakan oleh ayahnya yang bekerja sebagai ojek online.
Kasus tersebut perlahan mulai terkuak.
Apa hukuman untuk wanita misterius pengirim sate beracun yang tewaskan anak driver ojol di Bantul itu nantinya?
Baca juga: UPDATE Sate Beracun Tewaskan Bocah, Ahli UGM Ungkap Hal Mengejutkan, Racun Punya Julukan Mengerikan
Benarkah ia terancam pidana mati, dan pelaku pembunuhan lebih dari satu orang?
Terbaru terungkap bahwa sate beracun kiriman wanita misterius yang tewaskan Naba, anak Bandiman, driver ojol mengandung sianida.
Itu berdasarkan hasil Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DI Yogyakarta.
Hasil menyebutkan bumbu dicampur dengan racun potasium sianida .
Ahli Forensik Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF mengungkapkan, potasium sianida adalah jenis racun yang banyak beredar bebas.
Baca juga: NEWS VIDEO Polisi Duga Pelaku di Balik Sate Beracun di Bantul Lebih Dari Satu Orang
Biasanya, racun itu digunakan sebagai obat hama atau tikus.
“Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung gugus C dan N, dengan atom atom C terikat 3 atom N,” katanya kepada Tribun Jogja, Sabtu (1/5/2021).
Menurut dia, jika sianida masuk ke dalam tubuh dalam jumlah besar, maka sianida itu akan mencegah sel menggunakan O2 atau oksigen.
Dari situ, sel-sel akan mati.
“Dalam jumlah yang kecil, sianida akan menimbulkan gejala mual, muntah, sakit kepala, pusing, gelisah, nafas sesak dan tubuh lemas,” paparnya.
Baca juga: Inilah Sosok Wanita Misterius Pemberi Sate Beracun, Sempat Komunikasi dengan Ayah Korban Tewas
Kemudian, jika sianida masuk ke dalam tubuh dengan jumlah besar, maka itu akan menyebabkan denyut nadi lambat dan hilang kesadaran.
“Korban juga bisa kejang, kerusakan paru, gagal napas yan akhirnya akan meninggal.
"Dosis letalnya 1,5mg/kg berat badan,” katanya lagi.
Masih berdasarkan keterangan dr Lipur, dosis letal merupakan dosis yang sudah diambang batas atas tubuh orang yang mengonsumsi.
Hitungannya, jika si anak memiliki berat badan 30 kg, maka dosis letalnya sekitar 45 gram.
Baca juga: Ciri-ciri Wanita Misterius Pengirim Sate Beracun Mulai Diketahui, Polisi Periksa 2 Saksi Tambahan
“Si ibu yang juga menyantap sate, kemungkinan dia makan dengan porsi sedikit. Sehingga, ibu selamat,” tambah Lipur.
Menurut teori, sianida memiliki bau seperti kacang almond, tidak berwarna dan pahit.
Nasib Pelaku
Dr G Widiartana SH MHum, Dosen Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) mengatakan kasus pada dasarnya sudah masuk pembunuhan berencana.
“Setiap pembunuhan dengan racun dapat dipastikan merupakan pembunuhan berencana,” katanya, dikutip TribunJatim.com dari TribunJogja, Minggu (2/5/2021).
Baca juga: Anak Ojol Ini Tewas usai Makan Sate Beracun, Korban Bukan Target yang Diincar Pembunuh Misterius
Ia menjelaskan, hal itu lantaran ada jeda waktu yang cukup banyak antara niat dengan pelaksanaan perbuatan yang menghilangkan nyawa orang.
Ditanya mengenai hukuman apa yang bakal diterima pelaku, Widiartana menambahkan, pelaku bisa saja dihukum mati.
“Ancaman sanksinya maksimal pidana mati,” tambah anggota Asosiasi Pengajar Viktimologi Indonesia (APVI) itu.
Widiartana mengatakan, ancaman hukuman itu sudah dirumuskan dalam Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
“Dalam Pasal 340 KUHP, pidana mati itu dialternatifkan dengan pidana penjara seumur hidup serta pidana penjara paling lama 20 tahun,” bebernya.
Baca juga: Sate Kiriman Wanita Misterius yang Menewaskan Anak Driver Ojol Diperiksa, Polisi Tunggu Hasil Lab
Dilanjutkannya, hakim tidak mesti menjatuhkan pidana mati.
Keputusan itu tergantung dari hal-hal yang memberatkan dan meringankan bagi terdakwa.
“Jika ada banyak hal yang meringankan, bisa saja hakim menjatuhkan pidana penjara paling lama 20 tahun,” tandasnya.
Polisi pun hingga kini masih membutuhkan waktu untuk melakukan pendalaman soal kasus ini.
Muncul dugaan dugaan pelaku lebih dari satu orang.
Baca juga: Akhirnya Ahli Ungkap Penyebab Siswa SD Tewas Makan Sate dari Wanita Misterius, Racun Sianida?
"Kami sudah kantongi ciri-ciri pelaku. Tapi mungkin, [pelakunya] bisa lebih dari satu orang," kata Kapolres Bantul AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono.
Kepolisian masih terus bekerja dengan memeriksa banyak saksi.
Termasuk Tomy, orang yang menjadi tujuan awal paket misterius itu dan dia sudah dimintai keterangan lisan.
Ciri-ciri Pelaku
Untuk mengurai kasus yang menjadi pembicaraan publik tersebut, sampai saat ini, polisi masih terus mengusut tuntas siapa sebenarnya dalang di balik pengiriman sate beracun yang mengandung racun sianida itu.
Baca juga: Pedagang Sate Terlibat KDRT Dibekuk Polres Bontang, Pelaku Diduga Konsumsi Narkoba
Setelah melalui berbagai proses penyelidikan, terungkaplah identitas terduga pelaku.
Ini setelah polisi sudah berhasil mengantongi identitas dan ciri-ciri pengirim paket sate maut di Bantul, Yogyakarta tersebut.
Dari ciri-ciri yang disebutkan oleh saksi, terungkap pula wanita pengirim sate adalah sosok berkulit putih berusia kurang lebih 25 tahun.
Informasi terbaru yang dilansir TribunJatim.com dari TribunJogja.com menyebutkan bahwa kini polisi sudah mengantongi sosok terduga pelaku.
Polres Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengaku telah mengantongi ciri-ciri wanita misterius itu.
Baca juga: Wanita Misterius Kirim Sate Beracun Lewat Ojol, Target Meleset, Anak Driver Ojol yang Jadi Korban
Tak lama lagi, teka-teki wanita misterius pengirim sate yang menyebabkan anak dari driver ojek online (ojol) meninggal dunia di Bantul akan segera terkuak.
Dikutip dari TribunTimur.com, Sabtu (1/5/2021), Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bantul, AKP Ngadi mengatakan, paket sate yang menewaskan bocah SD kelas 4 itu telah dikirim seorang wanita berusia 25 tahun.
Dengan ciri-ciri kulit putih dan tinggi badannya berkisar 160 sentimeter, Ngadi mengatakan, pihaknya sedang mencocokan keterangan saksi dengan kamera pemantau di sekitar lokasi kejadian.
"Baru ciri-ciri, untuk identitasnya semoga tidak lama lagi," kata Ngadi.
Segera ungkap perkembangan penyidikan, Ngadi yakin pengirim paket beracun itu bisa segera ditangkap.
Baca juga: Dampak Longsor 3 Tahun Silam, 51 Rumah akan Dibangun di DesaTelemow PPU, Pusat Alokasikan Rp 18 M
Selain itu, dari hasil pemeriksaan laboratorium di Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DIY didapati bumbu sate tersebut mengandung racun jenis C.
“Racun ini mudah didapatkan di tempat umum,” ujarnya.
Sementara itu, disampaikan dari Kompas.com sebelumnya, saksi telah membeberkan wanita misterius pada pihak berwajib.
Sang driver ojol bernama Bandiman mengaku telah dititipi makanan untuk dikirimkan dari sekitar Stadion Mandala Krida Yogyakarta, pada Minggu (25/4/2021).
"Perempuan itu mengenakan baju krem. Dia membawa dua kotak makanan berisi lontong dan kudapan."
Baca juga: Ingin Menikmati Kuliner Khas Surabaya yang Terkenal Enak, Ini Rekomendasinya, Ada Sate Klopo
"Dia bilang saya tidak punya aplikasi tapi saya ingin mengirimkan paket takjil ke Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Bantul," kata Bandiman atau supir ojek online (ojol) yang menerima paket sate dari wanita misterius tersebut.
Pelaku yang mengaku tak memiliki aplikasi ojol, akhirnya membuat Bandiman menerima paket tersebut.
Sepakat dengan ongkos sebesar Rp 25.000, wanita misterius itu justru memberikan biaya lebih yakni Rp 30.000.
Atas nama Hamid, wanita tersebut meminta paketan tersebut agar dikirim ke sebuah alamat yang ia berikan, di kawasan Pakualaman untuk seseorang bernama Tomi di Kapanewon Kasihan, Bantul.
Sesampai di alamat tujuan, penerima kiriman sate ternyata sedang berada di luar kota.
Baca juga: Wakil Walikota Rusmadi Wongso Sebut Sate Ikan Patin Bakal Jadi Makanan Khas Kota Samarinda
Sementara orang yang berada di rumah tujuan menolak kiriman itu lantaran tak kenal dengan nama Hamid.
Alhasil, pemilik rumah akhirnya memberikan paket tersebut untuk Bandiman agar dimakan untuk berbuka puasa.
Sementara itu, jenis racunnya sendiri akhirnya berhasil diketahui pihak kepolisian.
Kepolisian mengungkapkan, hasil pemeriksaan laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi, Dinas Kesehatan DIY, bumbu sate tersebut positif mengandung racun potasium sianida.
"Hasil laboratorium, iya, positif sianida. Racunnya potasium sianida," kata Kapolres Bantul, AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono, Sabtu (1/5/2021).
Penelusuran di wikipedia, potasium sianida biasa disebut juga dengan kalisium sianida.
Ini adalah senyawa kimia dengan rumus (KCN).
Garam kristal tak berwarna yang terlihat mirip dengan gula, dan sangat larut dengan air.
Menurut Wachyu, racun jenis ini mematikan.
Terlebih, apabila dikonsumsi dalam jumlah besar.
Ia menyebutkan, beberapa contoh yang menyerupai ada dalam kandungan potas.
Racun ini biasa digunakan untuk racun ikan.
Meski kandungannya mematikan, kata dia, racun potasium sianida bisa didapat dengan mudah.
Bahkan, dijual bebas juga secara online.
"Racun sianida ini juga dijual on-line, banyak. Dijual secara bebas," kata dia.
Berkaitan dengan kasus kematian NFP, bocah malang pemakan sate beracun yang dibawa ayahnya, Bandiman, dari kiriman order offline orang misterius, Kepolisian diakuinya sudah menemui titik terang.
Menurut Wachyu, berdasarkan keterangan saksi-saksi, penerima paket, dan rekaman CCTV, ciri-ciri dari terduga pelaku sudah dikantongi.
Namun, sekarang masih dalam proses pendalaman.
"Kami sudah kantongi ciri-ciri pelaku. Tapi mungkin, [pelakunya] bisa lebih dari satu orang," kata dia.
Saat ini, sudah ada lima orang saksi yang dimintai keterangan dalam kasus sate misterius tersebut.
Sebelumnya, Kasatreskrim Polres Bantul, AKP Ngadi mengatakan, identitas dan ciri-ciri terduga pelaku pengirim makanan beracun sudah dikantongi.
Artinya, tinggal menunggu waktu, Kepolisian akan segera mengamankan.
"Identitas dan ciri-ciri sudah kita kantongi. Tinggal nanti kita butuh waktu untuk mengamankan," katanya.
Diketahui, bocah berusia 8 tahun berinisial NFP asal Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, meninggal dunia, Minggu (25/4/2021) lalu.
Bocah malang yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) Muhamadiyah IV Karangkajen, Sewon, Bantul itu diduga meninggal karena keracunan, setelah menyantap sate pemberian orang tak dikenal dari ayahnya, Bandiman, yang bekerja sebagai pengemudi ojek online. (*)