Hari Pendidikan Nasional
Kisah Guru Mengabdi 10 Tahun di Kawasan Terluar Malinau, Nekat Merantau dan Sempat Ditentang Ortu
Tepat hari ini, 2 Mei 2021 diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional yang merupakan hari kelahiran tokoh pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara.
Dia menyisihkan waktunya seusai mengajar untuk mengamati kehidupan keluarga peserta didik.
Nely Sa'adaniyah mengakui gaya mengajar yang diadopsinya punya ciri khas, baik dalam mengajar maupun di luar jam pelajaran, tak ada sekat antara dia dan peserta didiknya.
Hubungan guru dan murid layaknya hubungan peserta didik dan teman bermainnya.
Mengenalkan tren terbaru yang digeluti muda-mudi, hingga konseling masalah, bersama siswa-siswi.
Langkah tersebut dia adopsi karena keyakinannya, bahwa peserta didik akan sulit menyerap pelajaran jika tidak atas dasar kemauan sendiri.
Tiap guru, menurutnya, punya metode tersendiri mengantar pelajaran.
"Sekolah adalah rumah ke-2 bagi peserta didik. Dan guru adalah orang tua ke-2 murid setelah orang tuanya di rumah. Saya beranggapan, siswa sebagai anak didik sebagai bagian dari keluarga, layaknya hubungan saya dan teman-teman dulu waktu sekolah," ungkapnya.
Sekira 10 tahun berlalu sejak dia menginjakkan kaki ke Bumi intimung, Nely Sa'adaniyah kini telah memiliki keluarga sendiri dan diangkat sebagai guru tetap.
Saat ini, dia merupakan seorang guru dan Wali Kelas 12 MIPA di SMAN 4 Malinau.
Metode ajar yang dia gunakan menurutnya tak banyak berubah.
Bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional pada hari ini, dia menyampaikan harapannya sebagai guru di sebuah kabupaten perbatasan RI-Malaysia.
Selama 10 tahun menetap di Malinau, dia menyadari akses untuk memperoleh pendidikan di wilayah perbatasan RI-Malaysia membutuhkan perhatian serius.
Khususnya bagi orang tua peserta didik untuk memberikan kesempatan kepada anak-anaknya dalam mengenyam pendidikan tinggi.
Demikian pula halnya peran pemerintah, agar memberikan akses yang seluas-luasnya bagi peserta didik, untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Agar peserta didik diberikan hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang layak, seperti halnya peserta didik di wilayah perkotaan.
"Harapannya, peserta didik di kabupaten perbatasan ini diberi kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan, baik formal hingga pendidikan tinggi. Sesuai slogannya, pendidikan hadir untuk mencerdaskan bangsa," ucapnya. (*)
Penulis: Mohammad Supri | Editor: Rahmad Taufiq