Berita Bontang Terkini
Evaluasi Skema Penataan Lapak Pasar Tamrin Belum Terealisasi, Pemkot Bontang Dituding Ingkar Janji
Tiga bulan pasca diresmikan, komitmen rencana evaluasi skema penataan lapak Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) Bontang, hingga kini belum direalisasikan.
Penulis: Ismail Usman |
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG- Tiga bulan pasca diresmikan, komitmen rencana evaluasi skema penataan lapak Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) Bontang, hingga kini belum direalisasikan.
Padahal Pasar Tamrin itu diresmikan sejak Agustus 2020 lalu.
Dari komitmen UPT Pasar saat itu, skema penataan lapak yang menuai pro kontra itu akan dievaluasi setalah 3 bulan diresmikan.
Kasubag tata usaha Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar, Abdul Malik Rifai beralasan jika agenda evaluasi belum dilakukan lantaran masih terkendala Covid-19.
Ia mengakui, jika pasar saat ini sepi, indikasinya lantaran penataan lapak yang salah, seperti lapak sembako yang berada di lantai tiga.
Baca juga: 7 Bulan Pasca Resmikan Pasar Tamrin Bontang Mati Suri, Pedagang Sembako Merugi
Sehingga banyak pedagang memilih berjualan di luar, tepatnya di sekitar pasar.
Namun tak bisa dipungkiri, indikator lain yang memicu sepinya pengunjung pasar, lantaran kondisi pandemi Covid-19.
Diperkirakan, banyak masyarakat takut berbelanja di pasar lantaran menghindari kerumunan.
Sehingga penyebab sepinya pasar belum bisa disimpulkan.
"Makanya tunggu selesai pandemi dulu. Baru kita rencanakan evaluasi. Penyebab kuat sepinya pasar memang kerena skema penataan lapak ada yang salah. Tapi kan Covid-19 juga bisa mempengaruhi," bebernya.
Baca juga: Kebijakan Penutupan Pasar Tamrin Bontang di Akhir Pekan Dinilai Tebang Pilih, Pedagang Dirugikan
Tak hanya agenda evaluasi, kesepakatan terkait aturan waktu lapak yang harus diisi dalam tiga bulan pasca diresmikan belum diberlakukan.
Hal itu juga disebabkan lantaran karena kondisi pandemi Covid-19.
Sesuai komitmen yang ditetapkan saat itu, lapak pedagang akan disita UPT Pasar jika tidak ditempati pedagang, dalam kurun waktu tiga bulan pasca diresmikan.
Abdul Malik Rifai membeberkan, banyaknya lapak yang kosong itu diakibatkan sejumlah pedagang sengaja berhenti sementara berjualan.
Dengan alasan, daya beli masyarakat sedang menurun lantaran imbas dari pandemi Covid-19.
Baca juga: Kaltim Steril Sabtu Minggu di Bontang, Pedagang Pasar Tamrin Rugi Rp 2 Juta, Barang Jualan Busuk
"Kan ekonomi masyarakat lagi susah. Jadi sejumlah pedagang belum mau masuk jualan. Jadi karena itu alasannya makanya kami belum bisa berlakukan," tuturnya.
Namun ia menegaskan pasca pandemi nanti, aturan itu akan diberlakukan kembali.
Pihaknya tak segan-segan akan menyita lapak yang tidak ditempati alias dibiarkan kosong.
"Nanti habis pandemi pasti kami pasti berlakukan itu lah. Tunggu saja," ujarnya.
Selain itu, untuk formulasi agar Pasar Tamrin kembali ramai pengunjung, pihaknya belum belum bisa menawarkan solusi.
Baca juga: Wakil Wali Kota Bontang Basri Rase Sebut Buka Layanan Publik di Pasar Tamrin Bisa Datangkan Pembeli
"Ekonomi juga masih susah, jadi wajar aja masih sepi. Tapi yang jelas kami akan koordinasi dengan walikota untuk sama-sama cari solusinya," tuturnya.
Terpisah, Akbar, pedagang sembako Pasar Tamrin menuturkan, saat ini sejumlah pedagang sembako banyak keluar dari pasar.
Dari ratusan jumlah pedagang sembako di lantai tiga, kini sekarang tersisa hampir dua puluh pedagang.
Sebagiannya lagi pindah ke lantai bawah.
"Makin kacau balau sekarang mas. Pedagang sembako milih pindah. Jadi sudah tidak sesuai aturan UPT. Cuman mau bagaimana. Tidak ada pengunjung mau berbelanja di lantai tiga. Daripada rugi, mending orang pindah saja," ucapnya.
Penulis: Ismail Usman | Editor: Rahmad Taufiq