Berita Balikpapan Terkini

Kenaikan Tarif Angkutan Udara di Balikpapan Dorong Inflasi April 2021, Terendah 3 Tahun Terakhir

Kota Balikpapan mencatat inflasi sebesar 0,02 persen (mtm) pada April 2021. Lebih rendah dibandingkan bulan Maret 2021 sebesar 0,16 persen (mtm).

Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, DWI ARDIANTO
Sejumlah pesawat terparkir di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan. TRIBUNKALTIM.CO, DWI ARDIANTO 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kota Balikpapan mencatat inflasi sebesar 0,02 persen (mtm) pada April 2021. Lebih rendah dibandingkan bulan Maret 2021 sebesar 0,16 persen (mtm).

Sementara secara tahunan, inflasi indeks harga konsumen (IHK) Balikpapan tercatat sebesar 0,57 persen (yoy), atau lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (1,42 persen-yoy) maupun Kalimantan Timur (1,05 persen-yoy).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Sri Darmadi Sudibyo menjelaskan, inflasi pada bulan April 2021 disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok transportasi dengan andil 0,02 persen (mtm).

Baca juga: Februari Ini, Kenaikan Harga Komoditas Makanan dan Tarif Angkutan Udara Dorong Inflasi di Balikpapan

"Didorong kenaikan tarif angkutan udara sebagai dampak dari antisipasi masyarakat menjelang penutupan temporer moda transportasi pada tanggal 6 – 17 Mei 2021," jelasnya, Selasa (4/5/2021).

Inflasi juga dialami oleh kelompok pakaian dan alas kaki dengan andil 0,01 persen (mtm), sejalan dengan naiknya permintaan menjelang hari raya Idul Fitri khususnya baju kaos berkerah pria.

Selain itu, inflasi juga dialami oleh kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga dengan andil 0,01 persen (mtm) yang disebabkan oleh naiknya harga komoditas keramik dan seng.

Baca juga: Di Balikpapan, Tarif Angkutan Udara, Daging Ayam & Bawang Merah Penyumbang Deflasi September 2020

Di sisi lain, kelompok informasi, komunikasi dan jasa lainnya mengalami deflasi dengan andil -0,02 persen (mtm), yang dipengaruhi oleh menurunnya harga telepon seluler.

Deflasi juga dialami oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (andil -0,01 persen/mtm) yang didorong oleh berlanjutnya penurunan harga emas perhiasan seiring dengan tren penurunan harga emas di pasar global.

Ke depan, beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberikan tekanan inflasi, diantaranya adalah, naiknya permintaan menjelang Idul Fitri 1442 H.

"Utamanya komoditas makanan, minuman dan makanan jadi sebagai dampak larangan mudik Lebaran," jelas pria yang kerap disapa Dibyo.

Baca juga: BPS Catat Juli 2020, Tarif Angkutan Udara Dorong Deflasi di Balikpapan

Lalu kenaikan harga daging-dagingan seperti daging sapi dan daging ayam ras mendekati Lebaran, menurunnya pasokan ikan-ikanan di tengah cuaca yang kurang kondusif, serta peningkatan tarif cukai rokok terhadap harga rokok.

Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan, terus bersinergi dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi. Terutama menjelang Idul Fitri 1442 H di bulan Mei 2021 ini

"Serta memperkuat koordinasi guna menjaga inflasi tetap rendah dan stabil menuju sasaran 3 persen + 1," pungkasnya.

Berita tentang Balikpapan

Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Mathias Masan Ola

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved