Ekonomi dan Bisnis
Penutupan Temporer Transportasi 6 Sampai 17 Mei 2021, Membuat Balikpapan Mengalami Inflasi Terendah
Penutupan temporer transportasi 6 sampai 17 Mei 2021, menurut BI Balikpapan, menjadi indikator wilayah Balikpapan.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Penutupan temporer transportasi 6 sampai 17 Mei 2021, menurut BI Balikpapan, menjadi indikator wilayah Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, mengalami inflasi terendah.
Hal itu, sebagai sebab musabab, naiknya tarif angkutan udara, pesawat terbang.
Secara hitungan angka-angka memberi andil inflasi bagi Balikpapan sebesar 0.02 persen dari sisi transportasi saja.
Demikian dibeberkan oleh Sri Darmadi Sudibyo, Deputi Direktur BI Balikpapan kepada Tribunkaltim.co di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada Selasa (4/5/2021).
Baca Juga: Wabup Paser Syarifah Masitah Assegaf Dukung Upaya TPID dan BI Buat Pengendalian Inflasi Daerah
Daerah Balikpapan mengalami inflasi terendah dalam waktu 3 tahun terakhir. Pada laporan April 2021 lalu, Kota Balikpapan mengalami inflasi sebesar 0,02 persen (mtm).
Ini lebih rendah dibandingkan bulan Maret 2021 sebesar 0,16 persen (mtm), Selasa (4/5/21).
Sementara secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat sebesar 0,57 persen (yoy).
Atau lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (1,42%-yoy) maupun Kalimantan Timur (1,05%-yoy).
Menurut Sri Darmadi, inflasi pada bulan Ramadhan disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok transportasi dengan andil 0,02 persen (mtm).
Didorong kenaikan tarif angkutan udara sebagai dampak dari antisipasi masyarakat menjelang penutupan temporer moda transportasi pada tanggal 6 hingga 17 Mei 2021.
Baca juga: Wabup Paser Syarifah Masitah Assegaf Dukung Upaya TPID dan BI Buat Pengendalian Inflasi Daerah
"Inflasi juga dialami oleh kelompok pakaian dan alas kaki dengan andil 0,01% (mtm), sejalan dengan naiknya permintaan menjelang hari raya Idul Fitri khususnya baju kaos berkerah pria," ujar Sri Darmadi Sudibyo.
"Selain itu, inflasi juga dialami oleh kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga dengan andil 0,01% (mtm) yang disebabkan oleh naiknya harga komoditas keramik dan seng," jelasnya.
Di sisi lain, menurutnya kelompok informasi komunikasi dan jasa lainnya mengalami deflasi dengan andil -0,02% (mtm), yang dipengaruhi oleh menurunnya harga telepon seluler.