Internasional
Melihat Hajar Aswad, Penampakan Batu dari Surga, Sempat Dilarang Disentuh, Asal Mula dan Sejarahnya
Batu Hajar Aswad yang semula berwarna putih itu, berubah menjadi gelap terpoles halus oleh tangan jutaan peziarah/umat Muslim.
Protokol juga diberlakukan untuk Arafag dan Muzdalifa, di mana para peziarah harus tetap mematuhi aturan jarak, mengenakan masker, dan memastikan tidak lebih dari 10 orang di dalam tenda yang sama.
Penyelenggara juga akan mengatur tidak lebih dari 50 jemaah yang menuju Jamarat untuk tiap kelompoknya.
Selain itu, kerikil yang akan digunakan juga telah didisinfeksi dan dikemas, serta disediakan untuk para jemaah.
Foto Hajar Aswad
Dilansir dari CNN, (4/5/2021), Presidensi Umum Urusan Masjid Agung Saudi dan Masjid Nabawi mengungkapkan, batu suci kuno di Mekkah ini dipotret dengan resolusi tinggi.
Hajar aswad difoto menggunakan kamera 49.000 megapiksel dan membutuhkan waktu lebih dari 50 jam untuk dibidik dan dikembangkan.

Pihak presidensi umum juga bekerja sama dengan agen teknik Dua Masjid Suci untuk mengambil 1.050 foto Hajar Aswad, yang masing-masing kamera berukuran 160 GB.
Pemotretan ini menggunakan teknik yang dikenal sebagai penumpukan fokus.
Teknik ini dilakukan dengan menggabungkan beberapa foto dengan titik fokus yang berbeda untuk menjaga ketajaman produk akhir.
"Hal ini penting karena kenampakan Hajar Aswad dari teknik ini belum pernah terjadi sebelumnya," ujar seorang rekan dalam studi Islam di Universitas Oxford, yang tidak terlibat dalam proyek yang bersangkutan, Afifi al-Akiti kepada CNN.
Al-Akiti mengungkapkan, warna asli Hajar Aswad sebetulnya bukan hitam. Hal ini diungkap pada foto digital yang diperbesar.
Sejarah Panjang Hajar Aswad
Sifat Hajar Aswad telah banyak diperdebatkan.
Hal ini telah dijelaskan dengan berbagai cara sebagai batu basal, batu akik, sepotong kaca alam atau meteorit berbatu.
Tim ahli geologi dari Universitas Oxford mempelajari sampel lokal yang dikumpulkan dari emplasemen batu dan menemukan sejumlah penting iridium dan banyak kerucut pecah.