Berita Kaltim Terkini
Genjot Pariwisata Kaltim, Hetifah Inginkan Indonesia Tetap Jadi Top of Mind Destinasi Wisata
Sektor ekonomi kreatif dan pariwisata masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia. Terkait hal tersebut, Tribun Kaltim menggelar diskusi virtual Men
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Sektor ekonomi kreatif dan pariwisata masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia.
Terkait hal tersebut, Tribun Kaltim menggelar diskusi virtual Menggerakkan Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Kaltim dalam sarasehan virtual dan Mata Lokal Award HUT ke-18 Tribun Kaltim, Kamis (6/5/2021).
Dalam kegiatan yang turut mengundang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dr. Sandiaga Uno; Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr. Hetifah Sjaifudian MPP; Gubernur Kalimantan Timur, Dr. H Isran Noor, serta Bupati Berau, Sri Juniarsih.
Hetifah mengakui selama pandemi covid-19, sektor ekonomi kreatif dan pariwisata memang menjadi salah satu sektor yang paling terdampak.
Menurutnya, DPR sendiri pun telah membentuk Panja Pemulihan Pariwisata dan Panja Penguatan Ekraf untuk memberikan rekomendasi kepada stakeholder terkait dalam usaha memulihkan parekraf pasca pandemi.
Baca juga: Paparkan Keindahan Pariwisata Berau, Bupati Sri Juniarsih Harapkan Makin Dikenal hingga Mancanegara
Berkenaan dengan bantuan berupa anggaran, ia mengakui memang terjadi pemotongan yang akan dialokasikan untuk refocusing pemulihan pasca pandemi.
Berdasarkan keterangannya, pemerintah menyetujui anggaran sebesar Rp 4,9 triliun dengan penghematan Rp 342 miliar dan dukungan dana hibah sebesar Rp 3,3 triliun.
"Namun penyerapan anggaran ini sendiri baru berada pada kisaran 60% dari total anggaran," ujarnya.
Menjawab pertanyaan terkait dengan destinasi wisata Kalimantan Timur yang tidak termasuk dalam 5 destinasi super prioritas, Hetifah menjelaskan pemerintah tetap berupaya agar seluruh destinasi yang memiliki potensi besar dapat ikut dipersiapkan guna menyambut kegiatan wisata setelah pandemi.
"Di luar 5 destinasi super prioritas ini pun, sebenarnya ada 10 destinasi yang memang kita persiapkan sebagai Bali baru, itulah mengapa saya sangat mengapresiasi upaya dari ibu Sri Juniarsih yang aktif mempromosikan destinasi wisata di Kalimantan Timur, khususnya Berau," jelasnya.
Baca juga: Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Sri Wahyuni Beberkan Kondisi Pariwisata Tahun Lalu Akibat Covid-19
Ia menerangkan, pihaknya sangat terbuka dengan berbagai macam saran serta usulan.
Menurut Hetifah, keputusan itu pun sesungguhnya memiliki sifat berkelanjutan.
"Sehingga kita berharap yang berkembang bukan hanya destinasi yang masuk dalam skala prioritas saja, tetapi tempat lain juga.
Untuk itu kami akan terus mendukung setiap daerah untuk memasarkan secara digital destinasi wisatanya dan membuka mata semua pihak, sehingga kementerian pun dapat memberi perhatian lebih terkait dengan bantuan pemasaran dan penyiapan destinasi.
Kita optimistis begitu pulih, Indonesia tetap menjadi top of mind untuk destinasi wisata," ucapnya.
Baca juga: Derawan Bakal Naik Kelas, Menparekraf Sandiaga Uno Lirik Potensi Wisata Kelas Dunia di Kaltim
Selain persiapan terkait destinasi wisata, ekonomi kreatif juga menjadi salah satu agenda penting yang terus digenjot oleh pemerintah.
Terkait hal tersebut, dalam diskusi virtual ini juga hadir salah satu pelaku ekraf Balikpapan, Riswah Yuni, pemilik cake Salakilo.
Berawal dari keresahannya akan produksi salak yang dirasa tidak maksimal, Riswah berupaya untuk mengelola salak menjadi bentuk panganan berbeda yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
Sebelumnya, pada tahun 2012 Riswah mengamati pedagang salak sendiri masih kesulitan menjual produk mereka.
Hal ini disebabkan lantaran rasa dari buat salak yang sering kali kecut dan tidak senikmat buah lainnya.
Baca juga: Begini Strategi Bupati Berau Sri Juniarsih Bangkitkan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pascapandemi
Berdasarkan hasil dialognya dengan salah satu pedagang buah salak, ia menemukan bahwa pedagang salak sendiri sering membuang sisa dagangan yang tak laku atau menjadikannya sebagai makanan ternak mereka.
"Kemudian akhirnya saya berpikir untuk membuat kue berbahan dasar salak. Tetapi di internet pun tidak ada resep kue salak dan hanya ada resep kue dengan campuran buah apel," kenangnya.
Mengingat tekstur salak serupa dengan buah apel, Riswah pun memberanikan diri untuk membuat inovasi dalam resep tersebut.
Hasilnya kue itu pun menjadi favorit keluarga hingga mampu menyabet juara satu dalam lomba festival pangan Balikpapan dan mengantarkannya membangun bisnis Salakilo hingga saat ini.
"Sejak awal, niat kami adalah untuk menggenjot produksi salak serta mengangkat perekonomian petani salak dan orang-orang di sekitar kami. Terkait dengan adanya badan ekraf yang mendukung bisnis UMKM, saya pribadi merasa terbantu akan adanya bantuan oven dan genset pada tahun 2019 lalu," ungkapnya.
Baca juga: Berikut Cara Dinas Pariwisata Bangkitkan Kembali Pariwisata Kalimantan Timur Kala Pandemi Covid-19
Menurutnya bantuan tersebut mampu meningkatkan produksi Salakilo hingga 5 kali lipat.
Terkait pencapaian tersebut, ia berharap target Salakilo untuk lebih dikenal dan menjadi oleh-oleh khas Kalimantan Timur dapat terealisasi pada tahun 2022.
Berkenaan dengan hal ini, Sandiaga Salahuddin Uno melalui tagline 3G yaitu Gercep, Geber, Gaspol mendorong seluruh pihak untuk dapat menggerakkan pariwisata serta mendorong perekonomian melalui kegiatan ekraf.
"Ini menjadi harapan serta optimisme kita bersama bahwa tahun 2021 akan menjadi tahun kebangkitan kita. Kita yakin Kalimantan Timur akan memiliki pariwisata kelas dunia," ujarnya.
Penulis: Bella Evanglista | Editor: Rahmad Taufiq