Berita Samarinda Terkini
Kontraktor Pasang Cerucup Galam untuk Tangani Longsor di Bawah Jembatan Mahkota II Samarinda
Upaya penanganan abrasi disusul longsor yang terjadi di bawah Jembatan Mahkota II, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, tengah dilakukan pengerj
Penulis: Mohammad Fairoussaniy |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Upaya penanganan abrasi disusul longsor yang terjadi di bawah Jembatan Mahkota II, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, tengah dilakukan pengerjaan oleh pihak kontraktor PT Nindya Karya (Persero).
Pertanggungjawaban ini semestinya dilakukan, mengingat longsor yang dikatakan pada pemberitaan sebelumnya mungkin kembali terjadi pergerakan tanah.
Penanggung Jawab Proyek Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kalhol, Rensi dikonfirmasi awak media menjelaskan, penanganan longsor saat ini pihaknya berupaya sementara dengan memasang cerucup galam, untuk menahan tanah agar tidak semakin longsor.
"Cerucup galam dipasang sepanjang 4 meter di area longsor. Ada 1.000 batang yang telah terpasang. Cerucup itu memang panjangnya empat meter tapi didobel beberapa lapis. Dua sampai tiga lapis," kata Rensi, Kamis (6/5/2021).
Selebihnya, pihak PT Nindya Karya (Persero) berkoordinasi dengan pihak jembatan untuk memantau kondisi terkini.
Baca juga: Penutupan Jembatan Mahkota Dua dan Mendekati Lebaran 2021, Jalanan di Samarinda Mulai Macet
Lantaran dari pengamatan pihaknya yang juga ikut mengukur, tidak terjadi pergerakan.
"Itu masih terus kami bahas dengan pihak jembatan dan pusat," ucap dia.
Rensi mengatakan, pihaknya juga mulai memproteksi lereng yang di atas proyek pengerjaan IPA Kalhol, dengan menutup area dengan plastik agar tidak ada air yang mengalir ke depan lereng.
"Biar nggak longsor. Kami juga buat saluran air agar tidak mengalir di titik longsor. Pemasangan cerucup galam itu action sementara, untuk desain perbaikannya nanti akan dibahas oleh seluruh pihak terkait," ungkapnya
"Karena itu harus melindungi sungai dan jembatan. Ini kami masih ambil data primer," imbuhnya.
Baca juga: Abrasi di Bawah Jembatan Mahkota Dua Samarinda, PT Nindya Karya Targetkan Pengerjaan 2 Minggu
Saat ditanya mengenai data primer apa yang diambil, Rensi menjawab ada data bor, data elevasi data sungai dan elevasi di area titik longsor.
"Jadi itu (data) nanti untuk menentukan teknik penanganan longsornya baiknya bagaimana. Terget penanganan longsor, kalau data primer dan perhitungan selesai dalam minggu ini, mungkin akan didiskusikan kembali dengan KKJT dan BWS," jelasnya.
Dia menambahkan estimasi untuk pengerjaan sementara pasca terjadi abrasi dan longsor yakni seminggu.
"Bulan Juni awal sudah bisa mulai penanganan longsor skala besar. Kalau skala kecil kan sekarang juga sudah dikerjakan. Darat dan dasar sungai sudah discan menggunakan alat," tuturnya.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Rahmad Taufiq