Virus Corona
Sehari Sudah Tercatat 4 Ribu Kematian di India karena Mengidap Virus Corona
Beberapa wilayah di India, memberlakukan pembatasan wilayah mulai 25 April 2021
Dengan kasus harian mencapai 40.000, negara bagian secara agresif meningkatkan sumber daya, termasuk mengubah ratusan tabung oksigen industri menjadi oksigen medis, kata dokter Amar Fetle, petugas negara bagian untuk COVID-19.
"Besarnya kasus dari tahun lalu hingga sekarang sangat berbeda," ujar dokter Amar Fetle.
Peningkatan jumlah, lanjut dokter Amar Fetle, berarti lebih banyak rawat inap dan lebih banyak tekanan pada sistem perawatan kesehatan, dengan rumah sakit hampir penuh.
"Ini menjadi perlombaan antara ruang rawat inap dan seperapa cepat kami dapat menambah tempat tidur. Kami berusaha untuk tetap terdepan dari virus sebaik mungkin," papar dokter Amar Fetle.
Infeksi tampak jelas meningkat dengan cepat di seluruh wilayah bagian selatan daripada di bagian utara.
Hal itu karena infrastruktur kesehatan yang relatif lebih baik dan inisiatif pemerintah yang menangani masalah di tingkat komunitas, kata Jacob John, profesor kedokteran komunitas di Perguruan Tinggi Kedokteran Kristen, Vellore.
Lanjutkan Renovasi Parlemen dan Rumah
Perdana Menteri India, Narendra Modi terus melanjutkan proyek renovasi gedung parlemen dan rumah pribadinya di tengah tsunami Covid-19.
Dilansir CNN, perbaikan kawasan parlemen itu memakan biaya senilai USD 1,8 miliar atau sekira Rp 25,6 triliun.
Keputusan Modi melanjutkan mega proyek di New Delhi itu mendapat banyak kritikan dari oposisi politik maupun publik India.
Perdana Menteri India, Narendra Modi (Handout / PIB / AFP)
Mereka menganggap pemerintah tidak seharusnya mengalirkan dana sebesar itu untuk proyek konstruksi di saat negara berjuang melawan pandemi Covid-19.
Proyek renovasi bertajuk Central Vista Redevelopment Project dikategorikan 'layanan esensial' sehingga pengerjaannya dilanjutkan meski sebagian besar proyek lainnya ditunda saat ini.
Pada Rabu lalu, dua warga sipil mengajukan keluhan terhadap pembangunan parlemen dan rumah Perdana Menteri Modi itu ke Pengadilan Tinggi Delhi.
Menurut petisi yang diajukan pengacara Nitin Saluja, publik menilai gedung parlemen bukan termasuk 'layanan esensial'.
Mereka juga khawatir pekerja proyek berpotensi menjadi klaster baru Covid-19.