Virus Corona di Paser
Cara Guru di Paser Membekali Siswa, Mengenali Diri dengan Pubertas Kala Pendemi Covid-19
Dende Bida Asmarawati, guru Sekolah Dasar di Tana Grogot, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur membuat terobosan mengajar ke siswanya.
TRIBUNKALTIM.CO, TANA GROGOT - Dende Bida Asmarawati, guru Sekolah Dasar di Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur membuat terobosan mengajar ke siswanya di tengah pandemi Corona.
Sejak wabah Covid-19 melanda Kabupaten Paser, dan Kalimantan secara keseluruhan, pola pengajaran sekolah berubah total.
Biasa menerapkan tatap muka, belajar mengajar di ruang kelas sekolah, kini harus menjaga jarak, terpisah ruang dengan alasan untuk menerapkan protokol kesehatan, menjauhkan dari penyebaran Covid-19 secara massif.
Kali ini Dende Bida, yang juga merupakan fasilitator daerah Tanoto Foundation, memberikan mata pelajaran mengenai Ilmu Pengetahuan Alam bidang pubertas manusia. Menceritakan kepada Tribunkaltim.co via WhatsApp pada Selasa (11/5/2021).
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Guru PAUD di Tana Tidung, 86 Orang Masih Menunggu Giliran
Untuk bisa dipahami para siswanya, materi yang disampaikan pun dibuat inovatif dan kreatif sesuai dengan kondisi keadaan pembelajaran jarak jauh.
Dia mengajarkan siswa tentang pubertas pertama kalinya melalui sistem daring atau jaringan online dengan bantuan konseksi internet.
Tentu ini merupakan tantangan bagi Dende karena topik pembelajarannya merupakan topik yang sangat sensitif.
Dende menyisiasati dengan mengajak orangtua untuk mendampingi anaknya, dalam belajar soal pubertas ini.
Baca Juga: Hardiknas 2021, Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali Singgung Guru dan ASN: Beri yang Terbaik Buat Rakyat
Langkah pertama, Dende mengajak siswa untuk mencari koran Tribun Kaltim di rumahnya masing-masing.
Dende meminta menyusun perkembangan manusia dengan potongan-potongan gambar yang ditemukan di koran Tribun Kaltim.
Satu di antara siswa yang ikut program belajar dari guru Dende ini adalah Muhammad Aufan Gaffan.
Siswa tersebut menyusun potongan gambar sesuai dengan umurnya.
Baca Juga: Tantangan Guru SD dalam Pandemi Covid-19 di Kukar, Hingga Membuat Duta Orangtua
Gambar pertama anak bayi berusia 8 bulan, kemudian anak kecil berusia 7 tahun, dan hingga paling dewasa diibaratkan umur bapak Aufan.
Aufan dan teman-teman mempresentasikan di grup kelas melalui Google Classroom dalam bentuk video, gambar, dan tulisan.
Interaksi dan komunikasi tetap terjalin walaupun pembelajaran diadakan daring.
Proses diskusi berkembang hidup, satu sama lain antar siswa terjadi pertukaran gagasan, saling memberikan saran dan kritikan.
Baca Juga: Hardiknas 2021, Bupati Nunukan Asmin Harap Guru dan Peserta Didik Tetap Produktif meski Pandemi
Contohnya, salah satu teman Aufan, tidak setuju Aufan menggambarkan usia anak yang berusia 8 bulan.
Mengingat, teman Aufan merasa, adiknya yang digambarkan Aufan sudah menginjak umur 1 tahun.
Tentu saja, Dende menjaga diskusi tetap hidup dan mengarahkan diskusi untuk membahas pertumbuhan manusia dari tahun ke tahun.
Setelah diskusi, Dende melakukan penguatan dengan memberikan pemahaman bahwa manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai perkembangan.
Baca Juga: Syarat Pembelajaran Tatap Muka, Guru di Tarakan Wajib Menjalani Vaksinasi Covid-19
Masa pubertas dialami setelah masa anak-anak. Dende mengajak siswa refleksi.
"Belajar hari ini menyenangkan dan malu," ungkap Dian.
Kemasan pembelajaran ini masih berlanjut pada 2 pertemuan berikutnya secara detail agar setiap siswa bisa paham dan benar-benar teringat sepanjang masa.
Kegiatan pertemuan kedua akan membahas pubertas lebih rinci dengan membahas ciri khas biologis pertemuan pubertas.
"Sedangkan di pertemuan terakhir membuat poster yang menarik pada masa pubertas," ungkap Dende.
Memahami Pubertas
Mari kita simak pengertian masa pubertas. Tidak hanya pengertiannya, dalam artikel ini juga dilengkapi dengan ciri-ciri pubertas pada laki-laki dan perempuan.
Dikutip dari KBBI, masa puber adalah masa atau kehidupan usia remaja. Sedangkan pubertas adalah masa akil balig atau masa remaja.
Dikutip dari Buku Informasi Kesehatan Peserta Didik Tingkat SMP/MTS dan SMK/SMK/MA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2017, masa pubertas akan dialami anak pada usia 10-19 tahun.
Masa pubertas juga disebut sebagai masa perubahan/transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Akan ada banyak perubahan, di antaranya menyangkut fisik, psikis, jiwa dan pematangan fungsi organ reproduksi.
Masa pubertas dimulai pada umur yang berbeda-beda. Biasanya pada umur 10 sampai 12 tahun. Namun, ada juga yang dimulai pada usia lebih tua dari usia tersebut.
Umumnya, pubertas pada anak perempuan lebih awal satu atau dua tahun dari anak laki-laki.
Terkait tanda-tanda seorang anak mengalami pubertas bisa dilihat dari ciri-cirinya.
Ciri-ciri pubertas pada laki-laki
Adapun tanda atau ciri pubertas pada anak laki-laki yakni:
- Badan bertambah tinggi dan besar.
- Otot dada dan bahu melebar.
- Tumbuh jakun dan suara menjadi berat.
- Tumbuh kumis, jambang, janggut, rambut ketika dan disekitar kelamin.
- Terkadang juga tumbuh rambut di dada.
- Mulai berjerawat.
- Mengalami mimpi basah.
Ciri-ciri pubertas pada perempuan
Adapun tanda atau ciri pubertas pada anak perempuan yakni:
- Badan bertambah tinggi dan besar.
- Pinggung melebar.
- Payudara mulai membesar.
- Tumbuh rambut pada ketiak dan sekitar kelamin.
- Mulai berjerawat.
- Mulai menstruasi.
Tidak hanya perubahan fisik, remaja di masa pubertas juga akan mengalami perubahan keadaan jiwa.
Pada masa pubertas, keadaan jiwa juga mengalami perubahan yang dapat mempengaruhi perilaku remaja. Perubahan psikis/kejiwaan pada masa pubertas
Adapun seorang yang mengalami pubertas akan merasakan lebih bersemangat, lebih kreatif, senang berpetualang.
Tidak hanya itu, biasanya dia juga lebih mudah marah, bosan, bahkan tidak peduli atau cuek. Pada masa ini, pribadi juga lebih senang berkumpul dengan teman dibanding keluarga.
Ada rasa ingin diakui oleh kelompok sebaya, punya rasa ingin tahu yang besar, dan suka mencoba sesuatu yang baru.
Menstruasi
Bagi perempuan yang akan memasuki masa pubertas, penting mengetahui tentang menstruasi.
Menstruasi atau haid yang pertama (menarche) merupakan tanda pubertas.
Menstruasi adalah peluruhan lapisan dalam dinding rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah.
Peristiwa ini terjadi setiap bulan, biasanya berlangsung selama lima sampai dengan tujuh hari.
Siklus menstruasi yang normal rata-rata yakni 28 hari (21-35 hari), bila siklus menstruasi tidak normal, sebaiknya tanyakan kepada tenaga kesehatan.
Umumnya, menstruasi akan berlangsung hingga usia 50 tahun. Masa setelah menstruasi berhenti disebut menopause.
Beberapa perempuan akan merasakan kram atau sakit selama menstruasi, hal ini disebut sebagai dismenore.
Untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri bisa dengan memberikan kompres hangat pada lokasi yang sakit.
Kamu juga bisa dengan istirahat cukup dan berolahraga terutama berjalan.
Jika masih nyeri, segeralah datang ke puskemas atau fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dan pengobatan.
Mimpi basah
Bagi laki-laki yang berada di masa pubertas akan mengalami mimpi basah.
Mimpi basah adalah peristiwa keluarnya sperma saat tidur, umumnya dikarenakan bermimpi tentang hubungan seks.
Mimpi basah merupakan cara alami tubuh mengeluarkan timbunan sperma yang terbentuk terus-menerus.
Sejak kamu mengalami mimpi basah, itu menandakan alat reproduksi sudah berfungsi seperti orang dewasa.
Remaja perempuan yang sudah menstruasi berisiko hamil apabila melakukan hubungan seksual.
Begitu juga remaja laki-laki yang telah mengalami mimpi basah, ia sudah bisa menyebabkan kehamilan jika melakukan hubungan seksual.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengertian Pubertas: Lengkap dengan Ciri-ciri Laki-laki dan Perempuan di Masa Puber
(Tribunkaltim.co/Budi Susilo)