Berita Kaltim Terkini
Pengungkapan Sindikat Peredaran Sabu, Berikut Kronologi 1 Tersangka Tertangkap di Lapas Bontang
Komitmen dalam Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Timur.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
Identik dengan Kasus 25 Kg
Pengungkapan jaringan narkotika yang memanfaatkan jalur darat antar provinsi terungkap oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Timur (BNNP Kaltim).
Terbaru, 5 kilogram sabu disita dan dimusnahkan hari ini, setelah melalui tahap uji sampel untuk pembuktian.
Sebelumnya, Kepolsian Daerah Kaltim (Polda Kaltim) juga mengungkapkan, peredaran narkotika jenis sabu seberat 25 kilogram.
Menyinggung keterkaitan pelaku dengan yang sebelumnya, diungkap Polda Kaltim, pihak BNNP Kaltim akan berkomunikasi nantinya.
Baca Juga: Sabu Seberat 25 Kg Gagal Edar di Balikpapan, Gudangnya Dipastikan dari Tawau Malaysia
"Kami lagi hubungkan kasus ini dengan tangkapan dari Polda Kaltim (narkotika jenis sabu 25 kilogram). Karena mereka (pelaku atau sindikat) memutus informasi," tegas Kepala BNNP Kaltim Brigjen Pol. Wisnu Andayana Selasa (18/5/2021) hari ini.
Bertanya asal barang dari negara tetangga, Brigjen Pol. Wisnu Andayana belum dapat memastikan.
Namun pihaknya mengatakan bahwa barang haram identik dengan yang diungkap Polda Kaltim.
"Kami belum bisa pastikan barang ini dari Malaysia atau Tiongkok, makanya kami harus sinkronkan dengan di Polda Kaltim. Karena jenis barangnya hampir sama," sebutnya.
Baca Juga: Polresta Samarinda Musnahkan Barang Bukti dari 23 Tersangka, Sabu dan Ganja Diblender
"Sabu 5 kilogram ini diduga dari Malaysia, karena produk ini banyak ditemukan dari sana," imbuhnya.
Dia pun juga menegaskan bahwa peredaran narkotika di Kaltim, semenjak dirinya menjabat Kepala BNNP Kaltim selama sepekan terakhir sangat harus mendapat perhatian khusus.
Terutama Kaltim yang menjadi jalur sindikat peredaran narkotika, lantaran berbatasan langsung dengan negara tetangga serta provinsi lain di utara Indonesia yang juga jalur terluar.
Brigjen Pol. Wisnu Andayana juga mengaku prihatin melihat sasaran pengedar yang menjual pada pelajar dan kalangan anak dibawah umur.