Banjir di Berau

Pascabanjir, Pemkab Berau Siapkan Penanganan Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Pemerintah Kabupaten Berau tengah melakukan penanganan pascabanjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Berau.

Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/IKBAL NURKARIM
Bupati Berau, Sri Juniarsih kepada Tribunkaltim.co di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Pemerintah Kabupaten Berau tengah melakukan penanganan pascabanjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur pada Kamis (20/5/2021).

Demikian disampaikan oleh Bupati Berau, Sri Juniarsih kepada Tribunkaltim.co di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau.

Dia menyebutkan, dirinya telah memanggil dan rapat dengan OPD terkait untuk mengambil langkah panganan pascabanjir.

Orang nomor satu di Berau itu mengatakan, untuk jangka pendek, pemerintah daerah akan berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat yang sebelumnya terganggu seperti kebutuhan air bersih dan obat-obatan.

Baca Juga: Banjir di Berau, Hanya Rugi Benih, Kampung Tumbit Melayu Sudah Melewati Masa Panen

Sepertinya untuk penanganan jangka pendek akan memenuhi kebutuhan masyarakat seperti kebutuhan air bersih.

"Sehingga kita segera melakukan penanganan untuk memenuhi kebutuhan air bersih korban banjir," ujarnya.

"Kemudian kebutuhan akan obat-obatan, karena biasanya setelah banjir itu muncul penyakit seperti penyakit kulit atau diare," tuturnya.

Untuk penanganan jangka panjang sendiri lanjut Bupati perempuan pertama di Berau itu mengungkapkan akan membentuk kampung tangguh, termasuk memperbaiki fasilitas yang rusak akibat diterjang banjir.

Baca Juga: Ribuan Kepala Keluarga di Berau Masih Terkena Dampak Banjir

"Untuk jangka panjang kita sudah ada wacana untuk rumah layak huni untuk antisipasi ketika terjadi bencana tahunan seperti saat ini," imbuhnya.

"Kemudian kita juga rencana akan membuat rumah siaga bencana, untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat yang ketika ada bencana bisa tanggap darurat. Terus jalan yang rusak kita upayakan dilakukan perbaikan karena ketika ada hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, hujan deras yang melanda Kabupaten Berau sejak 12 Mei lalu, membuat Sungai Kelay dan Sungai Segah meluap.

Akibatnya, jalan kampung Bena Baru rusak parah, dan rumah-rumah warga terendam banjir.

Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, sebanyak 2.308 Kepala Keluarga yang terdampak dari banjir yang terjadi bersamaan dengan momen Hari Raya Idul Fitri 1442 H.

Luapan Sungai Kelay itu merembes hingga tanggul salah satu tambang batubara yang beroperasi di Berau mengalami tanggul jebol pada Minggu, 16 Mei.

Namun saat ini sebagian wilayah yang sebelumnya terendam banjir kini sudah mulai surut dan masyarakat sudah mulai membersihkan sisa banjir. 

Hanya Rugi Benih

Berita sebelumnya. Kawasan ladang pertanian Kampung Tumbit Melayu Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur yang ikut terendam banjir menelan kerugian benih sebesar Rp 115 juta.

Demikian dibeberkan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kab Berau, Mustakim, menjelaskan banjir tahunan itu sudah beberapa kali mengakibatkan lahan pertanian di Tumbit Melayu.

Luasan lahan pertanian di Tumbit Melayu itu sebesar 160 hektar. Fokus mereka saat ini memang berada di Tumbit Melayu, sebagai kawasan pertanian.

“Tapi tidak semua lahan pertanian tergenang, namun ya tidak sedikit juga,” ungkapnya kepada Tribun Kaltim, Selasa (18/5/2021).

Baca Juga: NEWS VIDEO 15 Kampung Terdampak Banjir di Berau

Baca Juga: Ribuan Kepala Keluarga di Berau Masih Terkena Dampak Banjir

Lanjutnya, kerugian tersebut tidak begitu berpengaruh pada produksi tahunan, lantaran lahan yang terendam banjir sudah melewati masa panen pertama. Saat ini yang terdampak adalah pertanian palawija.

Untuk penanganan pasca banjir pihaknya sudah mengantisipasi banjir tahunan ini.

Mustakim menegaskan untuk Distanak tidak fokus pada pemberian sembako, melainkan penggantian bibit yang sudah ditanam.

Bibit tersebut berasal dari stok mereka yang tersedia, meskipun per satu hektar belum bisa diketahui berapa pemberiannya, akan dilakukan pendataan kembali.

Baca Juga: 23 Jiwa di Desa Tanjung Lapang Malinau Mengungsi, Bantuan yang Paling Dibutuhkan Korban Banjir

Sedangkan untuk bibit baru, pihaknya belum memasuki masa lelang.

“Nanti sistem pemberian bantuan bibit ini kami ambil dari realokasi stok per Kecamatan yang masih ada, misalkan di Gunung Tabur ada sisa, kami alihkan ke Tumbit Melayu,” ungkapnya.

Mustakim menjelaskan daerah Tumbit Melayu, tidak berpotensi besar untuk wilayah pertanian.

Sebab itu produksi tahunan di 2021, besar kemungkinan tidak berpengaruh begitu signifikan.

Baca Juga: Hasil Sumbangan OPD, Pemkab Berau Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir

Lanjutnya, masa tanam akan kembali lagi di bulan Oktober, sebelum itu dia harap pihaknya sudah bisa mendistribusikan bantuan pasca bencana.

Sementara itu, untuk hewan peternakan dipastikan aman. Pengamanan itu berupa pembuatan kandang darurat jika banjir terjadi, pembuatan kandang itu di Tumbit Melayu berkaca terhadap bencana banjir tahunan ini.

“Untuk peternakan juga sudah aman, ada beberapa laporan saya dengar hari ini, ada yang sudah dilepas,” tutupnya. 

Bupati Fokus Penanganan Pascabanjir

Bupati Berau Sri Juniarsih bersama Wakil Bupati Gamalis serta sejumlah OPD kembali meninjau kondisi banjir yang berada di Kecamatan Kelay maupun di Teluk Bayur, Selasa (18/5/2021).

Dari peninjauan langsung tersebut, Bupati Berau Sri Juniarsih menyebutkan sejumlah kampung yang sebelumnya terendam banjir akibat luapan sungai Kelay dan Segah, kini mulai surut.

"Hari ini terakhir kami berkunjung ke Long Beliu dan merasa Alhamdulillah airnya sudah surut dan masyarakat sudah mulai berbenah membersihkan rumah termasuk memperbaiki fasilitas jika ada yang rusak," jelas Sri Juniarsih.

"Memang masih ada beberapa kampung yang airnya belum surut seperti di Long Lanut dan di Tumbit Dayak," tuturnya.

Bupati perempuan pertama di Berau itu mengatakan yang menjadi fokus pemerintah daerah saat ini, yakni penanganan pasca banjir.

Baca juga: Banjir Juga Melanda Kampung Tumbit Melayu Berau, Ketersediaan Air Bersih Jadi Keluhan Warga

Termasuk mengantisipasi timbulnya penyakit kulit atau di area bagi masyarakat yang terdampak banjir.

"Yang harus kami pikirkan sekarang adalah ke depan ketika pasca banjir," imbuhnya.

"Selain itu mengenai kesehatan dan itu sudah kami bicarakan dengan wakil bupati dan OPD terkait untuk antisipasi penyakit seperti penyakit kulit maupun diare," tuturnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Berau Gamalis menambahkan untuk antisipasi penyakit terhadap masyarakat pasca banjir akan memaksimalkan pelayanan yang ada di Puskesmas Pembantu (Pustu) yang berada di sekitar wilayah banjir.

Gamalis mengakui, awalnya ingin membentuk posko kesehatan namun hal itu nilai belum terlalu efektif sehingga pihaknya akan mengirimkan obat-obatan untuk Pustu.

Baca juga: Warga Korban Banjir Minta Perhatian Pemkab Berau untuk Beri Bantuan Pangan

"Pemerintah Kabupaten Berau berencana mendirikan posko kesehatan tetapi dari Kepala Dinas menyampaikan itu tidak terlalu diperlukan. Karena kita ada Puskesmas Pembantu untuk dimanfaatkan untuk melayani masyarakat yang terkena penyakit pasca banjir ini, jadi kita akan menyuplai obat-obatan dan tenaga medis," ucapnya.

Berdasarkan data BPBD, dari belasan kampung yang terendam banjir kita tersisa 5 kampung yang belum surut, yakni Kampung Tumbit Melayu, Tumbit Dayak, Bena Baru, Pegat Bukur dan Long Lanut dengan ketinggian air ada yang masih mencapai sekitar 2 meter. 

Berita tentang Berau

Berita tentang Bupati Sri Juniarsih

Penulis Ikbal Nurkarim | Editor: Budi Susilo

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved