Berita Bontang Terkini
Harga Tahu di Bontang Melambung Tinggi, Omset Para Pedagang Hulor Menurun Drastis
Naiknya bahan baku pembuatan tempe dan tahu mulai dikeluhkan sejumlah pedagang makan hulor di Bontang.
Penulis: Ismail Usman | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG-Naiknya bahan baku pembuatan tempe dan tahu mulai dikeluhkan sejumlah pedagang makan hulor di Bontang.
Kenaikan harga kedelai yang berimbas pada harga tahu dan tempe, tentunya menguras sebagian omset para pegadang hulor.
Sebab bahan dasar makanan asal jawa timur itu dari tahu telor dan bumbu kacang.
Baca Juga: Hari Keanekaragaman Hayati Internasional, Balai TNK Bontang Tanam 2.021 Bibit Mangrove
Baca Juga: Komunitas Musik dan Seni di Bontang Dukung Rencana Walikota Basri Rase Merevisi Aturan Iklan Rokok
Diketahui, harga tahu di pasar sebelumnya hanya Rp 3 ribu perbungkus.
Namun saat ini memgalami kenaikan Rp 5 ribu hingga Rp 6 ribu per bungkus.
Bahkan dari informasi yang dilansir TribunKaltim.Co, harga ini akan kembali naik.
Salah satu pedagag Hulor di bilangan Jalan Jend. Achmad Yani, Bontang Utara, Nurul Hidayah menyebutkan jika naiknya harga tahu tentu berimbas pada keuntungan penjualan hulor.
Baca Juga: Harga Kedelai di Bontang Melambung Tinggi, Diprediksi Tahu dan Tempe Bakal Hilang dari Pasaran
Baca Juga: RSUD Taman Husada Bontang Kini Bebaskan Biaya Rapid Antigen Bagi Penjaga Pasien
"Untuk kami jadi tipis. Karena harga bahan dasar hulor naik. Otomatis keuntungan kurang. Kecuali harga hulornya kami naikkan juga. Ditambah lagi ada ancaman bakal mogok produksi selama dua hari," ungkapnya, Minggu (23/05/2021).
Bahkan ia menyebutkan, jika selama harga tahu meningkat dirinya telah mengalami penurunan omset hingga 75 persen.
Kendati Nurul tak menaikkan harga makanan yang dijualnya atau tetap Rp 15 ribu per porsi.
“Takutnya kalau harga dinaikkan, pelanggan mengeluh," ujar Nurul.
Ia juga mengaku telah mengetahui kabar akan ada aksi mogok dari sejumlah pengusaha tahu dan tempe pada 27-28 Mei mendatang.
Surat Edaran Persatuan Pengrajin Tahu dan Tempe (PPTT) Bontang yang terbit hari ini membuatnya harus mengambil langkah agar usahanya tetap berjalan.
"Kalau memang mau mogok produksi, nanti saya stok banyak agar tetap bisa berjualan walaupun untungnya tipis," pungkasnya.
Pedagang makanan serupa, Darsiti, mengatakan mahalnya harga tahu membuat pendapatannya berkurang. Biasanya, dia bisa mengantongi omset sebanyak Rp 1,5 juta.
Baca Juga: Stasiun Isotank di Bontang Dituding Ilegal, Sewa Lahan di Kawasan Hutan Lindung
Baca Juga: Penumpang KM Egon Rute Lok Tuan Bontang ke Pare-pare tak Lebih dari 50 Persen
Kenaikan harga bahan baku itupun membuatnya kehilangan pendapatan hingga Rp 500 ribu.
"Pendapatan menurun sejak pandemi, ditambah lagi dengan naiknya harga tahu ini," keluhnya pemilik warung Hulor Kediri itu.
Diapun berharap, pemerintah mencari solusi atas masalah tersebut. Ia mendesak otoritas pemerintah segera menstabilkan harga kedelai.
"Semoga pemerintah bisa segera carikan solusi, kasihan kami yang masyarakat kecil jika kondisinya terus begini," pungkasnya. (*)