Berita Samarinda Terkini
Sajikan Makanan Khas Daerah, Kuliner Pasar Subuh Samarinda Jadi Favorit
Keberadaan Pasar Subuh yang berada di Jalan Yos Sudarso bukan merupakan hal asing lagi bagi masyarakat Kota Tepian.
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO.SAMARINDA-Sebagai salah satu pasar tertua di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, keberadaan Pasar Subuh yang berada di Jalan Yos Sudarso bukan merupakan hal asing lagi bagi masyarakat Kota Tepian.
Pasar yang sudah ada sejak tahun 80-an ini terkenal sebagai pasar tradisional yang nyentrik.
Karena menjual berbagai jenis daging hewan yang halal maupun non halal.
Baca Juga: Kisah Gelandangan yang Bertahan Hidup di Samarinda, Sampaikan Aspirasi ke Pemkot
Baca Juga: Wakil Walikota Rusmadi Wongso Hadiri Halal Bi Halal di Masjid Agung Pelita Samarinda
Tapi bukan hanya itu, pasar yang berada tepat di depan Pelabuhan Samarinda ini juga menjual berbagai jenis kuliner daerah.
Seperti buras khas Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ikan asa, nasi kuning dan banyak lagi.
"Tapi semenjak Covid-19 ini penjualan menurun 25%. Biasa warga beli pake ojek online juga," tutur Ibu Aris (48) salah seorang penjual.
Untuk ketertiban kota, wanita asal Banjarmasin ini menuturkan bahwa pihak Pemerintah Kota Samarinda sudah melakukan penertiban lapak dagangan mereka sejak 2004 lalu.
Baca Juga: Kronologi Pengendara Ancam Petugas Polisi di Jembatan Mahakam IV, Polresta Samarinda Ringkus Pelaku
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Samarinda, Minggu 23 Mei 2021, Pagi Bakal Turun Hujan Ringan Sampai Sore
"Dulu kan emper aja di jalan. Jadi dipindah ke atas sini (bahu jalan) supaya enggak bikin macet. Juga disuruh beli kain khas Samarinda buat jadi taplak biar rapih, seragam," lanjutnya.
Yang juga uniknya di pasar ini adalah menyatunya lapak makanan halal dan non halal yang dijual para pedagang.
Namun jangan salah soal rasa, diakui para pembeli tidak bisa diragukan lagi.
"Enak-enak makanannya. Kayak masakan almarhum mama. Jadi walaupun campur dengan non halal tetap suka. Kan lapaknya beda, masa iya soal perut juga harus ribut soal keagamaan? Penjualnya juga jujur kalau ada makanan yang non halal," Meta (35) yang sedang membeli makanan di pasar tersebut sambil bercanda.