Berita Nunukan Terkini

Sulap Lahan 4 Ha Jadi Tempat Wisata, Lapas Nunukan Suguhkan Pemandangan untuk Weekend

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIB Nunukan, Kalimantan Utara berhasil menyulap lahan seluas 4 hektare, menjadi kawasan wisata sekaligus edukasi

Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/FEBRIANUS FELIS
Susana Sura Leka saat berada di puncak bukit, wisata Lapas Nunukan, Jalan Sei Jepun, Kecamatan Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan, Minggu (23/05/2021), sore.TRIBUNKALTIM.CO/FEBRIANUS FELIS 

Susana Sura Leka, satu diantara pengunjung mengaku takjub melihat pemandangan yang indah dari puncak wisata Lapas Nunukan.

"Ini baru kali pertama saya ke sini bareng teman. Dan dari semua lokasi wisata yang ada di Nunukan ini yang keren, kalau dilihat dari segi pemandangan.

Apalagi banyak titik yang bagus untuk berpose. Kalau mau lihat sunset dan sunrise tempat ini cocok banget. Dari atas puncak, kita bisa semuanya, termasuk laut,"kata Susana Sura Leka saat ditemui di puncak, pukul 16.30 Wita.

Menurut wanita kelahiran Nunukan itu, untuk sampai di lokasi wisata, waktu tempuh yang ia habiskan sekira 40 menit, menggunakan sepeda motor.

"Saya tinggal di Jalan Pembangunan, Kecamatan Nunukan. Kalau kelajuan normal bisa sampai 40 menit. Kalau kami 30 menit saja," ujarnya.

Baca Juga: Belum Sempat PCR Swab, 67 Pekerja Imigran Ilegal di Sebatik Nunukan Kabur

Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Nunukan, Pekerja Imigran Pulang Secara Ilegal, 1 Terindikasi Positif Covid-19

Untuk biaya masuk lokasi wisata dikenakan Rp5 ribu per orang dewasa, sedangkan untuk anak-anak tak dipungut biaya alias gratis.

Tak hanya itu, di dalam wisata Lapas Nunukan, juga terdapat varian buah-buahan dan sayuran yang dikelola oleh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Kalapas Klas IIB Nunukan, Taufiq Hidayat menuturkan, hasil panen itu sebagian dikonsumsi dan dijual.

"Untuk menciptakan kemandirian pangan di Lapas Nunukan, WBP dilatih mengolah lahan tidur untuk pertanian. Ini sebagai dukungan terhadap program ketahanan pangan di tengah pandemi Covid-19. Hasil panen sebagian dikonsumsi warga hunian dan sebagian lagi dijual. Uangnya masuk di penerimaan negara bukan pajak (PNBP) setiap bulan," ucap Taufiq Hidayat.

Lanjut Taufiq Hidayat," Pelatihan yang kami berikan sebagai acuan untuk belajar jika nanti sudah bebas dari masa penahanan. Selain itu, ilmu yang mereka dapatkan selama jadi WBP bisa mereka gunakan untuk berkarya dan tidak memberatkan keluarga saat bebas nanti," ungkapnya. (*)

Berita tentang Nunukan

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved