Berita Berau Terkini

Ternak Babi di Maluang dan Paribau Terserang ASF, Ini Harapan DPRD Berau

Para peternak mengalami kerugian yang tidak sedikit dari kematian yang mencapai 78 ekor babi di beberapa kampung itu.

TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI
Ketua Komisi I DPRD Berau, Feri Kombong bersama dengan Kepala Distanak Berau Mustakim mengunjungi peternak babi yang mengalami kerugian.TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI 

TRIBUNKALTIM.CO,TANJUNG REDEB - Menyikapi kematian puluhan babi di Kampung Maluang dan Pribau, Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau yang positif terserang virus African Swine Fever (ASF), Ketua Komisi I DPRD Berau, Feri Kombong ingin kejadian ini sebagai bahan evaluasi pemerintah.

Pasalnya, para peternak mengalami kerugian yang tidak sedikit dari kematian yang mencapai 78 ekor babi di beberapa kampung itu.

Sementara itu, sesuai dengan laporan Dinas Pertanian dan Peternak (Distanak) Berau, ASF sendiri bisa menyebabkan kematian babi hingga 100 persen.

Baca Juga: Kadin Berau Sebut Vaksinasi Gotong Royong sebagai Bentuk Tanggung Jawab Perusahaan pada Karyawan

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kabupaten Berau, Hari Ini Diprediksi Hujan Ringan Hingga Sore

Penyakit ini juga baru terjadi untuk kali pertama di wilayah Berau, maupun Kalimantan Timur.

“Saya harap ini menjadi bahan evaluasi dari penanganan ternak di Kabupaten Berau, tidak hanya untuk ternak babi saja, yang lainnya juga. Sebab sadah ada kasus kematian yang tidak sedikit,” jelasnya kepada TribunKaltim.Co, Selasa (25/5/2021).

Feri mengakui setelah berdiskusi dengan pihak terkait, salah satu upaya untuk menekan kematian 100 persen itu, beberapa ternak babi yang dicurigai dan mengalami gejala ASF terpaksa harus dihabisi sebelum menular ke beberapa ternak lainnya.

Tetapi untungnya, penyakit itu tidak menular ke manusia.

Baca Juga: FPABK Berau Harap Pembelajaran Tatap Muka Bisa Digelar Juli Nanti

Baca Juga: Himpaudi Berau Ingin Peserta PAUD Tahun 2021 Lebih Banyak meski Pandemi Masih Berlangsung

Meski akan menimbulkan kerugian yang lebih besar, pemusnahan itu mendapatkan dukungan untuk memutus mata rantai virus tersebut.

Sedangkan kandang yang digunakan minimal 3 bulan kembali baru bisa digunakan.

“Ada yang dalam satu kandang secara bersamaan hidup sebanyak 40 ekor, kerugian itu pasti sangat besar sekali,” terangnya.

Selain itu, pemerintah diharapkan bisa meringankan kerugian dari para peternak dengan memberikan bibit ternak babi yang unggul.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved