Berita Samarinda Terkini

Lampu Penerangan Jalan Umum Jalur Alternatif Menyala, Penantian Warga Samarinda Terjawab

Ditutupnya jalur perlintasan Jembatan Mahkota II setelah adanya abrasi disusul longsor tepat di kolong jembatan pada Senin (26/5/2021).

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Kondisi Jalan Lingkar Stadion Palaran saat siang hari. Warga Samarinda khususnya Palaran, kini terpaksa melalui jalan ini sebagai alternatif setelah Jembatan Mahkota II dilakukan penutupan pasca abrasi dibawah kolong jembatan tersebut.TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Ditutupnya jalur perlintasan Jembatan Mahkota II setelah adanya abrasi disusul longsor tepat di kolong jembatan pada Senin (26/5/2021) sebulan lalu, masyarakat khususnya warga Kecamatan Palaran harus mencari jalur alternatif.

Jalur alternatif sendiri bisa melewati Jalan Pattimura, Kecamatan Samarinda Seberang yang kini juga tengah dalam penanganan pascalongsor di kawasan Teluk Bajau.

Serta Jalur lingkar Stadion Palaran, Kecamatan Palaran, yang minim penerangan.

Permasalahan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) di Jalan Stadion Utama yang dikeluhkan Warga dan unsur Musyawarah pimpinan Kecamatan (Muspicam) kepada instansi terkait perlahan terjawab.

Selasa (25/5/2021) malam, terlihat lampu yang sudsh lama tidak menyala kembali berfungsi.

Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda, Herwan Rifai saat dikonfirmasi berkata bahwa ada 14 titik LPJU yang menjadi prioritas pihaknya di daerah rawan yang telah kembali berfungsi. 

Hal itu menjadi penanganan utama pihaknya lantaran dikawasan tersebut kerap terjadi tindakan kriminalitas. 

"Baru selesai semalam (Selasa) pukul 22.00 WITA. LPJU yang menyala itu dari jalan masuk stadion yang ditunjukan Pak Camat sebelumnya. Lokasi yang disinyalir banyak begal dan rawan kecelakaan," sebut Herwan Rifai, Rabu (26/5/2021). 

Saat ditanya mengapa pengaktifan LPJU cenderung lama, yakni sebulan lamanya, Herwan Rifai menjawab bahwa adanya kerusakan jaringan kabel optik, bahkan beberapa perangkat juga dinyatakan hilang. 

"Saat itu jaringannya yang rusak makanya tidak bisa cepat," ujarnya.. 

Herwan Rifai menambahkan bahwa nantinya jika ada rencana penambahan titik LPJU yang akan kembali diaktifkan, pengerjaan diprediksi akan lebih mudah ketimbang sebelumnya, karena jaringan kabel yang menjadi masalah utama sudah teratasi. 

"Alhamdulillah untuk saat ini nyala dulu, kalau ada penambahan (LPJU) nantinya akan gampang karena jaringannya sudah diperbaiki," tegasnya

Diberitakan sebelumnya, usaha untuk menerangi sepanjang Jalan Stadion Utama, Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur rupanya harus memakaan waktu sedikit lebih lama.

Rencana Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda memasang Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) tidak langsung bisa dipasang, meski stok lampu dari pihaknya masih tersedia. 

Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda, Herwan Rifai menyampaikan, saat kembali dikonfirmasi perihal hasil penyisiran dan pemeriksaan jalur LPJU yang dilakukan pada Senin (26/4/2021) malam kemarin, beberapa titik LPJU mengalami kerusakan parah.

Malam ini pihaknya juga akan melakukan penyisiran dan pemantauan kembali. 

Kabel jaringan utama yang menghubungkan setiap lampu pun diketahui telah hilang. 

"Jaringannya itu banyak rusak parah. Kabel jaringan yang di dalam tanah itu juga banya hilang. Kalau panjangnya belum diukur secara pasti berapa yang hilang," bebernya, Selasa (27/4/2021) hari ini.

Permasalahan ini membuat proses untuk mengaktifkan lampu penerangan di Jalan lingkar Stadion Utama Palaran akan agak lama.

Hilangnya kabel jaringan, membuat pihak Dishub bekerja ekstra guna memperbaiki seluruh jaringan beserta pemasangan lampu yang diperkirakan membutuhkan waktu selama seminggu penuh. 

"Mengerjakannya lumayan lama, kecuali cuma ganti lampu (bohlam). Seminggu paling tidak. Nantinya juga akan koordinasi juga sama Dishub Provinsi dan UPTD pengelola stadionnya untuk kabel jaringan karena ada juga yang kami tidak punya," jelas Herwan Rifai.

Pengaktifan 14 titik LPJU dibeberapa titik, diprioritaskan pada daerah rawan dahulu. 

Baik rawan kecelakaan maupun rawan tindak pidana (begal). 

"Kami akan prioritaskan beberapa titik seperti di turunan SKOI dan lingkar stadion karena infromasinya dari Camat Palaran itu daerah rawan," pungkas Herwan Rifai.

Ada Opsi Pembatasan Kendaraan

Terhitung satu bulan sudah Jembatan Mahkota II ditutup, mulai dari Senin, 26 April 2021 lalu hingga hari ini (25/5/2021).

Keputusan kapan akan dibuka kembali perlintasan jalur yang menghubungkan tiga Kecamatan dan jalur pendekat gerbang Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) masih menunggu surat resmi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). 

Sebagai informasi, penutupan Jembatan Mahkota II ini akibat abrasi yang terjadi pada hari Minggu (25/4/2021) sebulan lalu.

Abrasi kemudian disusul longsoran persis di proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Kalhol yang berada di kolong Jembatan Mahkota II

Baca juga: Penanganan Abrasi Sungai di Samarinda Tergantung Pusat, Proteksi Jembatan Mahkota II Terus Berjalan

Pasca abrasi, dikabarkan, pylon jembatan segmen Palaran mengalami pergeseran.

Hingga harus ditangani lebih lanjut, dengan mengukur kemiringan Jembatan, sampai menutup agar masyarakat tidak melintas.

Perihal pembukaan jalur di Jembatan Mahkota II, saat ini semakin tersiar, tetapi hingga kini waktu pasti dibukanya, belumlah diketahui.

Kepala Dinas PUPR Samarinda, Hero Mardanus saat dikonfirmasi awak media berkata bahwa jika Jembatan Mahkota II dibuka dan dapat dilintasi, bisa jadi ada opsi  diberlakukan pembatasan kendaraan.

Maksudnya, hanya kendaraan ringan yang dapat melintas di jembatan sepanjang jalur 1,4 kilometer ini.

Sedangkan kendaraan beban besar tidak diperkenankan melintas. 

Penanganan sementara yang dilakukan PT Nindya Karya (Persero) pasca abrasi disusul longsor yang terjadi pada Minggu (25/4/2021) lalu.  HO/ PT Nindya Karya (Persero) 
Penanganan sementara yang dilakukan PT Nindya Karya (Persero) pasca abrasi disusul longsor yang terjadi pada Minggu (25/4/2021) lalu.  HO/ PT Nindya Karya (Persero)  (HO/ PT Nindya Karya (Persero) )

"(Masih) Nunggu suratnya untuk dibuka. Intinya positif, dalam waktu dekat akan dibuka. Kalau dibuka ya masih kendaraan ringan, bukan truk (tonase besar)," ungkapnya, Selasa (25/5/2021). 

Menyinggung terkait konstruksi jembatan, dia mengatakan bahwa saat ini masih dalam kategori aman. 

Tetapi untuk kepastian lebih detail masih menunggu alat uji crack atau pengukuran keretakkan. Alat tersebut untuk memastikan cape pile pylon 7 jembatan.

"Iya ini ada satu yang diperiksa lagi, yang ada crack itu, di pylon ke tujuh itu diperiksa," tegas Hero Mardanus. 

Penanganan pasca abrasi dan pengecekan konstruksi jembatan juga dilakukan PT Nindya Karya (Persero), kontraktor pelaksana proyek IPA Kalhol. 

Penanganan sementara yang dilakukan PT Nindya Karya (Persero) pasca abrasi disusul longsor yang terjadi pada Minggu (25/4/2021) lalu.  HO/ PT Nindya Karya (Persero) 
Penanganan sementara yang dilakukan PT Nindya Karya (Persero) pasca abrasi disusul longsor yang terjadi pada Minggu (25/4/2021) lalu.  HO/ PT Nindya Karya (Persero)  (HO/ PT Nindya Karya (Persero) )

Rensi selaku penanggung jawab PT Nindya Karya menyampaikan bahwa pengecekan sudah dilakukan jauh hari sebelumnya, dari pengukuran tersebut dia berkata jika tidak ada pergeseran yang terjadi.

Namun untuk kondisi lebih rinci, dirinya tak dapat memastikan.

"Dari pengecekan berkala kami dengan metode pengecekan yang sama sebelumnya, itu tidak ada pergerakan. Tapi soal informasi adanya pergerakan (pylon) itu memang nanti ada beberapa metode lagi untuk memastikan lebih rinci," ungkapnya, Selasa (25/5/2021).

"Kalau kami sifatnya bantu pengecekan saja, karena kami ada patokan sebelum memulai pengerjaan (fisik proyek)," imbuh Rensi. 

Selain ikut dalam pengecekan konstruksi Jembatan Mahkota II, pihaknya juga diminta melakukan langkah antisipasi abrasi susulan di bibir sungai.

Penanganan sementara yang dilakukan PT Nindya Karya (Persero) pasca abrasi disusul longsor yang terjadi pada Minggu (25/4/2021) lalu.  HO/ PT Nindya Karya (Persero)  (HO/ PT Nindya Karya (Persero) )
Penanganan sementara yang dilakukan PT Nindya Karya (Persero) pasca abrasi disusul longsor yang terjadi pada Minggu (25/4/2021) lalu.  HO/ PT Nindya Karya (Persero)  (HO/ PT Nindya Karya (Persero) ) (HO/ PT Nindya Karya (Persero) )

Dan hal tersebut diakui Rensi telah dilakukan, hingga hari ini. Untuk penambahan proteksi lereng bukit dengan plastik, tentunya mengantisipasi longsor.

"Sementara masih berjalan seperti kemarin-kemarin, cuman areanya saja yang bertambah seperti bukit yang di cover plastik itu. Tapi untuk item pengerjaannya masih sama," tegasnya. 

Bertanya penanganan jangka panjang, Rensi mengatakan bahwa hingga kini pihaknya masih menanti hasil pembahasan terkait metode yang digunakan. 

Baca juga: Abrasi di Bawah Jembatan Mahkota Dua Samarinda, PT Nindya Karya Targetkan Pengerjaan 2 Minggu

Kemungkinan metode penanganan longsor akan diketahui pada bulan depan. 

Pengambilan data primer, lanjut Rensi, bahwa sudah dilakukan, tinggal pengolahan tanah yang diuji di laboratorium. Estimasi di akhir bulan ini telah selesai. 

"Sisanya tinggal tim ahli yang tentukan  treatment apa yang digunakan. Kemungkinan bulan depan sudah ada hasilnya, karena analisa data itu kan tidak lama kurang lebih 7 - 10 hari," pungkasnya. 

Berita tentang Samarinda

Berita tentang Kalimantan Timur

Penulis M Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved