Berita Nunukan Terkini

Puluhan Warga Binaan Pemasyarakatan Mengalami Hipertensi, Lapas Nunukan Mengambil Tindakan

Maraknya hipertensi yang dialami oleh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dalam hunian, membuat Lembaga Pemasyarakatan.

Editor: Budi Susilo
HO/Lapas Klas IIB Nunukan
EDUKASI - Perawat klinik Lapas Klas IIB Nunukan lakukan sosialisasi pencegahan dan pengendalian hipertensi kepada pegawai dan WBP, belum lama ini. 

Panjat Tembok dan Gulungan Kawat 

Lapas Klas IIB Nunukan hingga kini masih terus berupaya mencari 3 narapidana yang kabur dari jeruji besi, belum lama ini.

Sebelumnya, 2 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang kabur dari Lapas Klas IIB Nunukan, pada Sabtu (13/02/2021), pukul 17.30 Wita.

Kedua pria asal tahanan Polres Bulungan itu berhasil lolos dari Lapas Nunukan setelah memanjat tembok setinggi empat meter dan gulungan kawat setinggi satu meter, dengan menggunakan sarung.

Lalu, pada Jumat (14/05/2021), sore satu lagi WBP berhasil kabur saat ditugaskan oleh pihak Lapas Nunukan untuk membantu mengangkat barang titipan lebaran milik keluarga WBP.

WBP terakhir yang kabur itu atas nama Krispin Tanyit (43), jenis kelamin laki-laki. Ia merupakan seorang petani.

Pria dengan ciri bertahi lalat di samping kanan hidung itu, divonis 8 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Tanjung Selor pada 16 Oktober 2018, atas kasus narkotika.

Siapa sangka Krispin Tanyit ternyata memiliki banyak karya yang sempat ia torehkan saat mendekam 2 tahun setengah di dalam Lapas Nunukan.

Mulai dari kemampuan melukis, perbengkelan, dan membuat pojok edukasi Wilayah Bebas Korupsi (WBK).

"WBP itu memiliki kemampuan melukis, dia juga kerja di bengkel dalam. Kami berdayakan untuk mempercantik kantor, melukis motif etnis dayak di depan pintu kantor dan pilar-pilar, serta membuat tempat yang digunakan untuk sarana edukasi WBK kepada masyarakat," kata Kasi Pembinaan dan Kegiatan Kerja (Binadik), Lapas Klas IIB Nunukan, Hendra Maha Saputra, kepada TribunKaltim.Co, melalui telepon seluler, Senin (17/05/2021), pukul 19.00 Wita.

Pria yang akrab disapa Hendra itu mengatakan, saat ini jumlah total narapidana di Lapas Nunukan sebanyak 1.282 orang.

Sementara, kapasitas Lapas saat ini hanya 260 orang.

"Over kapasitas Lapas itu karena kami menerima kiriman Napi dari Tanjung Selor, Malinau, Nunukan, KTT bahkan dari Tarakan. Dari Kanwil sudah perintahkan sesuai surat dari Dirjen Pemasyarakatan untuk redistribusi penghuni Lapas Nunukan sebesar 392 persen," ucapnya.

Hendra mengaku, SDM pegawai sipir di Lapas Nunukan masih sangat kurang.

Namun, Lapas Nunukan telah menganalisa kebutuhan pegawai sipir yang akan segera ditindaklanjuti kepada Kanwil Kalimantan Timur.

"Ada 18 titik CCTV yang sudah di tambah di blok-blok hunian. Kami akan terus melakukan pencarian dengan maksimal. Mohon doa dari masyarakat Nunukan," ujarnya.

Dia mengimbau kepada warga Nunukan untuk segera melaporkan jika mengetahui ciri-ciri Napi yang kabur.

Terakhir Napi itu mengenakan pakaian Lapas Nunukan, perpaduan warna hitam dan biru. Tangan kiri bertato. Memiliki tahi lalat pada bagian kanan hidung.

"Saat kabur sudah ada rambutnya. Kami mohon maaf kepada masyarakat Nunukan dengan adanya kejadian ini, sehingga membuat gaduh di masyarakat. Tentunya kami butuh dukungan masyarakat dan aparat terkait agar Napi tersebut segera tertangkap," ungkapnya. 

Berita tentang Nunukan

Penulis Febrianus Felis | Editor: Budi Susilo

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved