Banjir di Kutim
Banjir di Kutim dan Berau Disorot Komisi I DPRD Kaltim, Eksploitasi Hutan secara Masif Jadi Pemicu
Sudah sepekan lebih banjir di beberapa kawasan Kabupaten Kutai Timur dan Berau terjadi. Hal tersebut mendapat sorotan dari DPRD Kalimantan Timur (Kal
Penulis: Jino Prayudi Kartono |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Sudah sepekan lebih banjir di beberapa kawasan Kabupaten Kutai Timur dan Berau terjadi.
Hal tersebut mendapat sorotan dari DPRD Kalimantan Timur (Kaltim).
Anggota Komisi I DPRD Kaltim Agiel Suwarno, Kamis (27/5/2021) mengatakan, penyebabnya tak lain dan tak bukan dari banjir tersebut dikarenakan faktor alam.
Faktor-faktor tersebut salah satunya pembabatan hutan yang masif sehingga potensi penyerapan air yang rendah.
Bahkan beberapa kawasan banjir diklaim menjadi kawasan tambang dan perkebunan sawit.
Sehingga kawasan hijau semakin tipis akibat kedua aktivitas tersebut.
Baca juga: Beberapa Kawasan di Samarinda Banjir, BMKG Sebut Pengaruh dari Fenomena Super Blood Moon
"Eksploitasi secara berlebihan akhirnya mengakibatkan daerah yang dulunya hutan sebagai sumber resapan air sekarang tidak ada lagi," kata politisi PDI-Perjuangan ini.
Untuk saat ini ia berharap pemerintah kabupaten maupun provinsi saling bahu membahu mengatasi permasalahan banjir tersebut. Salah satunya merencanakan penanganan di daerah yang sangat rawan banjir.
"Daerah yang menjadi korban bencana ini bisa diatur, seperti daerah yang gundul dilakukan penghijauan. Ini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan provinsi," pungkasnya.
Sebelumnya Gubernur Kaltim Isran Noor membantah faktor banjir dikarenakan aktivitas tambang.
Justru pembukaan lahan perkebunan menjadi alasan penyebabnya menurun kapasitas penyerapan air.
"Bukan, enggak ada di sana bukan tambang di sana banyak kebun banyak pembukaan lahan," ucapnya, Rabu (26/5/2021).
Baca juga: Aktivitas Perusahaan Sebabkan Banjir, Komisi II DPRD Kaltim Minta Pemprov Perketat Pengawasan
Menurutnya banjir tersebut memang disebabkan curah hujan tinggi.