Virus Corona

Cara Mengurangi Learning Loss Akibat Pandemi Covid-19 dengan Membentuk Mitigasi

Pemangku kepentingan pendidikan perlu segera mengambil kebijakan sebagai bentuk mitigasi mengurangi dampak learning loss.

Editor: Budi Susilo
HO/Capture Zoom
Webinar Kolaborasi Pemangku Kepentingan dalam Mengatasi Learning Loss yang diselenggarakan Tanoto Foundation, Senin 31 Mei 2021. 

"Bahkan 85 persen negara di Asia Pasifik sudah melakukan PTM terbatas. Indonesia salah satu negara yang belum sepenuhnya melakukan PTM terbatas, jadi ini merupakan hal yang harus diutamakan," jelas Praptono.

Pastikan Instrumen Protokol Kesehatan

Lukman, Kepala Dinas Pendidikan Siak, Riau menyampaikan pembukaan sekolah perlu dilakukan dengan memastikan instrumen protokol kesehatan benar-benar berfungsi.

Terlebih kabupatennya berada pada zona merah penularan Covid-19. Penyelenggaraan PTM belum akan berlangsung secara serentak.

Pemerintah Kabupaten Siak telah mengalokasikan anggaran untuk seluruh satuan pendidikan agar bisa secara bertahap menyelenggarakan PTM terbatas.

“Bantuan kepada sekolah negeri dan swasta untuk penyediaan alat dan bahan dalam rangka pencegahan Covid-19 menjadi skala prioritas,” kata Lukman.

Baca Juga: Semua Orangtua Siswa Belum Merestui, Disdikbud Bontang Tetap Gelar Pembelajaran Tatap Muka pada Juni

Untuk memudahkan siswa mengakses pembelajaran di tengah pandemi, Dinas Pendidikan Siak juga menyediakan portal pembelajaran SIAK Bedelau.

Dengan portal tersebut, guru dan siswa dapat terlayani dengan beragam fasilitas, seperti pembelajaran dan pendampingan melalui live streaming, modul pembelajaran, lembar kerja peserta didik, buku-buku pelajaran, video pembelajaran, sampai berbagi karya guru.

Pembelajaran Bermakna untuk Atasi Learning Loss

Untuk mengurangi terjadinya learning loss, Golda Simatupang, spesialis pendidikan Tanoto Foundation mendorong sekolah menerapkan pembelajaran bermakna yang mendorong siswa lebih banyak mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi atau MIKiR.

Survei Tanoto Foundation pada 2.218 siswa di 454 sekolah mitra menunjukan sekitar 48,3 persen siswa senang belajar dari rumah.

Alasannnya, 41 persen siswa menyebut pembelajarannya menarik dan menyenangkan, sedangkan 31 persen siswa mengaku mendapat pengalaman belajar yang bermakna.

Jika MIKiR sudah terlaksana dengan baik maka akan timbul kemandirian belajar sehingga siswa makin terdorong untuk belajar karena minatnya bukan karena disuruh guru.

Baca Juga: Satu Sekolah Dasar di Tana Tidung Belum Laksanakan Pembelajaran Tatap Muka

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved