Berita Nasional Terkini
Hanya 20 Menit Potensi Tsunami di Selatan Laut Jawa Timur Capai Pantai Blitar, Ini Penjelasan BMKG
Hanya 20 menit potensi tsunami di Selatan Laut Jawa Timur capai pantai Blitar, ini penjelasan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika.
“Dari sejarah dan data-data yang terekam hingga saat ini, akhirnya kami menyusun pemodelan secara matematis potensi tsunami di Jawa Timur,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Webinar bertajuk Kajian dan Mitigasi Gempabumi dan Tsunami di Jawa Timur, Jumat (28/5).
Berdasarkan hasil analisis BMKG untuk wilayah Jawa Timur, potensi tsunami seluruh pesisir tinggi maksimum adalah 26-29 meter di Kabupaten Trenggalek.
“Dan waktu tiba tercepat, datangnya tsunami paling cepat, 20-24 menit di Kabupaten Blitar,” imbuh Dwikorita.
Pada September 2020, para peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) juga membeberkan adanya potensi tsunami 20 meter di selatan Pulau Jawa. Hasil riset itu telah diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Report pada bulan yang sama.
Salah satu anggota tim peneliti tersebut, Endra Gunawan mengatakan, riset tersebut menggunakan analisis multi-data dari berbagai peneliti. Selama ini, sejarah gempa besar di kawasan Pulau Jawa tidak diketahui atau tidak terdokumentasi.
“Karena gempa itu siklus, maka ada saatnya di mana di wilayah itu ada pengumpulan energi, lalu akan melepaskan saat gempa,” ungkap Endra.
Baca juga: Mahfud MD Sebut Novel Baswedan Dibenci Lantaran Politis, Niat Angkat Penyidik KPK jadi Jaksa Agung
Sementara itu, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Pasuruan Suwarto menjelaskan, sumber gempa bumi pertama berada di selatan Pulau Jawa, tepatnya di zona subduksi atau tumbukan antara lempeng Indo Australia dengan Eurasia.
“Jadi itu adalah sumber gempa yang potensial. Gempa di Malang, Blitar kemarin berada di zona subduksi. Ini merupakan sumber gempa yang berpotensi dapat dirasakan di Jawa Timur atau bahkan mungkin, kalau cukup besar bisa merusak,” ujar Suwarto.
Sumber gempa kedua, lanjut Suwarto, berada di zona sesar atau zona patahan. Zona ini cukup banyak di Jatim. Seperti Sesar Kendeng di tengah Pulau Jawa, membentang dari Provinsi Jateng ke Jatim, sekitar Waru sampai Surabaya.
Kemudian ada Sesar RMKS melintasi wilayah Rembang, Madura, Kangean, Sakala. Lalu Sesar Grindulu di Pacitan hingga Sesar Pasuruan.
“Berdasarkan data yang dirilis Pusgen (Pusat Studi Gempa Nasional) tahun 2017, Jatim ada dua sumber gempa yang cukup potensial. Yang paling sering terjadi di selatan Pulau Jawa atau di Jatim pada zona tersebut,” tuturnya.
Disinggung mengenai potensi tsunami, Suwarto menyebut di bagian selatan atau sepanjang pantai Samudra Hindia, mulai dari Banyuwangi, Jember, Lumajang, sekitar Tulungagung, sampai Pacitan, potensi tsunami cukup besar.
“Kalau gempa cukup besar berpotensi tsunami, maka daerah sepanjang pantai itu bisa terkena tsunami,” jelas Suwarto.
Baca juga: BLAK-BLAKAN Mahfud MD Sebut Koruptor Bersatu Hantam KPK, Tanggung Jawab Bukan Hanya Milik Jokowi
Meski Jatim punya potensi tsunami, namun Suwarto mengatakan tidak perlu disikapi dengan panik. Karena sifatnya bukan prediksi, melainkan hasil kajian.
“Gempa 8,7 bisa terjadi sekali langsung dengan berkekuatan seperti itu, atau mungkin patah menjadi beberapa bagian atau segmen dengan diikuti goncangan kecil. Skenario terburuk maksimal 8,7,” paparnya.