Berita Nasional Terkini

Hanya 20 Menit Potensi Tsunami di Selatan Laut Jawa Timur Capai Pantai Blitar, Ini Penjelasan BMKG

Hanya 20 menit potensi tsunami di Selatan Laut Jawa Timur capai pantai Blitar, ini penjelasan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika.

Wikipedia
Ilustrasi Tsunami - Hanya 20 menit potensi tsunami di Selatan Laut Jawa Timur capai pantai Blitar, ini penjelasan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika. 

BMKG memiliki cukup banyak kajian mitigasi. Sejak awal tahun, bersama Kepala BMKG Pusat, pihaknya melakukan kajian dan memetakan daerah-daerah rawan gempa dan tsunami.

“Kemarin kami ke Banyuwangi, daerah Muncar dan Pancer, Malang Pantai Sendang Biru, Trenggalek Pantai Prigi. Sudah kami petakan dan survei. Sekalian juga meninjau kesiapan daerah di situ. Mulai dari jalur evakuasi, tempat evakuasi,” terangnya

Pihaknya juga melakukan kajian serta membuat skenario pemodelan dan menghasilkan rekomendasi untuk diteruskan ke pemerintah daerah. Mulai Malang, Trenggalek, Banyuwangi, dan Sumenep.

“Kami sampaikan rekomendasi menyikapi potensi bahaya gempa bumi dan tsunami. Kalau dari hasil analisa gempa beberapa tahun ini memang ada peningkatan jumlah kegempaan di Jatim,” katanya.

Baca juga: HASIL MotoGP Catalunya 2021, Rider KTM Beri Kejutan, Quartararo Kena Sial, Rossi Terkapar di Lap 10

Rata-rata kenaikan dalam tiap bulan sekitar 50-100 gempa di Jatim. Ada tren peningkatan. “Itu hal yang wajar tidak perlu panik, karena gempa sifatnya periodik. Artinya akan terjadi terus- menerus. Kalau sering terjadi gempa justru ancaman gempa besar berkurang, karena energi juga berkurang. Tidak perlu panik,” lanjutnya.

Suwarto mengimbau, bagi warga yang tinggal di tempat gempa dan rawan tsunami, khususnya di daerah pantai, segera mempersiapkan diri untuk meningkatkan mitigasi. Mulai bangunan dan infrastruktur yang tahan terhadap gempa bumi.

“Sering berlatih mengikuti simulasi penyelamatan ketika terjadi gempa bumi. Ketika ada gempa tidak panic, kita tahu mencari lokasi yang aman gimana. Kita edukasi terus masyarakat dan juga stakeholder. Mitigasinya kami tingkatkan,” pungkasnya.

Etalase bencana

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Gatot Soebroto mengungkapkan, ada 14 jenis kebencanaan yang berpotensi terjadi di Jatim.

Di antaranya, banjir, banjir bandang, gelombang ekstrem, abrasi, gempa bumi, kegagalan teknologi, kekeringan, pandemi Covid-19, epidemi, dan wabah penyakit, letusan gunung api, cuaca ekstrem, tanah longsor, tsunami, kebakaran hutan dan lahan serta likuifaksi.

Gatot merinci ada 392 kejadian tahun 2018, kemudian 459 kejadian tahun 2019, dan 273 kejadian tahun 2020. Melihat karakter bencana Jatim itu Gatot menyebut Jatim sebagai etalase bencana.

“Kita berharap jangan sampai menyumbang kebencanaan. Tapi ternyata wilayah kita sering terjadi bencana alam,” katanya, Kamis (27/5).

Oleh karena itu, ungkap Gatot, pihaknya berupaya menerapkan program mitigasi bencana yang bersifat preventif kepada masyarakat. Baginya, masyakarat perlu digugah kesadarannya untuk memahami bahwa kawasan lingkungan tempatnya tinggal sangat berpotensi terjadi ancaman kebencanaan.

Pihaknya terus mengedukasi masyarakat untuk mampu adaptasi terhadap situasi serba tak terprediksi akan adanya bencana, dan tanggap terhadap kondisi kedaruratan bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

(*)

Editor: Muhammad Fachri Ramadhani

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jatim Berpotensi Gempa Berkekuatan M 8,9 dan Tsunami 29 Meter, Warga Tingkatkan Mitigasi

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved