Berita Tarakan Terkini
SPBE di Tarakan Diresmikan, Warga tak Perlu Khawatir LPG 3 Kilogram jadi Langka
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) PT Kayan Central Pratama dan PT Kaltara Petroleum Gas, akhirnya diresmikan pada Senin.
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) PT Kayan Central Pratama dan PT Kaltara Petroleum Gas, akhirnya diresmikan pada Senin (7/6/2021).
Kegiatan peresmian dilakukan di lokasi SPBE yang beralamat di Jalan Sei Bengawan, Kelurahan Juata Permai, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.
Dikatakan Freddy Anwar, Executive General Manager Pertamina Marketing Operations Region Kalimantan, ini menjadi sejarah bagi Kaltara setelah bertahun-tahun menanti.
Dibeberkan Freddy Anwar, dengan SPBE ini, Pertamina tak lagi melakukan pengiriman ke Kota Tarakan.
Baca Juga: Warga Perbatasan RI-Malaysia Kesulitan LPG Bersubsidi, DPRD Nunukan Minta Pemkab Awasi Ketat
"Selama ini dari Balikpapan menggunakan LCT dari tabung sifatnya pas. Jadi pas datang ya langsung habis. Itu kalau cuaca cerah," ungkap Freddy.
Dua SPBE yang dibangun yakni SPBE PT Kayan Central dan SPBE PT Kaltara Petroleum Gas. Untuk SPBE Kayan Central fokus pada LPG bersubsidi 3 kilogram.
Sementara untuk SPBE Kaltara Petroleum fokus pada LPG non subsidi yakni bright gas 12 kilogram dan bright gas 5,5 kilogram.
Dilanjutkan Freddy, ini tentu menjawab persoalan yang kerap terjadi di Kaltara terkait pasokan LPG 3 kilogram misalnya.
Baca Juga: Bumdes di Penajam Paser Utara Bakal Dialihkan jadi Pangkalan LPG 3 Kg, Rencana Relokasi Kuota
"Selama ini, pengangkutan dari Balikpapan ke Tarakan. Kalau normal, kadang faktor cuaca bisa enam hingga tujuh hari baru masuk," jelasnya.
Dengan SPBE yang sudah dibangun lanjutnya, kapasitas 500 metrik ton ini bisa mengakomodir dua wilayah yakni Tarakan dan Nunukan selama kurang lebih 20 hari.
"Artinya ketahanan LPG di Tarakan dan Nunulan selama 20 hari terjamin," ungkapnya.
Ini juga lanjut Freddy, sebagai entry point di Tarakan dan Nunukan, jika memungkinkan nantinya akan perluas dan dilanjutkan ke Malinau, KTT dan Bulungan.
Dan terpenting lagi, SPBE sebagai mitra pemerintah karena SPBE ini dikelola Juanda membuktikan ada komitmen LPG.
"Juga bisa masuk ke perbatasan yang selama ini tidak dipungkiri dilayani Malaysia," ujarnya.
Ia menambahkan, kehadiran SPBE bisa menambah lapangan kerja di Kalimantan Utara.
Outputnya, selain bisa melayani masyarakat juga berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Utara.
Mudah-mudahan dengan tersedianya depot BBM dan LPG di Kalimantan Utara, barometer perekonomian bisa meningkat.
"Apapun yang menjadi permintaan atau terkari BBM dan LPG dari pemerintah dan warga kami siap support," pungkasnya.
Kelangkaan LPG 3 Kg di Nunukan
Di tempat terpisah. Kelangkaan gas elpiji 3 Kg kembali menjadi sorotan publik di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Bagaimana tidak pasokan tabung gas bersubsidi itu dinilai telah melebihi jumlah warga miskin di wilayah Nunukan termasuk Sebatik.
Namun, masih saja ditemukan kelangkaan di lapangan. Bahkan, warga yang memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kelurahan, sekalipun terpaksa membeli kepada pengecer dengan harga yang melambung tinggi.
Baca Juga: Karut Marut Distribusi Tabung Elpiji 3 Kg, Antrean Warga Nunukan Panjang di Kantor Lurah
Diketahui, sesuai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), warga yang tergolong miskin di Nunukan tak sampai 4 ribu jiwa.
Sementara, per minggu jatah gas bersubisidi di Nunukan sekira 10.500 tabung.
Untuk wilayah Sebatik, warga miskin yang terdata hanya 3.800 jiwa, sementara itu pasokan tabung gas 3 Kg sampai 10 ribu tabung.
Sales Branch Manager Rayon V Kalimantan Timur-Kalimantan Utara (Kaltimut), Azri Ramadan, mengatakan, siang tadi pihaknya telah menggelar operasi pasar gas elpiji 3 Kg di Kelurahan Nunukan Tengah.
Harga jual tabung sesuai HET yang berlaku yakni Rp16.500 per tabung.
Baca Juga: Elpiji 3 Kg di 2 Kelurahan Langka, Ini Peringatan Kabag Ekonomi Setkab Nunukan ke Lurah
Hal itu dilakukan untuk menindaklanjuti isu kelangkaan yang diajukan oleh pemerintah daerah Nunukan.
"Ini bukan penambahan kuota reguler tapi sifatnya insidentil. Kami merespon surat permohonan pemerintah daerah untuk melalukan operasi pasar. Ada dua kelurahan yang mengalami kelangkaan yakni Nunukan Timur dan Nunukan Tengah," kata Azri Ramadan kepada TribunKaltara.com, Senin (17/05/2021), sore.
Jatah gas elpiji 3 Kg untuk dua kelurahan itu sebanyak 560. Sehingga masing-masing kelurahan mendapatkan 280 tabung.
Menurutnya, isu kelangkaan gas bersubsidi di Nunukan baru kali ini terjadi, lantaran keterlambatan supply akibat cuaca yang kurang baik.
"Menurut saya kelangkaan ini karena keterlambatan kapal LCD kami. Jadi faktor cuaca yang tidak bisa dihindari sehingga supply ke Nunukan terkendala. Baru kali ini juga langka, bulan sebelumnya tidak," ucapnya.
"Kuota Nunukan itu sebanyak 74 ribu tabung per bulan. Kita juga harus pahami bahwa kondisi geografis Nunukan hanya didukung dengan transportasi laut. Jadi pengambilannya itu sekira 5-7 hari. Kalau warga bilang kelangkaan terjadi terus menerus, saya pikir ada masalah pada bagian peruntukkannya. Kalau untuk warga miskin ya peruntukkannya di lapangan harus tepat sasaran," ujarnya.
Ia mengaku, pengawasan yang dilakukan Pertamina terhadap agen termasuk pangkalan sudah maksimal.
Baca Juga: Terulang Lagi! Napi Kasus Narkotika Kabur dari Lapas Nunukan Usai Angkat Barang Titipan Lebaran
"Tapi hasilnya yang kurang maksimal. Petugas kami sudah maksimal dalam melakukan pengawasan. Jadi gini, selama ini supply tabung gas 3 Kg itu dari Balikpapan ke Tarakan.
Lalu di Tarakan ada gudang Pertamina untuk ditampung sementara. Setelah itu diangkut ke Nunukan menggunakan kapal. Pengangkutan per minggu itu 4.480 sampai 6 ribuan tabung," tuturnya.
Azri menyampaikan, Juni 2021 mendatang, pihaknya akan melaunching Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Tarakan.
Hal itu sebagai upaya untuk mengatasi keterlambatan supply termasuk kelangkaan tabung gas bersubsidi di Nunukan.
"SPBE itu merupakan supply point untuk pengisian tabung LPG di Tarakan. Jadi nanti tidak menggunakan supply dari Balikpapan lagi. Dan ketahanan stok bisa sampai 20 hari. Mudahan tidak ada keterlambatan dan kelangkaan lagi," ungkapnya.
Penulis Andi Pausiah | Editor: Budi Susilo