Berita Kaltara Terkini
Tak Hanya Bulungan, Dinas Pertanian Kaltara Ungkap Kematian Puluhan Babi Terjadi di 3 Kabupaten Ini
Dinas Pertanian Kaltara mengungkapkan dugaan penyakit African Swine Fever (ASF), yang menyebabkan kematian puluhan babi secara mendadak tidak hanya te
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi |
"Untuk sementara, masyarakat kami imbau untuk selektif mengonsumsi dan konsumsi memang menurun. Pemburu juga agak takut, kalau dibawa pulang, jadi sekarang mereka tidak lakukan itu," tuturnya.
Lebih lanjut, Jonilius mengatakan selain pengambilan sampel dari babi yang telah mati, pihak Dinas Pertanian juga telah memberikan disinfektan kepada para warga yang memiliki ternak babi.
Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit, termasuk dugaan penyakit ASF.
"Untuk saat ini dari Dinas Pertanian ada kasih bantu disinfektan, sejak Selasa sudah di sini, mereka rencana mau ambil sampel di Long Pelaah dan Long Lasan," tuturnya.
Baca juga: Ternak Babi di Maluang dan Paribau Berau Terserang ASF, Sudah Puluhan yang Mati
ASF yang Jangkiti Babi Bukan Zoonosis
Diberitakan sebelumnya, Dinas Pertanian Bulungan memastikan African Swine Fever (ASF), yang menjangkiti babi tidak memiliki sifat zoonosis.
Sehingga penyakit yang disebabkan oleh virus, dengan Genus Asfivirus dan Family Asfarviridae ini, tidak menular pada manusia.
Hal tersebut diungkapkan oleh Staf Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Bulungan, Deny, Jumat (11/6/2021).
"Penyakit ternak ada dua sifatnya, satu zoonosis yang bisa menular ke manusia, dan non zoonosis yang tidak menular," ujar Staf Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Bulungan, Deny.
"Untuk ASF, dia ini bukan zoonosis, artinya dia tidak menyebar ke manusia," tambahnya.
Sehingga pihaknya meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir atau takut terkena ASF, bila melakukan kontak langsung dengan babi.
Kendati bukan zoonosis, penyakit yang pertama kali masuk di Indonesia pada awal 2020 ini, dapat menyebabkan penyakit pada babi, bahkan dengan fatalitas 100 persen.
Ini berarti bila ada sepuluh ekor babi yang terjangkit, maka kesepuluh babi tersebut, besar kemungkinannya berujung pada kematian.
"Tapi untuk kerugian ekonominya bagi peternak itu bisa 100 persen, artinya bisa semua ternak itu mati bila terjangkit," katanya.