Berita Tarakan Terkini
Hadiri Munas di Bali, Walikota Tarakan Sebut Pertemuan Bahas Soal Energi Terbarukan dan DBH
Belum lama ini Walikota Tarakan menghadiri Munas yang digelar di Bali bersama Gubernur Ridwan Kamil.
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN- Belum lama ini Walikota Tarakan menghadiri Munas yang digelar di Bali bersama Gubernur Ridwan Kamil.
Hasil pertemuan membahas terkait energi terbarukan nonfosil seperti matahari, angin, air, sampah dan lainnya.
Walikota Tarakan dr Khairul membeberkan, selain membahas energi terbarukan juga membahas terkait dana bagi hasil migas serta batu bara.
Pertama menyoal proses mendorong transisi dari energi fosil menuju energi terbarukan, juga menjadi fokus membahas kebijakan nasional pemerintah pusat di 2025 mendatang.
"Kebijakan secara nasional bagaimana memberikan porsi energi terbarukan itu sampai 37 persen untuk pembauran energi nasional. Mudah-mudahan di 2025, empat tahun lagi sudah bisa," bebernya.
Baca juga: Dukungan Lanjut Dua Periode Mengalir, Walikota Tarakan Beri Respons Tak Terduga
Untuk itu, lanjutnya, maka harus didrorong dan ada insentif dari pemerintah pusat.
Ia tak menampik, terkadang investor energi terbarukan banyak, namun tak memberdayakan pembelian energi listrik.
"Kalau energi listriknya tidak dibeli, memang kadang biayanya lebih besar dari bahan bakar fosil. Biasanya mereka jadi berhenti melakukan investasi. Makanya kita dorong juga, hasil rakernas kita yang dihadiri direktur energi terbarukan dari Kementerian ESDM," ujarnya.
Kemudian persoalan Dana Bagi Hasil (DBH) migas, selama ini dinilai kurang maksimal sehingga pemerintah meminta tambahan 1,5 persen dari DBH yang sudah ada.
"DBH kita kan saat ini minyak 30 persen, gas 32 persen, kalau ditambah 1,5 persen itu mungkin cukup," ujarnya.
Harapannya dengan porsi demikian, juga dari penambahan ini bisa digunakan utuk penelitian pengembangan dan peningkatan SDM energi baru terbarukan.
Baca juga: Tahun Depan Asrama Haji Siap Dibangun di Tarakan, Targetkan Bisa Terisi 450 Jemaah
Saat ini harapannya mulai pemanfaatran energi motor listrik, mobil listrik secara nasional semua didorong.
"Jangan sampai nanti sudah habis semua persediaan, terutama daerah-daerah sekitar kita yang sudah lama disedot minyaknya, baru mau dipersiapkan. Sekarang kan tinggal sisa-sisa yang sebenarnya dulu sudah diambil. Dan DBH kita kan sudah mulai berkurang," akunya.
Ia menambahkan, saat ini Tarakan juga masuk daerah marginal di mana 300 tahun lalu sudah mulai dieksplorasi.
Untuk itu, lanjutnya, perlu ada kebijakan khusus.