Berita Kukar Terkini
Fenomena Bangar Rugikan Pembudidaya Ikan di Kukar, DKP Siap Bantu Tapi Ini Syaratnya
Fenomena bangar di air Sungai Mahakam cukup berdampak buruk terhadap sebagian masyarakat di pinggir sungai, terutama para para pembudidaya ikan
Penulis: Aris Joni | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Fenomena bangar di air Sungai Mahakam cukup berdampak buruk terhadap sebagian masyarakat di pinggir sungai, terutama para para pembudidaya ikan yang menggunakan tambak atau keramba.
Dimana, akibat air bangar tersebut, para petambak ikan mengalami kerugian karena banyaknya ikan mereka yang mati akibat fenomena tersebut.
Tercatat, sekitar 1.643 pembudidaya keramba ikan disepanjang Tenggarong sampai Loa Kulu mengalami kerugian akibat air sungai menjadi bangar.
Baca Juga: Jago Buat Senpi Rakitan karena Belajar dari YouTube, Pelaku Asal Kukar Kini Diringkus Polisi
Baca Juga: 62 Persen Warga Kukar Terlayani Air Bersih, Lebih 89 Ribu Sambungan Rumah Sudah Terpasang
Dari jumlah tersebut, lebih banyak kerugian dialami para pembudidaya di Loa Kulu yakni sekitar 1.055 pembudidaya, disusul penambak ikan di Tenggarong sekitar 855 pembudidaya.
Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Muslik mengungkapkan, sebelum air bangar tersebut terjadi, pihaknya terlebih dahulu sudah melakukan imbauan kepada para pembudidaya untuk tidak memadatkan ikannya di keramba, hal tersebut dikarenakan pihaknya memprediksi air bangar itu memang akan datang.
“Kita juga minta penambak melakukan tambahan oksigen atau memanen ikan lebih awal untuk mengurangi kerugian,” imbaunya.
Namun hal tersebut telah terjadi dan pembudidaya telah mengalami kerugian atas fenomena bangar tersebut, sehingga para pembudidaya ikan yang dirugikan dirasa perlu dibantu oleh pemerintah.
Baca Juga: Dampak Air Sungai Bangar, Kapasitas Air Baku di Perumda Tirta Mahakam Kukar Menurun
Baca Juga: Dinkes Kukar Gelar Screening TB-HIV di Lapas Tenggarong, Sebanyak 400 Warga Binaan Jalani Tes
Menanggapi itu, Muslik menegaskan bantuan sangat bisa diberikan kepada para pembudidaya yang terdampak, namun ada mekanisme yang harus dilalui para pembudidaya, yakni dengan mengajukan bantuan terlebih dahulu ke DKP Kukar.
“Itupun dengan syarat pembudidaya harus yang tergabung dalam kelompok budidaya ikan (Pokdakan),” ungkapnya.
Dirinya juga menyatakan siap membantu para pembudidaya ikan selama adanya usulan bantuan yang diajukan.
Menurutnya, bantuan yang biasa diberikan pemerintah ke pembudidaya berupa benih dan pakan ikan guna membangkitkan kembali budidaya ikan pasca bangar ini.
“Kita siap bantu kalau ada usulan,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan, terkait fenomena bangar ini, pihaknya juga telah menerjunkan tim beberapa hari lalu untuk melakukan pengecekan kualitas air dan hasilnya kadar oksigen di air tersebut rendah, yakni hanya di angka 0,1 hingga 0,2.
“Tapi pH nya normal kisaran angka 5 sampai 6,” tuturnya.
Baca Juga: Air Sungai Mahakam Coklat Kehitaman dan Berbau, Ikan Petani Tambak Loa Kulu Kukar Banyak yang Mati
Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka di Kukar Belum Ada Kepastian, Pemkab Tunggu Arahan dari Pusat dan Provinsi
Tetapi ucap dia, hal berbeda juga terjadi saat guru besar dari Fakultas Perikanan Universitas Mulawarman, Prof Esti melakukan pengecekan dengan hasil kadar oksigen kisaran 0,3 dan pH 8 sampai 9.
“Fenomeba bangar kali ini cukup unik, hasil pengecekannya berbeda. Tapi kita masih menunggu pihak Unmul lakukan uji coba ulang biar hasilnya jelas,” pungkasnya.(*)