Berita Bontang Terkini
Masifnya Pengawasan PPKM Mikro dan Vaksinasi Dinilai Berhasil Menekan Kasus Covid-19 di Bontang
Kasus Covid-19 di Bontang kian hari terus menunjukkan tren positif. Rata-rata persentase penyebaran jauh lebih rendah dari tingkat kesembuhan.
Penulis: Ismail Usman | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Kasus Covid-19 di Bontang kian hari terus menunjukkan tren positif. Rata-rata persentase penyebaran jauh lebih rendah dari tingkat kesembuhan.
Rilis terbaru Tim Satgas Covid-19 Bontang, Sabtu (12/6/2021), persentase kesembuhan kini mencapai 97,2 persen, dengan jumlah keseluruhan 5.975.
Sementara kasus akif hanya tersisah 1,2 persen, atau setara dengan 74 kasus.
Baca juga: Kadisdikpora PPU Sebut Vaksinasi Covid-19 bagi Guru dan Tenaga Pendidik Tuai Banyak Persoalan
"Rata-rata per hari, tingkat kesembuhan lebih banyak," ungkap Adi Permana, Juru Bicara Tim Satgas Covid-19 Bontang, Minggu (13/6/2021).
"Cuma update terakhir ini, ada 3 tambahan kasus aktif baru," ujar Adi Permana.

Rendahnya tingkat penyebaran kasus di Bontang juga telah membebaskan seluruh wilayah dari daftar zona berbahaya Virus Corona.
Saat ini ada 4 keluruhan yang kini masuk dalam daftar zona bebas Covid-19.
Baca juga: Vaksinasi Kembali Lanjut di Bontang, Satgas Covid-19 Sasar Seluruh Pedagang Pasar Tamrin
Sedangkan 10 wilayah lainnya masih berada didaftar zona kuning.
"Cuman Kelurahan Lok Tuan zona orange dengan jumlah kasus aktif sebanyak 12 orang," ujar Adi.
Dijelaskan Adi, pelaksanaan PPKM Mikro selama ini dinilai mampu mengendalikan laju penyebaran Covid-19 di Bontang.
Sebab pengawasan untuk setiap kasus dilakukan dari tingkat bawah.
Mulai dari RT hingga kelurahan.
Baca juga: Vaksinasi Guru SMP di Kota Tarakan Capai 50 Persen, Sasaran yang Harus Divaksin 971 Orang
Keterlibatan semua unsur di masing-masing wilayah mampu mengontrol dengan cepat laju penyebaran.
Selain itu, masifnya pemberian suntikan vaksin juga punya pengaruh mengendalikan penyebaran virus.
"Jangkauan vaksin sudah banyak. Tapi untuk kelompok lansia masih kurang," pungkasnya.
Penulis: Ismail Usman | Editor: Mathias Masan Ola