Berita Bulungan Terkini

MISTERI Penyebab Babi di Kaltara Mati Mendadak Mulai Terjawab, Dipastikan Tidak Menular ke Manusia

Belakangan ini publik Kaltara dihebohkan dengan kematian hewan babi secara mendadak, belakangan penyebabnya mulai terjawab

Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI
Ilustrasi pengambilan sampel pada babi yang diduga terjangkit ASF di Berau, Kaltim.TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI 

TRIBUNKALTIM.CO - Misteri penyebab kematian hewan babi di Kabupaten Bulungan dan beberapa kabupaten lainnya mulai terjawab.

Dalam beberapa minggu terakhir, warga di Kecamatan Peso, tepatnya di dua desa, Long Pelaah dan Long Lasan sempat dikejutkan dengan adanya kematian puluhan babi secara mendadak.

Menurut Kasi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kaltara, Supardi, setidaknya 40 ekor babi di Bulungan mati, dan diduga disebabkan oleh African Swine Fever atau ASF.

Dalam klasifikasi, ASF ialah virus yang memiliki Family Asfarviridae dan Genus Asfivirus.

Baca juga: Kasus Kematian Babi, Dinas Pertanian Bulungan Sebut Belum Dapat Hitung Kerugian Peternak

Virus ini dapat menyebar melalui vektor berupa kutu, atau dapat menjangkiti babi, bila memakan makanan yang telah mengandung ASF.

Sementara itu, Dinas Pertanian Bulungan memastikan, ASF tidak memiliki sifat zoonosis, sehingga tidak menyebabkan penularan ke manusia, dan penularan hanya terjadi antarhewan.

"Untuk ASF, dia ini bukan zoonosis, artinya dia tidak menyebar ke manusia," ujar Staf Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Bulungan, Deny, Jumat (11/6/2021).

Terkait gejala pada babi, pihaknya menjelaskan bila tanda-tanda klinis bisa dilihat dan dirasakan.

Seperti demam dengan suhu tubuh 41-42°C, leleran pada mata dan hidung, bercak merah pada kulit atau Ptekie, lesu serta diare.

Adapun masa inkubasi dilakukan, sejak pertama kali terjangkit hingga kematian, yang memakan waktu 4-19 Hari.

"Untuk masa inkubasi itu 4-19 Hari, itu masa sejak virus menginfeksi sampai menimbulkan tanda klinis," katanya.

Kendati tidak memiliki sifat zoonosis, ASF memiliki tingkat fatalitas yang tinggi, bahkan hingga 100 Persen.

Baca juga: Puluhan Babi Ternak Mati, Dinas Pertanian Bulungan Imbau Warga Tak Konsumsi Daging Babi yang Sakit

Ibaratnya bila ada sepuluh babi yang terserang sakit ASF, maka kesepuluh babi tersebut memiliki kemungkinan besar berujung pada kematian.

"Fatalitasnya tinggi, sehingga ini bisa merugikan peternak kalau terserang ASF," tambahnya.

Dengan tidak adanya vaksin ASF, maka yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebarannya ialah dengan biosekuriti.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved