Virus Corona
Kasus Covid-19 Diprediksi Melandai Pertengahan Juli, Namun Ada Syaratnya
Satgas Covid-19 memprediksi kasus Virus Corona akan melandai memasuki pertengahan Juli mendatang.
TRIBUNKALTIM.CO - Kasus Covid-19 mengalami lonjakan cukup signifikan dalam beberapa minggu terakhir.
Bahkan pada Kamis kemarin, angka postif Virus Corona di Indonesia memecahkan rekor selama pandemi hingga lebih dari 20 ribu kasus.
Sejumlah fasilitas kesehatan pun dipenuhi oleh pasien positif Covid-19.
Termasuk kamar isolasi yang diperuntukkan bagi pasien Covid-19.
Meski demikian Satgas Covid-19 memprediksi kasus Virus Corona akan melandai memasuki pertengahan Juli mendatang.
Namun ada sejumlah fakltor yang bisa menurunkan kasus positif Covid-19 itu.
Baca juga: Masker Masih Efektif? Terkuak Ganasnya Covid Varian Delta, Menular Meski Hanya Berpapasan 5-10 Detik
Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander Ginting memprediksi kasus Covid-19 di Indonesia akan mengalami pelandaian pada pertengahan bulan Juli mendatang.
Alex mengatakan pelandaian dapat terjadi jika pengendalian zonasi berbasis Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro dapat dimaksimalkan.
"Kalau misalnya zonasi-zonasi ini bisa dikunci, itu pertengahan Juli tentunya sudah mulai ada pelandaian," ujar Alex dalam diskusi daring Polemik Trijaya, Sabtu (26/6/2021).
Dirinya meminta masyarakat untuk membatasi mobilitas serta interaksi terlebih dahulu untuk menurunkan angka Covid-19.
Segala kegiatan yang berpotensi menciptakan kerumuman, menurutnya, harus dihindari.
"Kita berharap kita semua sekarang ini yang ngantor ya 75 persen ada di rumah, dan kemudian mal-mal itu jangan kita kunjungi dulu. Jangan ada interaksi," tutur Alex.
Meski begitu, Alex mengkhawatirkan lonjakan Covid-19 dapat terjadi kembali jika ada kegiatan perayaan keagamaan maupun kebudayaan.
"Sehingga kita nanti mencapai satu kelandaian di sekitar pertengahan Juli, tapi kalau nanti ada perayaan-perayaan keagamaan, ada perayaan-perayaan budaya. ini yang dikhawatirkan bisa menimbulkan lagi kasus," tutur Alex.
Alex mengingatkan masyarakat bahwa virus corona dapat terus berkembang biak karena manusia terus saling menularkan.
Virus ini, kata Alex, terus muncul akibat interaksi masyarakat dan ketidaktaatan terhadap protokol kesehatan.
"Oleh karena itu kalau kita dekat-dekat. Kita tidak menjaga jarak berarti kita memberi kesempatan virus untuk bereplikasi. Kita tidak memakai masker, berarti kita memberi kesempatan untuk virus mencari host-nya untuk dia bisa berkembang biak di situ," jelas Alex.
Sehingga, dirinya meminta masyarakat mengetahui risiko yang dapat terjadi jika terus berinteraksi tanpa memperhatikan protokol kesehatan.
Baca juga: Rekor Baru Covid-19 Jakarta, Anies Baswedan Sudah Siapkan Antisipasi, Pasien Ditaruh di Halaman RS
Peringatan Anies Baswedan, Covid-19 Sekarang Lebih Parah dibanding Awal Tahun
Kasus Covid-19 mengalami lonjakan cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Data hari Kamis (25/6/2020) kemarin jumlah penderita Covid-19 memecahkan rekor sejak pandemi terjadi.
Lebih dari 20 ribu orang terkonfirmasi positif Virus Corona kemarin.
Jumlah terbanyak kasus terdapat di DKI Jakarta.
Hal ini menimbulkan reaksi tersendiir bagi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Bahkan Anies Baswedan sampai mengirim pesan dan membeberkan sejumlah fakta terkait lonjakan Covid-19 yang terjadi saat ini.
Di Jakarta sendiri, kasus mulai mengalami lojakan pada bulan Juni 2021.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperingatkan bahwa pandemi Covid-19 pada saat ini lebih buruk dibandingkan puncak pada Januari 2021.
Info tersebut disampaikan oleh Anies dalam akun Instagram miliknya @aniesbaswedan, Kamis (24/6/2021).
Pada unggahan tersebut, Anies mengunggah kegiatan dirinya meninjau tenda darurat di RSUD Kramat Jati.
Sejumlah rumah sakit di Jakarta diketahui sudah over kapasitas sehingga ada pasien yang harus dirawat di lobi.
Merespons kondisi itu, Anies telah menyiapkan tenda-tenda di beberapa rumah sakit.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah menambah kapasitas rumah sakit yang menangani pasien Covid-19.
Namun, Anies mengingatkan jika pasien Covid-19 terus bertambah maka akan sulit mengatasinya karena keterbatasan personil tenaga kesehatan (nakes).
Anies menyebut, penyebaran kali ini parah karena adanya varian Delta yang diketahui berasal dari India.
Ia juga menyebut, mayoritas pasien yang positif Covid belakangan ini lebih banyak yang memiliki gejala sedang yang menurutnya lebih buruk karena sebelumnya mayoritas pasien hanya mengalami gejala ringan.
Terakhir, Anies berpesan agar masyarakat tidak berkumpul di ruang publik karena mustahil bagi pemerintah untuk terus mengawasi masyarakat.
Baca juga: Innalillahi, Tertular Covid-19 Saat Hamil, Liza Putri Noviana Nakes Wisma Atlet Gugur, Suami Perawat
Berikut pesan lengkap yang ditulis oleh Anies:
"Malam ini melakukan inspeksi tenda darurat yg dipasang di halaman RSUD Kramat Jati.
Beberapa RS kita sudah penuh, bahkan lobinya difungsikan sbg tempat rawat inap. Maka kami siapkan tenda2 di RSUD.
Pemprov DKI telah menambah kapasitas Rumah Sakit Covid-19, semula 103 sekarang jadi 140 dari total 193 rumah sakit di Jakarta.
Dari 32 RSUD ada 13 yang menjadi RS khusus Covid-19, seperti RSUD Kramat Jati ini.
Lalu 19 RSUD lainnya 60% kapasitas itu disiapkan utk Covid-19, 40% utk penyakit lain.
Menambah tenda / tempat tidur memang mudah, tapi menambah tenaga kesehatan tak mudah dan tak bisa secepat penambahan kasus Covid-19 ini.
Kalau jumlah pasiennya bertambah terus, kita akan kerepotan.
Mari bantu tenaga kesehatan kita yg terbatas ini dgn mengurangi aktivitas di luar, karena tingginya potensi penularan dan percepatan perburukan dari varian Delta.
Pada puncak bulan Januari masih kita lebih sering temukan gejala ringan, sedangkan di bulan ini lebih banyak kita temukan gejala sedang dgn desaturasi (kekurangan oksigen dalam darah) di bawah 90%. Jauh lebih cepat perburukannya.
Pesan bagi semua, mari kita sama-sama saling jaga. Penularan COVID-19 itu tidak hanya terjadi di ruang publik, tapi saat kita meeting, makan bersama, di kumpul dgn orang yg kita kenal. Itulah potensi terbesar dari ruang privat yg tak mungkin diawasi oleh pemerintah.
Mari jaga diri dgn disiplin 3M & segera divaksinasi. Dengan menjaga diri, teman-teman juga ikut menjaga sesama dan #JagaJakarta."
(*)
Berita ini telah tayang di Tribunnews dengan judul Satgas Prediksi Kasus Covid-19 di Indonesia Melandai Pertengahan Juli, Tapi . . .