Cover Story
Hari Bank Indonesia 5 Juli, Kisah Shabrina Khansa Jadi Teller Bank, Bermental Kuat Hadapi Nasabah
Hari Bank Indonesia 5 Juli, Kisah Shabrina Khansa Jadi Teller Bank, Bermental Kuat Hadapi Nasabah
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Hari Bank Indonesia 5 Juli, Kisah Shabrina Khansa Jadi Teller Bank, Bermental Kuat Hadapi Nasabah
Hari Bank Indonesia ditetapkan 5 Juli. Begini kisah wanita cantik yang berprofesi sebagai pegawai bank.
Bekerja di bidang perbankan dan menjadi pegawai bank, masih populer dan diminati banyak lulusan baru.
Selain karena jenis profesi yang ditawarkan beragam, umumnya bank membuka lowongan bagi seluruh jurusan. Tidak heran jika berkarier di perbankan menjadi salah satu pilihan teraman untuk fresh graduate.
Hal serupa berlaku bagi Shabrina Khansa.
Perempuan kelahiran tahun 1996 tersebut, memilih untuk memulai karier pertamanya menjadi teller bank BUMN di Balikpapan.
"Saya lulus pada Februari 2019 dan pada bulan September, saya memutuskan untuk mendaftarkan diri sebagai pegawai bank," kenang perempuan pecinta aktivitas olahraga tersebut.
Bagi Shabrina Khansa menjadi pegawai bank tidaklah mudah, mengingat dirinya merupakan seorang lulusan Ilmu Hukum.
"Waktu kuliah saya sempat mempelajari sedikit terkait dengan ekonomi bisnis. Begitu diterima di sini dan mendapat training, ilmu tersebut saya gunakan agar tidak terlalu kaget dengan bidang perbankan," ujar Shabrina Khansa.
Menurut perempuan muda penggemar lagu Pamungkas dan Eva Celia ini, pengetahuan mengenai dunia perbankan yang ia pelajari tersebut semakin lengkap kala dirinya terjun langsung sebagai teller.
"Practice makes perfect. Menurut saya bekerja sebagai teller ini adalah bentuk latihan dari ilmu yang pernah saya dapat sewaktu kuliah dan training. Sesulit apapun teori, akan terasa jauh lebih mudah dibanding ketika kita berada di lapangan dan berhadapan langsung dengan masalah," ungkap Shabrina Khansa.
Hal ini dikarenakan saat berada di lapangan, seorang bankir membutuhkan integritas, disiplin, dan kejujuran.
"Apalagi ini adalah bidang yang bersentuhan langsung dengan uang. Tentu membutuhkan keakuratan tinggi, jika ingin mendapat kepercayaan dari nasabah. Hal seperti ini tidak kita pelajari di kelas," lanjut Shabrina Khansa.
Selain tiga hal tersebut, menurut Shabrina Khansa memiliki mental yang kuat juga menjadi bekal penting untuk menggeluti bidang ini.
"Kita tahu bahwa dunia perbankan itu erat kaitannya dengan angka. Angka itu bisa dihitung dan ditakar. Jika salah, akan langsung kelihatan. Biasanya kesalahan seperti ini mudah memicu pertikaian. Kalau kita tidak mempunyai mental yang kuat, pasti akan langsung ciut saat berhadapan dengan nasabah yang sedang emosi," kata Shabrina Khansa.