Virus Corona
Covid-19 Varian Delta Tak Pandang Kelompok Usia, Epidemiolog Sebut Rawan Bagi yang Miliki Komorbid
Fenomena lonjakan kasus virus corona (Covid-19), yang harus dicatat adalah varian B.1.617.2 (Delta) 'menyerang semua kelompok usia'.
TRIBUNKALTIM.CO - Virus Corona varian baru yang disebut Varian Delta sudah masuk ke Indonesia.
Covid-19 varian Delta ini mulanya teridentifikasi di India.
Bedanya dengan Covid-19 sebelumnya, Virus Corona Varian Delta ini dinilai lebih cepat menularkan dan lebih berbahaya.
Bahkan varian delta bisa menjangkiti semua kalangan, termasuk balita dan anak-anak.
Menurut Forbes, varian Delta bertanggung jawab atas sekitar 10 persen kasus corona di Amerika Serikat.
Tak ayal, kasus Covid-19 di Indonesia semakin menggila.
Baca juga: Komisi I DPRD Samarinda Tanggapi Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19
Apalagi dengan catatan rekor penambahan kasus positif hingga 21.342 pada Minggu (27/6/2021) lalu.
Dilansir dari TribunNews.com Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan dalam fenomena lonjakan kasus virus corona (Covid-19), yang harus dicatat adalah varian B.1.617.2 (Delta) 'menyerang semua kelompok usia'.
Varian yang diklaim lebih mudah menular ini, kata dia, bahkan dapat menyebabkan dampak yang fatal bagi kelompok lanjut usia (lansia), serta mereka yang memiliki penyakit penyerta atau kondisi khusus.
"Yang jelas penyakit ini, khususnya Delta variant ini menyerang semua usia, fatal terutama memang di usia lanjut atau yang memiliki komorbid atau kerawanan lainnya. orang yang berisiko ini akan sangat rawan," ujar Dicky, kepada Tribunnews, Minggu (4/7/2021).
Kendati saat ini banyak anak-anak yang turut terinfeksi Covid-19, khususnya di wilayah DKI Jakarta, namun ia menyebut varian ini tidak secara khusus menyerang kelompok usia anak.
Baca juga: Angka Kasus Terkonfirmasi Covid-19 di Tarakan Naik, Sterilisasi Area Rawan Gencar Dilakukan
"Jadi tidak khusus menyerang anak ya," kata Dicky.
Ia kemudian memprediksi puncak peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia akan terjadi menjelang akhir Juli 2021.

Terlebih saat ini fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) sudah tidak mampu menampung lonjakan kasus positif.
Sehingga banyak diantara pasien yang memiliki gejala beragam ini terpaksa mengisolasi secara mandiri di rumah.
"Situasi ini masih akan berlanjut sampai mendekati akhir bulan ini sebagai puncaknya. Apalagi kita ini di tengah situasi di mana semakin banyak pasien yang tidak tertangani ya," papar Dicky.
Saat ini, angka laporan kasus memang mengalami peningkatan, kata dia, namun belum terlalu tinggi lantaran testing yang dianggap kurang optimal.
Dicky pun berharap penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 20 Juli mendatang, dapat memaksimalkan upaya testing ini hingga mencapai angka 500.000.
"Karena memang sudah sangat banyak ini laporan kasus, (tapi) kita belum menunjukkan peningkatan yang berarti karena memang testingnya juga 'segitu', belum meningkat, kita harapkan dari ppkm darurat itu bisa 500.000," jelas Dicky.
Baca juga: Tekan Penularan Covid-19 di Tempat Kerja, Pemkot Balikpapan Wajibkan Perusahaan Siapkan Area Isolasi
Sehingga nantinya bisa menemukan banyak kasus infeksi baru, kemudian segera ditindaklanjuti melalui upaya isolasi, baik mandiri maupun yang difasilitasi oleh pemerintah.
"Dan langsung isolasi karantina, mau mandiri, mau difasilitasi," tutur Dicky.
Dicky pun menekankan bahwa keterbatasan fasyankes akibat lonjakan pasien Covid-19 seharusnya menjadi momen yang tepat bagi pemerintah untuk serius mengedukasi masyarakat terkait bagaimana cara mengisolasi diri di rumah.
"Tapi yang jelas, bahwa saat ini sudah waktunya memberikan edukasi pada publik bagaimana dan apa yang harus dilakukan kalau isoman (isolasi mandiri), yang jelas tidak ada hal hal yang aneh ya sebetulnya," pungkas Dicky.
10 Ciri terinfeksi corona varian Delta
Dr. Jeannete Young, kepala petugas kesehatan Queensland, menyebut bahwa varian Delta ini dapat menular melalui kontak dengan durasi sekitar 5 hingga 10 detik saja.
Baca juga: Angka Covid-19 Melonjak, Bupati Kutai Timur Instrusikan Pengetatan PPKM Mikro
Sementara, Dr. Bhakti Hansoti, Profesor Kedokteran Darurat dan Kesehatan International di John Hopkins University, mengatakan, bahwa mereka yang terpapar varian Delta ini memiliki gejala umum, seperti:
1. Sakit perut
2. Hilangnya selera makan
3. Mual
4. Nyeri sendi
5. Gangguan pendengaran.
Sedangkan Tim Spector, Profesor Epidemologi Genetika di King’s College London, menyebutkan, bahwa gejala yang timbul akibat virus varian Delta itu seperti flu yang parah.
Baca juga: DAFTAR Artis Meninggal Karena Covid-19 Selain Jane Shalimar, Mulai dari Anak Band hingga Aktor Film
Beberapa gejala virus corona Varian Delta yang dilaporkan oleh penderitanya, antara lain:
1. Sakit kepala
2. Sakit tenggorokan
3. Pilek
4. Demam
Sedangkan batuk dan kehilangan kemampuan penciuman yang merupakan gejala awal Covid-19 justru jarang terjadi.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Varian Delta Serang Semua Kelompok Usia, Epidemiolog: Lansia-Penderita Komorbid Rentan Terinfeksi.