Berita Nasional Terkini

Kasus Aktif Covid-19 Tembus 100 Ribu, Anies Tak Bisa Berbuat Banyak, Kewenangan Terkunci di Luhut

Kasus aktif Covid-19 tembus 100 ribu, Anies Baswedan tak bisa berbuat banyak, kewenangan terkunci di Luhut Binsar Pandjaitan

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase Tribunkaltim.co / instagram story @aniesbaswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan segel kantor nakal di tengah PPKM Darurat. Anies tak bisa berbuat banyak mengendalikan pandemi Covid-19 karena kewenangan di Pemerintah Pusat 

TRIBUNKALTIM.CO - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak bisa berbuat banyak mengendalikan kasus aktif Covid-19 yang sudah menyentuh angka lebih dari 100 ribu kasus.

Sejatinya, Anies Baswedan mengaku sudah memiliki beberapa skenario untuk mengendalikan pandemi Virus Corona di Jakarta.

Meski demikian, Anies Baswedan tak bisa melaksanakan skenario tersebut lantaran menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.

Untuk mengeksekusinya, Anies Baswedan harus meminta persetujuan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Diketahui, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) menunjuk Luhut Binsar Pandjaitan sebagai komandan pelaksana Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat.

Tanpa izin dari Luhut, Anies tak bisa mengeksekusi skenario penanggulangan Covid-19 yang sudah disiapkan.

Baca juga: Prediksi Anies Baswedan Soal Covid-19 Terbukti, Pernah Diurai ke Luhut Pandjaitan, Tanggalnya Akurat

Pertambahan kasus baru Covid-19 di Jakarta hampir menyentuh 10 ribu kasus per hari.

Sebelumnya, Anies Baswedan sudah memperkirakan kasus aktif Virus Corona di Jakarta akan menyentuh angka 100 ribu.

Dilansir dari Wartakota.com Enam skenario Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menghadapi 100.000 kasus aktif Covid-19 di Jakarta, tak bisa langsung dieksekusi.

Padahal sejak Rabu (7/7/2021) kemarin, kasus aktif di Jakarta telah menembus 100.062 orang.

Menurut Anies Baswedan, dia harus mendapat persetujuan dari pemerintah pusat melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan dahulu untuk mengeksekusinya.

Pada Kamis (8/7/2021) siang, Anies Baswedan akan menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan sejumlah menteri termasuk Luhut Binsar Pandjaitan untuk membahas skenario yang dipaparkan Anies saat rapat sebelumnya, Jumat (2/7/2021) lalu.

“Nanti siang jam 2 kami ada rakor khusus tentang peningkatan rumah sakit, dan apa yang kami paparkan minggu lalu (tentang enam skenario) nanti akan diputuskan bersama-sama dalam rakor itu,” kata Anies di Balai Kota DKI.

Anies Baswedan mengaku, Pemerintah DKI Jakarta telah menyiapkan skenario tersebut sejak lama.

Hingga kini, pemerintah daerah masih menunggu putusan dari pemerintah pusat, ihwal bagian mana saja dari skenario tersebut yang akan dilaksanakan di lapangan.

“Kalau rakor itu se-Jawa dan Bali, tapi Jakarta sudah punya proposal dan rancangannya untuk dieksekusi bersama-sama,” imbuhnya.

Berdasarkan data yang diperoleh, salah satu poin dalam skenario itu adalah Anies mengusulkan JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat Covid-19.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengusulkan agar penanganannya dikelola oleh unsur TNI dan Polri.

Namun demikian, kepada wartawan Anies enggan menjawab terkait usulan itu.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini masih menunggu hasil dari keputusan rakor.

“Rasanya tidak bijak untuk menyampaikan sebelum diputuskan nanti siang.

Rapat dulu, nanti siang lalu diputuskan setelah itu nanti kami sampaikan hasilnya,” jelasnya.

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menyiapkan skenario bila kasus aktif Covid-19 di Jakarta meledak hingga 100.000 orang.

Hingga Jumat (2/7/2021), kasus aktif Covid-19 di Jakarta menembus 78.531 orang.

Ledakan kasus itu dapat terjadi bila pemerintah tidak melakukan pengetatan dalam waktu segera.

Prediksi Pemprov DKI Jakarta, kasus aktif 100.000 dapat terjadi antara tanggal 6-10 Juli 2021.

Anies Baswedan memaparkan, skenario pertama yang disusun Pemprov DKI adalah menjadikan RS kelas A sepenuhnya khusus untuk ICU Covid-19.

Kedua, RSDC Wisma Atlet dikhususkan untuk penanganan pasien dengan gejala berat-sedang.

Ketiga, rusun diubah menjadi fasilitas isolasi terkendali untuk pasien gejala ringan.

Keempat, mengubah stadion indoor dan gedung-gedung konvensi besar menjadi rumah sakit darurat penanganan kasus darurat kritis.

RS ini nantinya diusulkan dalam satu manajemen RSDC Wisma Atlet yang dikelola Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Skenario kelima, Pemprov memastikan kebutuhan tenaga kesehatan terpenuhi, termasuk penambahan tenaga kesehatan dari luar DKI Jakarta.

Skenario terakhir atau keenam adalah memastikan ketersediaan oksigen, APD, alat kesehatan dan obat-obatan.

“Saat ini ada stadion, gedung-gedung konvensi, JI-EXPO nanti akan dipakai bisa dipakai menampung 24.000 orang di situ.

Rusun sekarang digunakan dan pemanfaatannya luar biasa cepat,” kata Anies Baswedan yang dikutip dari YouTube Pemprov DKI pada Sabtu (3/7/2021) dini hari.

Baca juga: Jadi Tersangka Polda Metro Jaya, Kabar Terbaru Dirut dan CEO Perusahaan yang Diomeli Anies Baswedan

Prediksi Anies BAswedan Tepat

Dilansir dari Wartakota.com, kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota akhirnya menembus di angka 100.000 lebih.

Hal ini sebagaimana prediksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat rapat koordinasi (rakor) dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan pada Jumat (2/7/2021) lalu.

Saat itu, Anies Baswedan memprediksi kasus aktif di Jakarta bisa tembus di angka 100.000 antara tanggal 6-10 Juli 2021.

Kini pada Rabu (7/7/2021), kasus aktif menembus 100.062 orang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, pada Rabu (7/7/2021) petugas telah melakukan tes PCR sebanyak 40.566 spesimen.

Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 24.399 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 9.366 positif dan 15.033 negatif.

“Selain itu, dilakukan juga tes Antigen hari ini sebanyak 5.418 orang dites, dengan hasil 1.146 positif dan 4.272 negatif.
Perlu diketahui, hasil tes antigen positif di Jakarta tidak masuk dalam total kasus positif karena semua dikonfirmasi ulang dengan PCR,” kata Dwi berdasarkan keterangannya pada Rabu (7/7/2021).

Dwi mengatakan, sebanyak 100.062 yang terkonfirmasi positif saat ini, ada yang menjalani isolasi mandiri di rumah, isolasi di fasilitas yang disediakan pemerintah, maupun dirawat di RS rujukan Covid-19.

Sementara untuk kasus konfirmasi secara total di Jakarta sampai sekarang mencapai 610.303.

Rinciannya, 501.199 orang sembuh, 100.062 orang masih dinyatakan positif dan 9.042 orang meninggal dunia.

“Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 40,7 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 13,3 persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari lima persen,” ujarnya.

Sementara itu, proses vaksinasi juga masih terus berlangsung.

Untuk Vaksinasi Program, total dosis pertama saat ini sebanyak 5.072.833 orang (57,5 persen), dengan jumlah yang divaksin dosis pertama pada hari ini sebanyak 163.157 orang.

Sedangkan total dosis kedua kini mencapai 1.943.092 orang (22 persen), dengan jumlah yang divaksin dosis kedua hari ini sebanyak 4.989 orang.

Lebih lanjut, capaian vaksinasi untuk anak usia 12-17 tahun, untuk dosis pertama telah dilakukan sebanyak 3,7 persen.

Sedangkan warga usia 18-59 tahun, untuk dosis pertama telah didistribusikan sebanyak 56,1 persen dan vaksinasi dosis kedua sebanyak 17,8 persen.

Sedangkan, pada kelompok lansia, vaksinasi dosis pertama telah didistribusikan sebanyak 65,8 persen dan vaksinasi dosis kedua sebanyak 58,7 persen.

“Sementara vaksinasi gotong royong, untuk dosis pertama telah diberikan kepada 100.685 orang dan dosis 2 sebanyak 39.077 orang,” katanya.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved