Virus Corona di Nunukan
Dirut RSUD Nunukan Sebut Kebutuhan Oksigen Meningkat Jadi 90 Tabung Per Hari
Seiring bertambahnya kasus positif Covid-19 di Nunukan, kebutuhan oksigen di RSUD Nunukan ikut meningkat.
TRIBUNKALTIM.CO,NUNUKAN- Seiring bertambahnya kasus positif Covid-19 di Nunukan, kebutuhan oksigen di RSUD Nunukan ikut meningkat.
Menurut Dirut RSUD Nunukan, dr Dulman, pihaknya sedikit kewalahan dalam menyediakan pasokan oksigen.
Bagaimana tidak, mesin oksigen di RSUD Nunukan yang hanya bisa memproduksi untuk 32 tabung sebelum pandemi, kini kebutuhan mencapai 90 tabung per hari.
Bahkan, sebelum pandemi Covid-19, kebutuhan oksigen untuk pasien hanya 15-20 tabung per hari.
Baca juga: Ketersediaan Oksigen di RSUD Akhmad Berahim Dipastikan Aman, Tersedia 65 Tabung
"Kami tidak menyangka selama pandemi ini kebutuhan oksigen ekstra banyak. Kami sedikit kewalahan, karena mesin oksigen kita hanya mampu produksi untuk 32 tabung saja.
Kemarin saya dapat laporan dari staf, pemakaian meningkat jadi 90 tabung dalam sehari," kata dr Dulman kepada TribunKaltim.Co, Sabtu (10/07/2021), pukul 14.00 Wita.
"Sebelum Covid-19 kami hanya membutuhkan 15-20 tabung saja per hari. Itu untuk pasien yang biasa. Artinya kalau 90 tabung per hari selama pandemi, berati untuk pasien Covid-19 itu 50-70 tabung per hari," ucapnya.
Dia mengaku, jika pihaknya hanya mengandalkan mesin oksigen RSUD yang hanya produksi 32 tabung, tidak mencukupi untuk penanganan pasien Covid-19.
Apalagi kata dia, pasien gagal nafas bisa membutuhkan 1 tabung per jam.
"Bayangkan kalau 24 jam kita butuh berapa tabung. Tapi Alhamdulillah pasokan tabung dari Tarakan ada saja," ujarnya.
Dia mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan oksigen, pihak RSUD Nunukan memasok dari Kota Tarakan.
Sehingga untuk sementara, kata dr Dulman kebutuhan oksigen masih terbilang aman, selama pasokan dari Tarakan juga aman.
"Kami ambil biasa per minggu kadang per tiga hari. Tapi kalau kasus Covid-19 ini kan fluktuatif. Kadang 1 orang dirawat, aman saja. Tapi belakangan ini kan kasus meningkat signifikan.
Dari Tarakan masih bisa kami dapat, biar sampai 300 tabung bisa saja. Tapi tidak menjamin ke depan kalau kasus yang para meningkat," tuturnya.
Lebih lanjut dia sampaikan, pihaknya mengkhawatirkan jangan sampai kebutuhan oksigen di 4 kabupaten/ kota lainnya serentak membutuhkan dalam jumlah yang banyak.
"Kalau obat aman saja. Kalau oksigen yang tersedia saat ini ada 200 tabung. Kadang 300 tabung yang dikirim. Jangankan oksigen, ruang ICU Covid-19 di RSUD saja full.
Dan kami menyiapkan ruang tambahan lain, untuk mengantisipasi kasus Covid-19 yang tergolong parah. Jelas harus oksigen harus tersedia," ungkapnya.
Baca juga: Polresta Samarinda Awasi Ketat Harga Tabung Oksigen dan Obat-Obatan Covid-19 di Luar HET
dr Dulman menuturkan, pihaknya Senin mendatang akan melakukan MoU dengan vendor oksigen.
"Jadi nanti produksi oksigen akan dialihkan secara sentral dengan kata lain tidak perlu pakai tabung lagi. Komponennya langsung masuk dalam ruang isolasi. Kalau mau dipakai tinggal cabut saja.
Senin nanti mudahan vendornya datang. Jadi berapa liter yang kami pakai itu yang kami bayar. Itu lebih bagus daripada didatangkan dari Tarakan, pasti membutuhkan tenaga yang besar, dan biaya lagi. Karena kita tidak tau kapan selesai Covid-19 ini, " imbuhnya. (*)