Berita Nunukan Terkini

Harga Sawi di Nunukan Sempat Tembus Rp 20 Ribu per Ikat, Pedagang Sayur Beberkan Alasannya

Seorang pedagang sayur di Pasar Inhutani Nunukan, Kalimantan Utara, mengatakan harga sawi sempat Rp 20 ribu per ikat.

TRIBUNKALTARA.COM/FEBRIANUS FELIS
Rustin duduk beralaskan karung menunggu pembeli menghampiri dagangan sayurnya di Pasar Inhutani Nunukan. TRIBUNKALTARA.COM/FEBRIANUS FELIS 

TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Seorang pedagang sayur di Pasar Inhutani Nunukan, Kalimantan Utara, mengatakan harga sawi sempat Rp 20 ribu per ikat.

Hal itu diungkapkan Rustin (40), warga Rt 015, Jalan Persemaian, Kelurahan Nunukan Barat.

Saat ditemui di Pasar Inhutani Nunukan, Rustin sedang menjajakan dagangan sayurnya kepada setiap pengunjung yang lewat.

Kali ini ibu lima anak itu, memilih menjajakan sayur dagangannya di pinggir jalan, beralaskan karung.

Hal itu dia lakukan lantaran lebih mudah dijangkau oleh pembeli ketimbang harus berjualan di dalam pasar.

Baca juga: Imbas Kapal Barang Tak Masuk Nunukan, Harga Bawang Merah di Pasar Inhutani Naik Jadi Rp 35 Ribu/Kg

"Saya jual kangkung Rp 5 ribu per ikat. Saya beli langsung sama petaninya Rp 2 ribu per ikat. Kalau sawi Rp 10 ribu per ikat. Bulan lalu, saya sempat jual Rp 20 ribu per ikat, karena panenan sawi sedikit. Kalau panen banyak harga jual sawi hanya Rp 5 ribu per ikat.

Kalau sayur kacang Rp 2 ribu per ikat, biasanya Rp 5 ribu per ikat. Lagi banjir kacang soalnya," kata Rustin kepada TribunKaltara.com.

Kali ini Rustin menjual 30 ikat sayur sawi dan kangkung. Sementara sayur bayam 50 ikat.

Dia menjelaskan, setiap hari paling banyak yang ia dapatkan dari hasil menjual sayur sebesar Rp 200 ribu.

"Paling banyak Rp 200 ribu saya dapatkan. Tapi itu tidak tentu, tergantung banyak tidaknya pembeli. Mulai subuh pukul 04.00 WITA sampai siang tadi sudah ada belasan ikat yang laku," ucapnya.

Sebelumnya, Rustin berjualan sayur keliling menggunakan gerobak.

Baca juga: Jelang Idul Adha, Harga Bawang Merah di Pasar Jamaker Nunukan Naik, Pedagang: Cabe Rp 70 Ribu/Kg

Namun, semenjak sang suami berkebun sayuran, dirinya memutuskan untuk berjualan di Pasar Inhutani Nunukan.

"Saya sudah 5 tahun jadi pedagang sayur. Dua tahun dorong gerobak keliling jualan sayur. Tapi begitu suami tanam sayur, saya jual di pasar. Jadi sayur yang saya jual ini ada yang hasil tanam sendiri ada juga saya beli dari petani sayurnya langsung," ujarnya.

Rustin menuturkan, uang hasil dagangan sayur selain untuk kebutuhan ekonomi keluarga, juga untuk membiayai 3 anaknya yang sedang menyelesaikan pendidikan sarjana di Kota Semarang, Jawa Tengah.

"Anak saya lima orang. Semua sekolah. Tiga lagi kuliah di Semarang, satu SMA dan satunya lagi SMP. Jadi selain untuk kebutuhan makan dan minum di rumah, uangnya untuk biaya sekolah anak," tuturnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved