CPNS 2021
Pelamar Formasi PPPK Guru di Kalimantan Utara Hanya Sedikit, BKD Beberkan Penyebabnya
Lima hari menjelang penutupan Calon Pegawai Negeri Sipil Provinsi Kalimantan Utara atau CPNS Kaltara, sebanyak 3.998 orang telah berhasil terdata
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Lima hari menjelang penutupan Calon Pegawai Negeri Sipil Provinsi Kalimantan Utara atau CPNS Kaltara, sebanyak 3.998 orang telah berhasil terdata dalam proses pendaftaran.
Menurut Kepala Badan Kepegawaian Daerah atau BKD Kaltara, Burhanuddin.
Hingga 21 Juli 2021, sejumlah 3.998 orang telah mendaftar dari 1.098 formasi yang tersedia.
Total keseluruhan itu 3.998 Pelamar, terdiri dari formasi CPNS itu 3.516 pelamar.
Baca juga: Pendaftaran CPNS Kaltara Diperpanjang hingga 26 Juli, Cek Perubahan Jadwalnya
"Formasi PPPK Non Guru 167 Pelamar, yang PPPK Guru 315 Pelamar," ujar Kepala BKD Kaltara, Burhanuddin, Kamis (22/7/2021).
Itu pelamar yang sudah submit di sscasn.bkn.go.id, submit itu artinya berkasnya telah terverifikasi.
Sementara itu, Kasubid Pengadaan dan Pensiun Pegawai BKD Kaltara, Arya Mulawarman mengungkapkan.
Dari 3.098 Pelamar, hanya formasi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja atau PPPK Guru yang jumlah pelamarnya masih sedikit.
Baca juga: Formasi Penyandang Disabilitas Tersedia, Pendaftaran CPNS 2021 Pemkab Berau Diperpanjang
Dari alokasi kuota sebesar 603 formasi, tercatat baru 315 pelamar hingga 21 Juli kemarin.
Menurut Arya, masih sedikitnya jumlah pelamar disebabkan oleh permasalahan Data Pokok Pendidikan atau Dapodik di Kemendikbud Ristek RI.
Lantaran seorang calon pendaftar harus mendapatkan kesesuaian data antara data di Dapodik dengan formasi PPPK Guru yang tersedia.
"Kalau dari segi pendaftaran kendalanya dari data Dapodik, karena dia kesesuaian data Dapodik harus sama dulu baru bisa daftar," kata Arya.
Baca juga: Pendaftaran CPNS dan PPPK 2021 Masih Dibuka, Berikut 10 Instansi dengan Jumlah Pelamar Tertinggi
Contoh ada guru honorer kualifikasi pendidikannya matematika, tapi ternyata waktu pendataan dia ngajar di guru Bahasa Indonesia.
"Dapodik ini berdasarkan data real yang terinput," katanya.
"Jadi saat formasi yang keluar guru Bahasa Indonesia, bukan matematika, pusing itu tidak bisa isi," tambahnya.