Virus Corona
Prosedur Isolasi Mandiri yang Benar untuk Penderita Covid-19, Siapkan Lebih dulu 5 Hal
sebelum melakukan isolasi mandiri simak lebih dahulu prosedur berdasarkan anjuran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
TRIBUNKALTIM.CO - Kasus Covid-19 mengalami lonjakan cukup tinggi dalam beberapa pekan terakhir.
Banyaknya pasien yang terkonfirmasi Virus Corona membuat fasilitas kesehatan hampir penuh.
Akibatnya pasien dengan kategori tanpa gejala ataupun gejala ringan disarankan melakukan isolasi mandiri di rumah.
Namun sebelum melakukan isolasi mandiri simak lebih dahulu prosedur berdasarkan anjuran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Berikut adalah cara isolasi mandiri di rumah yang benar sbegaiman dilansir dari laman Tribunnews dalam artikel berjudul Cara Isolasi Mandiri yang Benar, Ini Hal-Hal yang Perlu Disiapkan
Apabila tubuh mulai merasakan gejala Covid-19, sebaiknya atur jadwal untuk tes PCR di fasiitas kesehatan terdekat dan melakukan isolasi mandiri.
Baca juga: Isolasi Mandiri di Rumah karena Terpapar Covid-19? Ini 12 Hal Penting Dilakukan Agar Cepat Sembuh
Umumnya, isolasi mandiri berlangsung selama 10-14 hari setelah seseorang terkonfirmasi positif.
Namun, jika gejalanya menetap, maka durasi isolasi mandiri bisa lebih lama.
Berikut Tribunnews rangkum dari covid19.go.id, cara isolasi mandiri di rumah:
Persiapan Isolasi Mandiri
1. Menyiapkan stok obat-obatan dasar seperti vitamin C, D, ZN (zinc) atau jenis obat-obatan lain sesuai anjuran dokter.
2. Mempersiapkan alat-alat kesehatan dasar seperti thermometer atau alat pengukur suhu badan dan oxymeter yang mengukur saturasi oksigen.
3. Ketiga, mempersiapkan masker dan cairan disinfektan yang dapat terbuat dari air dengan sabun atau deterjen maupun cairan disinfektan dalam jumlah yang cukup.
4. Mempersiapkan ruangan terpisah yang tidak terakses oleh anggota keluarga lainnya.
5. Mempersiapkan daftar kontak orang terdekat dan terpercaya maupun hotline penting untuk kebutuhan darurat.
Saat Isolasi Mandiri
1. Menerapkan pola hidup bersih yang sehat dengan berolahraga 3 -5 kali seminggu, makan makanan gizi seimbang, mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas.
2. Pengelolaan sampah dan limbah harian harus dilakukan dengan hati-hati oleh pendamping, minimal yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Lalu, barang habis pakai setelah digunakan harus disimpan dalam wadah tertutup, sedangkan barang tidak habis pakai harus dibersihkan terpisah dengan barang yang digunakan oleh anggota keluarga lainnya.
3. Melakukan disinfeksi rutin khususnya kepada alat rumah tangga yang sering disentuh contohnya gagang pintu, kran, toilet, wastafel, saklar, meja atau kursi.
4. Menjamin ruangan isolasi mandiri mendapat sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik secara rutin dengan membuka jendela kamar.
5. Rutin mencatat perkembangan gejala suhu tubuh, laju nafas maupun saturasi oksigen perharinya dengan alat kesehatan yang dimiliki.
Untuk memudahkan proses pencatatanan yang akurat oleh petugas Puskesmas yang mengawasinya.
6. Pastikan isolasi mandiri 10 hari untuk kasus tanpa gejala dan 10 hari dengan kasus gejala ringan dengan tambahan 3 hari dalam keadaan tanpa gejala.
7. Jika terjadi perburukan kondisi, yang umumnya disertai gejala demam, batuk, sesak nafas cepat, dengan frekuensi lebih dari 30 kali permenit maka segera hubungi nomor darurat dan layanan dokter atau petugas puskesmas setempat.
8. Pastikan protokol saat memobilisasi pasien ke puskesmas atau rumah sakit diterapkan secara ketat. Menggunakan ambulan milik pemerintah setempat dengan petugas yang memiliki APD lengkap.
Baca juga: Perlukah Tes Swab Kembali Setelah Isolasi Mandiri, Sejumlah Dokter Beri Penjelasan
Saran dari IDI saat melakkuan isolasi mandiri
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Jember, dr Alfi Yudisianto mengatakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika warga sedang menjalani isolasi mandiri.
"Kejujuran kondisi pasien, ada pengawasan (komunikasi) dokter, juga memiliki oxymeter," ujar Alfi, Selasa (20/7/2021).
Alfi menuturkan, salah satu hal penting ketika warga isolaso mandiri adalah jujur dengan kondisi diri sendiri.
Ini karena dalam kasus konfirmasi positif Covid-19 ada yang masuk kategori ringan, sedang, dan berat.
Orang yang terpapar berciri batuk, demam, juga anosmia masih masuk kategori ringan. "Namun jika sudah ada sesak, itu masuk kategori sedang, dan seharusnya membutuhkan fasilitas kesehatan," lanjutnya.
Kepada orang yang merawat, baik tetangga maupun dokter yang memberikan konsultasi dari jauh, pasien harus jujur dengan kondisinya.
Kedua, kata Alfi, harus ada pendampingan dari dokter.
Karena saat ini kasus positif Covid-19 semakin banyak, maka layanan pendampingan dokter dilakukan dari jarak jauh. Warga bisa memanfaatkan layanan ini.
Di Kabupaten Jember, lanjutnya, layanan pendampingan dan konsultasi jarak jauh ini sudah ada.
Pasien isolasi mandiri bisa memilih dokter yang dipercayanya untuk membuat komunikasi nyaman.
Pasien isolasi mandiri, imbuhnya, juga harus melapor ke RT untuk selanjutnya supaya dilaporkan ke tenaga kesehatan wilayah, seperti Puskesmas.
Jika ada pelaporan, nantinya petugas dari Puskesmas bisa melakukan pendampingan, atau kunjungan untuk mengecek kondisi warga yang isolasi.
"Kemudian punya oxymeter. Usahakan punya alat ini. Karena ini bisa mendeteksi awal saturasi oksigen. Khawatir terjadi kasus happy hypoxia," ujarnya.
Orang yang terserang ini tidak ada merasa sesak nafas, namun ketika dicek oksigen dalam darahnya sudah di bawah kadar normal (minimal 95 persen).
"Baru terasa ketika berjalan atau beraktivitas ngos-ngosan (terengah)," lanjutnya.
Alfi menambahkan, akanlebih bagus lagi,sebelum seseorang memutuskan isoman, selain mengantongi hasil tes usap (swab), sebaiknya juga melakukan rontgen thorax.
"Lebih bagus melakukan foto thorax juga, sehingga lebih paham apa yang sebaiknya dilakukan," tegas Alfi.
Baca juga: Serangan Covid-19 Gelombang Ketiga, 3.000 Orang di Balikpapan Jalani Isolasi Mandiri
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh warga itu adalah memantau gejala klinis di tubuhnya, seperti batuk, demam, mual, kondisi indra penciuman/perasa, juga kondisi nafas.
Ketika warga positif terpapar Covid-19 yang memutuskan isoman, namun memperhatikan sejumlah hal penting di atas, Alfi berharap, tidak ada kasus fatal menimpa warga yang sedang isoman. (*)