Virus Corona
Swab Antigen & PCR Dinilai tidak Efektif Bila Dilakukan Sesaat Sebelum Vaksin, Berikut Penjelasannya
Tes Covid-19 dianjurkan dilakukan bagi mereka yang memiliki gejala seperti Covid-19 dan berstatus kontak erat dengan pasien Covid-19.
TRIBUNKALTIM.CO - Pemerintah Indonesia kini tengah menggencarkan vaksinasi Covid-19 untuk membentuk kekebalan komunal dalam mencegah Covid-19.
Selain diberikan ke orang dewasa atau lansia, vaksinasi juga dilakukan kepada anak usia 12-17 tahun.
Vaksin bukanlah obat, namun dapat merangsang timbulnya pembentukan antibodi dari tubuh.
Maka, saat terpapar oleh virus, tubuh punya antibodi untuk melawan.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya menekan penyebaran Covid-19 dan meminimalisir dampak virus terhadap manusia.
Baca juga: Siapkan KTP, Cara Mudah Download Sertifikat Vaksin Covid-19 di Pedulilindungi.id Bisa Lewat Aplikasi
Diketahui vaksin Covid-19 ini penting untuk menjaga seseorang dari infeksi penyakitnya.
Vaksin sendiri adalah produk biologi berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.
Dimana saat ia dimasukan ke dalam tubuh diharapkan mampu memicu produksi antibodi untuk memberikan kekebalan.
Sehingga, pemerintah Indonesia telah mewajibkan warganya untuk ikut melaksanakan vaksinasi
Vaksinasi Covid-19 dinilai sebagai langkah ampuh untuk mencegah penularah Covid-19 dan mencegah terjadinya perburukan apabila terinfeksi.
Menurut data Kementerian Kesehatan pada covid19.go.id, Kamis (22/7/2021) jumlah penerima vaksin dosis pertama di Indonesia ada 43.155.795 orang.
Baca juga: Bupati Paser Sebut Mayoritas Warga yang Positif Covid-19 dengan Gejala Berat Belum Divaksinasi
Sedangkan penerima vaksin dosis kedua sudah mencapai 16.896.200.
Dikutip dari primayahospital.com, dari TribunWow.com dengan judul Perlukah Melakukan Swab Antigen atau PCR sebelum Mendapat Vaksin Covid-19? Simak Penjelasannya, dr. Tolhas Banjarnahor, Sp.PD, menyebut ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan sebelum mendapat vaksin.
Salah satunya adalah dengan menjaga kondisi tubuh untuk memastikan kondisi tubuh fit sebelum divaksin.
Bagi yang memiliki penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes melitus, asma dan beberapa penyakit lainnya; maka mereka harus memastikan kondisi kesehatannya terkontrol dengan baik.
“Sebaiknya seseorang yang memiliki penyakit kronis perlu melakukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut untuk mengetahui apakah penyakitnya sudah terkontrol atau belum," ujarnya.
"Pada kondisi tertentu, seseorang dengan penyakit kronis diperlukan rekomendasi dari dokter yang merawat apakah boleh mendapatkan vaksin atau tidak.”
Baca juga: Satgas Covid-19 Nunukan Gelar Vaksinasi Massal, Peserta yang tak Terdaftar Diarahkan Pulang
Namun, perlukah melakukan tes Covid-19 sebelumnya untuk penerima vaksin?

dr. Tolhas menyebut hingga kini belum ada anjuran dari pemerintah yang menyebut perlunya melakukan hal tersebut.
“Cukup mengisi lembar screening yang telah disiapkan sebelum vaksinasi dilakukan untuk menentukan apakah seseorang bisa mendapatkan vaksin atau tidak,” jelasnya.
Hal itu juga dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan penerima vaksin.
Lalu, dikutip dari indonesiabaik.id, dijelaskan bahwa tidak semua penerima vaksin perlu melakukan tes Covid-19.
Pemeriksaan swab antigen dan tes PCR dinilai tidak efektif bila dilakukan pada seluruh penerima vaksin.
Tes Covid-19 dianjurkan dilakukan bagi mereka yang memiliki gejala seperti Covid-19 dan berstatus kontak erat dengan pasien Covid-19.
Baca juga: Jangan Khawatir Pemberian Vaksin pada Anak Aman, Dokter Sebut Tidak Menimbulkan Sakit
Berikut alasan mengapa tes Covid-19 tidak dianjurkan bagi seluruh penerima vaksin:
1. Bila ada orang Covid-19 tanpa gejala tak sengaja divaksin, tidak akan memberi efek yang berbahaya.
2. Kemungkinan efektifitas vaksin bisa turun karena sistem imun sedang melawan virus.
3. Vaksin tidak menyebabkan perburukan kondisi infeksi Covid-19.
Berikut beberapa orang yang dianjurkan ditunda menerima vaksin:
1. Seseorang dengan riwayat alergi terhadap vaksin atau komposisi yang ada di dalam vaksin dan seseorang yang dapat mengalami reaksi alergi yang parah terhadap vaksin.
2. Seseorang dengan riwayat penyakit pembekuan darah yang tidak terkontrol.
3. Seseorang dengan kelainan atau penyakit kronis (gangguan jantung berat, hipertensi yang tidak terkontrol, diabetes melitus yang tidak terkontrol, penyakit ginjal yang berat, penyakit hati, tumor, dan penyakit kronis yang tidak terkontrol lainnya).
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua di Tarakan, Target Suntik untuk Guru dan Pelayan Publik
4. Seseorang dengan riwayat gangguan sistem imun atau mendapat terapi yang mengganggu sistem imun dalam 4 minggu terakhir.
5. Riwayat epilepsi atau penyakit gangguan penurunan fungsi saraf.
7. Ibu hamil dan menyusui (dianjurkan untuk berkonsultasi dahulu dengan dokter kandungan).
8. Seseorang yang baru terinfeksi Covid-19.
dr. Tolhas mengimbau, walaupun sudah menerima vaksin, namun harus tetap melakukan pola hidup sehat seperti makan-makanan dengan gizi seimbang, melakukan olah raga dengan rutin dan teratur, istirahat dengan cukup, serta mengkonsumsi vitamin dan mineral.
“Karena vaksin tidak bisa mencegah 100% infeksi Covid-19, maka kita harus tetap menerapkan protokol kesehatan 3 M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak),” ujarnya. (*)